Peringati Hari Jadi ke-69 Tahun, BI Bekerjasama dengan FEB UI Selenggarakan BI Mengajar 2022, “Memantapkan Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi”

0

Peringati Hari Jadi ke-69 Tahun, BI Bekerjasama dengan FEB UI Selenggarakan BI Mengajar 2022, “Memantapkan Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (26/8/2022) Bank Indonesia (BI) memilih Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) sebagai tuan rumah penyelenggaraan BI Mengajar 2022, bertajuk “Memantapkan Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi” secara hybrid di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat, Jumat (26/8). Acara ini untuk memperingati Hari Jadi BI ke-69 Tahun.

Narasumber dalam BI Mengajar 2022 ialah Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dengan moderator Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D.

Untuk memulai jalannya acara, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., memberikan sambutan bahwa BI Mengajar 2022 merupakan salah satu bukti nyata keterlibatan UI dengan pemerintah, regulator, dan industri yang bisa memberikan dampak nyata konkrit terkait pemulihan ekonomi Indonesia dan juga memberikan nilai tambah bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan kebanksentralan. Tema pada BI Mengajar sangat relevan sebagai wujud nyata kontribusi BI dalam membantu menjaga stabilitas dan memulihkan ekonomi juga melanjutkan berbagai upaya transformasi di BI untuk menjaga keberlanjutan kredibilitas bank sentral dalam perekonomian nasional. Terlebih lagi, saat ini Indonesia menghadapi berbagai macam ketidakpastian yang dapat berdampak pada stabilitas perekonomian, termasuk di dalamnya sistem moneter, salah satunya disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia.

Deputi Gubernur Senior BI akan berbagi pengalaman bersama para mahasiswa tentang (1) peran bank sentral dalam perekonomian; (2) kerangka bauran kebijakan nasional dan bank Indonesia; (3) inovasi bank sentral digital terdepan; (4) perkembangan ekonomi terkini; dan (5) respon bauran kebijakan. “Saya mewakili Pimpinan UI mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Bank Indonesia ke-69, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, semoga BI semakin memantapkan kontribusi nyatanya terhadap perekonomian nasional,” ujar Prof. Ari di akhir sambutannya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti memaparkan bahwa di Indonesia, bank sentral menjadi sebuah lembaga atau instansi keuangan yang bertanggung jawab membuat dan menjalankan kebijakan moneter untuk menciptakan aktivitas ekonomi yang stabil pada suatu negara. Tugas bank sentral diantaranya menjaga stabilitas nilai mata uang, tingkat inflasi, dan lain-lain terkait dengan sistem keuangan suatu negara. Peran dan kebijakan bank sentral dalam perekonomian Indonesia diatur oleh UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan, mencerminkan BI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas sistem keuangan termasuk dalam pelaksanaan pencegahan krisis.

Peran BI sebagai bank sentral dalam kancah perekonomian Indonesia, yaitu memelihara cadangan devisa negara, mengawasi perbankan, mengawasi kinerja lembaga keuangan, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, sebagai jaring pengamanan sistem keuangan, menciptakan uang giral, menjadi perantara keuangan, mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa seputar perbankan, serta menjalankan riset dan pemantauan.

Menurut destry, bauran kebijakan BI guna mendukung pemulihan ekonomi nasional meliputi pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar primer beserta burden sharing, fasilitas repo korporasi kepada BI (via bank), pinjaman likuiditas khusus. Selain itu, sinergi pemulihan sebagai langkah menuju Indonesia Maju yang BI lakukan dengan menstabilisasi nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, penyediaan dana likuiditas, penurunan giro wajib minimum (GWM), pelonggaran kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran tunai dan non-tunai.

Di sisi lain, ekonomi keuangan digital di Indonesia akan bertumbuh dan meningkat hingga mencapai USD 146 miliar pada 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga. Tingginya ekonomi keuangan digital di Indonesia diperkuat dengan penetrasi internet yang tinggi serta semakin meratanya konsumen digital bukan hanya penduduk kota besar tetapi mulai masuk ke penduduk di daerah.

“Salah satu arah kebijakan BI untuk ekonomi keuangan digital 2025, yaitu mendorong UMKM menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan digitalisasi, ekonomi nasional lebih tahan dari gejolak global dengan penciptaan lapangan kerja yang besar dan inklusif. BI juga menciptakan blueprint sebagai sistem pembayaran Indonesia yang dapat menavigasi sistem pembayaran nasional di era digital, dan blueprint pembangunan pasar uang untuk membangun pasar uang modern dan maju di era digital guna mendukung ekonomi keuangan digital 2025,” ungkap Destry.

“Transaksi pembayaran digital turut mendisrupsi peran BI dalam sistem pembayaran. Perubahan ini sebagian besar didorong oleh metode sistem pembayaran digital. Hal ini dikarenakan pergeseran perilaku masyarakat dan ekspansi merchant. Akselerasi pasar uang untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter dan mendorong pembiayaan bagi pembangunan, melalui pengembangan infrastrukur dan instrumen pasar uang serta sekuritisasi dan lindung nilai bagi pembiayaan jangka panjang,” demikian Destry menutup sesinya.