Menatap 2025–2029, FEB UI Gelar Paparan Publik Tujuh Calon Dekan dengan Gagasan Transformasional

Menatap 2025–2029, FEB UI Gelar Paparan Publik Tujuh Calon Dekan dengan Gagasan Transformasional

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK, 15 Mei 2025 – Setelah melalui proses seleksi administrasi, Panitia Seleksi Calon Dekan (PSCD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyelenggarakan Paparan Publik Calon Dekan Periode 2025–2029, yang menjadi ruang penyampaian visi, misi, dan program kerja dari para calon pimpinan FEB UI ke depan, yang berlangsung di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat FEB UI, Kamis (15/5).

Calon Dekan FEB UI Periode 2025–2029 terdiri dari tujuh kandidat, yaitu (1) Arief Wibisino Lubis, Ph.D.; (2) Yulianti Abbas, Ph.D.; (3) Assoc. Prof. Siti Nuryanah, Ph.D.; (4) Prof. Dr. Sylvia Veronica N.P. Siregar; (5) Prof. Dr. Ir. T. Ezni Balqiah; (6) Prof. Desi Adhariani, Ph.D.; dan (7) Prof. Dr. Ratna Wardhani.

Acara dibuka oleh Laporan Ketua PSCD, Dr. Femmy Roeslan (Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI) yang memperkenalkan susunan tim PSCD yang dibentuk berdasarkan Keputusan Rektor UI No. 649/SK/R/UI/2025, terdiri dari lima anggota yang mewakili berbagai elemen fakultas dan alumni, serta didukung oleh tim sekretariat dan staf pendukung dari Humas DOSPEM-IR dan IT FOrSE FEB UI.

Selanjutnya, memaparkan perkembangan proses pemilihan Dekan FEB UI periode 2025–2029, diawali dengan proses seleksi dengan pendaftaran dan unggah dokumen yang dibuka pada 16–29 April 2025. Sosialisasi pendaftaran dilaksanakan pada 21 April 2025. Dari 10 pendaftar, sebanyak tujuh orang dinyatakan lolos seleksi administrasi setelah melalui proses verifikasi yang ketat, dan diumumkan secara resmi pada 7 Mei 2025.

Femmy melanjutkan, PSCD membuka akses publik terhadap video gagasan dan rencana kerja para calon dekan melalui situs resmi fakultas selama 8–12 Mei 2025. Civitas akademika juga diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan melalui tautan yang disediakan. Paparan Publik yang berlangsung secara hybrid pada 15 Mei ini menjadi forum penting bagi para calon dekan untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka sebagai calon pemimpin FEB UI selama lima tahun mendatang.

Agenda berikutnya adalah Asupan Publik yang akan berlangsung pada 16–22 Mei 2025. Berdasarkan hasil paparan publik dan asupan publik, PSCD akan menyerahkan daftar calon dekan kepada pimpinan UI pada 22 Mei 2025 mendatang. Penilaian oleh Pimpinan UI dijadwalkan berlangsung 24 Mei–16 Juni 2025, dan pengumuman dekan terpilih akan dilakukan setelah proses wawancara. Pelantikan Dekan FEB UI terpilih dijadwalkan pada 23 Juni 2025 oleh Rektor UI.

“Proses pemilihan ini berlangsung transparan dan partisipatif, menghasilkan pemimpin terbaik bagi FEB UI,” ungkap Femmy.

Arief Wibisono Lubis, Ph.D.: “FEB UI Through Time: Towards a Resilient, Outstanding, and Impactful (ROI) + 9 Institution”

Arief Wibisono Lubis resmi mengusung visi ‘FEB UI: Resilient, Outstanding, and Impactful (ROI) +9’ dalam pencalonannya sebagai Dekan FEB UI periode 2025–2029. Arief menekankan pentingnya penguatan ketangguhan institusi, keunggulan akademik, serta kontribusi nyata FEB UI terhadap masyarakat, dunia usaha, dan kebijakan publik.

Arief menyampaikan, pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) FEB UI selama 2022–2024 yang konsisten di atas 100% menjadi dasar kuat untuk melanjutkan transformasi yang berkelanjutan. Ia juga menyoroti posisi UI sebagai universitas terbaik di Indonesia dan mengajak civitas akademika FEB UI untuk berperan aktif dalam mewujudkan kontribusi nasional berdampak dan reputasi global yang diakui.

Strategi kepemimpinan Arief bila menjadi Dekan FEB UI dirancang melalui tiga pilar utama, di antaranya (1) Outstanding teaching and learning experience (menyediakan pengalaman pembelajaran unggul yang adaptif dan relevan); (2) Outstanding research with meaningful impact  (mendorong riset berkualitas tinggi yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kebijakan dan praktik), dan (3) Impactful engagement with policy makers, industry, and community (memperluas keterlibatan institusi dengan para pembuat kebijakan, pelaku industri, dan masyarakat luas).

Untuk mendukung tiga pilar tersebut, Arief merancang empat ekosistem penguatan kelembagaan, yaitu facility upgrading (embaruan infrastruktur dan sarana akademik); human capital development (pengembangan kapasitas SDM dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa); funding diversification (diversifikasi sumber pendanaan melalui kemitraan strategis untuk meningkatkan pendapatan non-biaya pendidikan); serta governance, risk, and compliance (penguatan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan berbasis integritas dan transparansi).

Melalui pendekatan ROI + 9, Arief juga menegaskan pentingnya menjunjung tinggi 9 Nilai UI: kejujuran, keadilan, keterpercayaan, kemartabatan, tanggung jawab, kebersamaan, keterbukaan, kebebasan akademik, dan kepatuhan terhadap aturan. “Saya siap memimpin FEB UI dengan semangat kolaboratif, strategis, dan inklusif untuk membawa fakultas menuju lompatan kualitas institusional yang berdaya tahan, unggul secara akademik, dan berdampak nyata bagi bangsa dan dunia,” tutur Arief.

Yulianti Abbas, Ph.D.: “FEB UI: Past, Present, and The Power to Transform Tomorrow”

Yulianti Abbas mengawali pemaparan materi dengan refleksi atas kekuatan dan tantangan FEB UI saat ini. Yuli menyebut bahwa fakultas telah mengantongi akreditasi bergengsi dan didukung jejaring alumni yang kuat, namun masih menghadapi kendala seperti rigiditas birokrasi PTNBH, ketergantungan terhadap uang kuliah, beban kerja dosen yang tinggi, serta keterbatasan kapasitas internasionalisasi.

Melalui analisis SWOT, Yuli menyusun strategi untuk menjadikan FEB UI sebagai lembaga terdepan dalam inovasi ekonomi dan bisnis yang secara berkelanjutan memiliki relevansi tinggi di tingkat nasional maupun global. Yuli menegaskan pentingnya posisi strategis FEB UI yang secara aktif membentuk masa depan dengan pertumbuhan berkelanjutan dan relevansi jangka panjang.

Beberapa program unggulan yang dirancang Yuli meliputi:

  1. Diversifikasi pendapatan melalui program eksekutif, kemitraan industri, jasa konsultasi, dan program internasional.
  2. Penguatan endowment fund melalui kampanye ‘FEB UI untuk Bangsa’ dengan target dana Rp100 miliar dalam 5 tahun.
  3. Akselerasi internasionalisasi untuk meraih Triple Crown Accreditation dan masuk QS World Ranking Top 150 untuk seluruh departemen.
  4. Kemitraan strategis dengan industri dan regulator, program beasiswa serta magang global.
  5. Transformasi digital melalui cyber education dan kursus non-gelar berbasis daring.
  6. Penguatan tata kelola lewat transparansi, manajemen risiko kelembagaan, dan pengendalian internal.
  7. Pengembangan SDM berbasis insentif kinerja, internasionalisasi talenta, dan reformasi sistem anggaran.

Program jangka pendek (Quickwin) juga telah disusun sebagai berikut:

  1. Dalam 3 bulan: pembentukan Dana Abadi, Town Hall Virtual, dan Leaders Talk.2.
  2. Dalam 6 bulan: peluncuran Center of Research Excellence dan Dean’s Industry Roundtable Series.
  3. Dalam 12 bulan: reformasi insentif dosen dan tendik, serta peluncuran kelas daring khusus

“Saya mengajak seluruh elemen FEB UI untuk bersama-sama membangun masa depan yang progresif dan berdampak. Ia menegaskan komitmennya terhadap pertumbuhan berkelanjutan, transformasi digital, dan internasionalisasi untuk mengantarkan FEB UI ke era baru yang lebih terdepan,” kata Yuli.

Assoc. Prof. Siti Nuryanah, Ph.D.: “Fostering FEB UI: Fortitudinous, Ethical, and Brilliant

Siti menekankan pentingnya ketangguhan mental, etika profesional, dan kecerdasan strategis untuk mendorong FEB UI menjadi institusi unggul dan berdampak di tingkat nasional maupun internasional.

Dalam paparannya, Siti menggambarkan tantangan zaman VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dan BANI (Brittle, Anxious, Nonlinear, Incomprehensible) yang menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk adaptif, tangguh, dan visioner. Menurutnya, kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan harus dipandang dari lima aspek yaitu waktu, sosial, mental, fisik, dan finansial.

Siti menyoroti pentingnya penguatan profesionalisme, tata kelola, dan jejaring. Siti memiliki latar belakang akademik dan profesional yang kuat, dengan pengalaman sebagai dosen dan peneliti di Australia (Monash dan Victoria University), serta sebagai konsultan dan narasumber berbagai kebijakan fiskal dan perpajakan nasional.

Sebagai wujud konkret dari visi tersebut, Siti memperkenalkan tujuh program prioritas CERCLE UI, yaitu:

  1. Certification Kolaborasi dengan asosiasi profesi untuk mendorong sertifikasi dosen dan mahasiswa.
  2. Empowerment – Peningkatan kapasitas SDM berbasis empati dan kinerja.
  3. Research – Penguatan ekosistem riset dan pendanaan berbasis kolaborasi internasional.
  4. Collaboration – Konektivitas global dan jejaring strategis lintas sektor.
  5. Leadership – Kepemimpinan berbasis nilai dan akuntabilitas.
  6. Ethics – Penanaman nilai integritas dan tanggung jawab sosial.
  7. UI Values – Internalisasi 9 nilai utama Universitas Indonesia dalam seluruh aspek kelembagaan.

Dalam 100 hari pertama, Siti menargetkan sejumlah quick win, termasuk evaluasi sistem beban kerja dosen (BKD), penerapan kontrak kinerja berbasis merit system dan transparansi, serta penyesuaian remunerasi dosen. Siti juga menekankan akselerasi akreditasi internasional dan penguatan jalur karier profesional mahasiswa, termasuk pemberian gelar MBA serta program sertifikasi bersama asosiasi profesi. “Saya mengajak untuk civitas akademika untuk bersama-sama membangun FEB UI sebagai institusi yang kuat secara mental, tinggi integritas, dan unggul berkualitas kualitas,” ucap Siti.

Prof. Dr. Sylvia Veronica N.P. Siregar: Lima Sasaran Strategis Menuju Keunggulan Global dan Tata Kelola Unggul

Prof. Sylvia menawarkan arah kepemimpinan yang berbasis pada riset berdampak, inovasi strategis, dan tata kelola unggul, dengan mengusung lima sasaran strategis utama, mencakup:

  1. Empowering Entrepreneurship mendorong kewirausahaan melalui dana abadi, kemitraan strategis, dan pengembangan ekosistem bisnis.
  2. Global Competitiveness memperkuat keterlibatan internasional serta peningkatan kualitas dan daya saing SDM.
  3. Impactful Research and Innovation membangun pusat riset unggulan, kolaborasi global, serta memperluas hasil riset dan sitasi internasional.
  4. Improving Education Access and Quality menjamin akses pendidikan tinggi yang berkualitas, didukung kurikulum mutakhir dan fasilitas yang memadai.
  5. Good Governance and Cultural Transformation – menguatkan sistem tata kelola berbasis sembilan nilai UI, reformasi budaya kerja, dan sistem pengendalian risiko yang transparan.

Mengusung semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, Prof. Sylvia menegaskan komitmennya menjadikan FEB UI sebagai institusi berkelas dunia yang kompetitif secara global, berdampak secara nasional, dan terdepan dalam tata kelola pendidikan tinggi.

Prof. Dr. Ir. T. Ezni Balqiah: “FEB UI yang Bereputasi, Kolaboratif, dan Impactful”

Prof. Ezni mengusung enam pilar strategi utama dalam rangka meningkatkan reputasi dan daya saing FEB UI. Strategi pertama difokuskan pada Enhancing Institutional Reputation melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan akreditasi nasional maupun internasional. Melalui evaluasi mutu akademik dan pendampingan sistem manajemen mutu di setiap unit, diharapkan tercapai lulusan yang lebih kompetitif serta eksposur internasional yang meningkat bagi mahasiswa dan dosen.

Di bidang Intellectual and Research Impact, Prof. Ezni mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas riset yang berdampak global. Berbagai program seperti hibah kolaboratif, pengembangan MOOC, executive education, mentorship kewirausahaan, serta sertifikasi profesi diimplementasikan untuk mendorong reputasi keilmuan dan penelitian FEB UI dalam pemeringkatan global seperti THE dan QS.

Strategi selanjutnya adalah Network Expansion yang memperkuat jejaring akademik internasional, kolaborasi penta-helix, dan keterlibatan alumni. Program seperti promosi KKI untuk mahasiswa asing dan pendampingan institusi di daerah 3T turut mendongkrak jumlah mahasiswa internasional, meningkatkan dana abadi alumni, serta memperluas reputasi nasional dan global FEB.

Untuk mendukung kualitas SDM, pilar Human Capital difokuskan pada rekrutmen talenta unggul, pengembangan Tri Dharma, monitoring jenjang karir, serta penguatan peran dosen pembimbing. Dampaknya adalah peningkatan profesionalisme sivitas akademika, penurunan angka putus studi, serta kelulusan tepat waktu.

Dalam aspek Digitalization and Infrastructure, Prof. Ezni menekankan digitalisasi pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat melalui MOOCs berbayar serta peningkatan kualitas sarana yang didukung industri dan alumni. Inisiatif ini juga diarahkan untuk mengoptimalkan aset sebagai sumber pendapatan non-BP.

Terakhir, melalui strategi Environmental, Social, and Governance (ESG), FEB UI memperkuat komitmennya terhadap prinsip tata kelola yang bersih dan akuntabel. Program terintegrasi dengan lima tema strategis lainnya mendukung peningkatan layanan dan memperkuat posisi FEB UI sebagai pelopor kampus hijau melalui Green Metric.

Prof. Desi Adhariani, Ph.D.: “Tradisi Unggul – Transformasi Inklusif”

Prof. Desi menekankan pentingnya percepatan transformasi digital, penguatan kewirausahaan, serta integrasi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) dalam seluruh aspek pendidikan dan tata kelola FEB UI. Dalam analisis kondisi saat ini, Prof. Desi mengungkapkan bahwa FEB UI memiliki kekuatan berupa akreditasi internasional ganda, capaian IKU yang tinggi, serta infrastruktur pembelajaran digital yang telah mapan. Namun, ia juga menyoroti tantangan berupa disrupsi teknologi, ketatnya persaingan global, dinamika regulasi, dan meningkatnya tuntutan kontribusi sosial-lingkungan.

Visi kepemimpinan Prof. Desi adalah menjadikan FEB UI sebagai pusat pembelajaran ekonomi-bisnis yang unggul, berdampak secara nasional dan global, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, pengembangan manusia, dan keberlanjutan lingkungan. Dari visi tersebut, Prof. Desi merancang lima misi utama, yaitu mengembangkan pendidikan inovatif dan berdaya saing global; menghasilkan riset berkelas dunia; mencetak pemimpin adaptif dan digital-savvy; memperkuat tata kelola yang profesional dan kolaboratif; serta mengintegrasikan keberlanjutan dalam sistem pendidikan dan keuangan.

Untuk merealisasikan visinya, Prof. Desi menyusun rencana strategis berdasarkan prinsip Triple Bottom LineProsperity, People, Planet. Di bidang Prosperity, ia menargetkan peningkatan pendapatan unit kewirausahaan dan endowment fund hingga Rp200 miliar, serta penguatan klaster riset dan kolaborasi internasional. Di bidang People, fokus diarahkan pada pengembangan SDM dosen dan tenaga kependidikan, ekspansi program double-degree, dan perluasan akses pembelajaran digital. Sementara itu, pada aspek Planet, ia berkomitmen menerapkan tata kelola berkelanjutan berbasis ESG dan memperkuat digitalisasi serta integritas kelembagaan.

Prof. Desi juga merinci program kerja 100 hari pertamanya, di antaranya pembentukan Hybrid-Learning Task Force, peluncuran dashboard digital FEB UI 4.0, dan program visiting scholar dari dalam maupun luar negeri. Ia menargetkan realisasi awal berupa tiga mata kuliah hybrid, data keuangan real-time di tiga unit, serta komitmen dana alumni sebesar Rp5 miliar. Pada bidang keuangan, Prof. Desi menekankan pentingnya optimalisasi dana abadi, efisiensi belanja minimal 5% per tahun, serta transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan yang dapat diaudit dan dibuka untuk publik.

“Saya mengajak seluruh civitas akademika untuk bersatu dalam mewujudkan FEB UI yang unggul, berdampak, dan berkelanjutan. Selain itu, transformasi menuju sekolah bisnis kelas dunia hanya bisa dicapai melalui integritas, kolaborasi, dan inovasi yang berkelanjutan,” pungkas Prof. Desi.

Prof. Dr. Ratna Wardhani: “Mewujudkan FEB UI Beyond Excellence: Strategi Kolaboratif untuk Memperkuat Keunggulan, Meningkatkan Reputasi Global, dan Menciptakan Dampak”

Prof. Ratna menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif berbasis N-Helix yang melibatkan alumni, industri, pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Prof. Ratna menyampaikan bahwa masa depan FEB UI harus ditopang oleh keuangan yang berkelanjutan, pemberdayaan sumber daya manusia, dan penguatan tata kelola untuk meraih triple crown accreditation (AACSB, AMBA, EQUIS) serta menembus peringkat lima besar sekolah bisnis di Asia Tenggara.

Menghadapi tantangan baru dalam pendidikan tinggi, Prof. Ratna mengusulkan pembaruan visi dan misi FEB UI agar selaras dengan transformasi UI menuju entrepreneurial university yang berdampak. Usulan visinya adalah menjadikan FEB UI sebagai pusat keilmuan ekonomi dan bisnis yang unggul, bereputasi global, dan berdampak pada pembangunan nasional. Misinya mencakup penyediaan akses pendidikan yang adil dan berkualitas global, penguatan tridarma, pembentukan individu berintegritas tinggi, serta penciptaan lingkungan akademik kolaboratif dan inklusif.

Selain itu, Prof. Ratna memaparkan kerangka strategis pengembangan FEB UI 2025–2029 yang terdiri atas lima pilar utama, di antaranya:

  1. Empowering Entrepreneurship – Mendorong kewirausahaan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan
  2. Global Competitiveness – Memperluas jejaring internasional dan memperkuat daya saing lulusan
  3. Impactful Research and Innovation – Mengembangkan pusat riset unggulan untuk menghasilkan inovasi berdampak
  4. Improving Education Access & Quality – Meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran berbasis teknologi
  5. Good Governance & Cultural Transformation – Memperkuat tata kelola, jaminan mutu, dan reformasi budaya akademik

Prof. Ratna juga menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur digital, rekrutmen talenta global, serta penguatan branding institusi. Prof. Ratna menyelaraskan program kerjanya dengan sasaran strategis Rektor UI, termasuk pengembangan endowment fund, internasionalisasi kampus, dan peningkatan kesejahteraan komunitas akademik.

“Saya berkomitmen untuk memimpin FEB UI dengan nilai-nilai integritas, keadilan, dan keterbukaan. Mari kita bersama-sama mewujudkan FEB UI yang unggul, bereputasi global, dan berdampak,” tutup Prof. Ratna.