Advisory Board FEB UI 2025: Sinergi Akademisi, Praktisi, dan Alumni untuk Menjawab Tantangan Ekonomi Masa Depan
Depok, 16 Juni 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengadakan pertemuan Advisory Board sebagai ruang dialog strategis antara akademisi, praktisi industri, pembuat kebijakan, dan alumni lintas generasi, secara hybrid di Gedung Diklat LPEM FEB UI, Salemba, Jakarta, Senin (16/6). Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan arah pengembangan akademik FEB UI dengan kebutuhan nyata dunia usaha, pemerintahan, dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D., menegaskan pentingnya forum ini sebagai sarana refleksi dan strategi bersama. Teguh menyampaikan bahwa tantangan pendidikan tinggi saat ini tidak hanya pada kualitas akademik, tetapi juga pada relevansi dan dampaknya. “Advisory Board menjadi ruang penting untuk menyatukan ide, menyusun peta jalan strategis, dan memastikan FEB UI tetap relevan serta adaptif terhadap perubahan zaman,” ujar Teguh.
Wakil Menteri BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo, yang juga anggota Advisory Board, menggarisbawahi perlunya BUMN berbasis data dan riset dalam setiap pengambilan keputusan. “BUMN tidak cukup hanya dengan intuisi, tapi perlu insight berbasis evidence. Kolaborasi dengan akademisi seperti FEB UI sangat vital untuk mendukung transformasi BUMN ke depan,” tegas Tiko sapaan akrabnya.
Tiko menekankan pentingnya riset-riset yang aplikatif untuk menjawab kebutuhan sektor publik dan korporasi, terutama dalam menghadapi tekanan global dan ekspektasi keberlanjutan.
Senada dengan itu, Dekan FEB UI Terpilih Periode 2025 – 2029 Yulianti, Ph.D., yang hadir secara online, menekankan bahwa perencanaan pembangunan nasional memerlukan basis analisis yang kuat. Yuli menyoroti bagaimana hasil riset dan model dari kalangan akademik, termasuk dari FEB UI, telah menjadi referensi penting dalam kebijakan pengentasan kemiskinan, perencanaan fiskal daerah, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dari kalangan alumni, Ketua Umum ILUNI FEB UI Ubaidillah Nugraha, menyampaikan pentingnya peran alumni sebagai jembatan antara dunia kampus dan realitas profesional. Ubai menekankan bahwa ekosistem alumni dapat berkontribusi dalam mentoring, pembukaan akses industri, serta penguatan reputasi global institusi. “Alumni adalah duta kampus di berbagai sektor. Advisory Board menjadi forum strategis mempertemukan kembali gagasan dan semangat kolaboratif lintas generasi,” ujar Ubai.
Founder Du Anyam Hanna Keraf yang hadir secara online, menambahkan perspektif kewirausahaan sosial dalam pengembangan kurikulum dan pembentukan karakter mahasiswa. Ia menekankan perlunya pendekatan pendidikan yang berakar pada empati, inovasi, dan keberpihakan terhadap komunitas. “FEB UI punya peran besar dalam membentuk pemimpin masa depan yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga punya kepekaan sosial dan keberanian menciptakan dampak nyata melalui model bisnis yang inklusif,” ungkap Hanna.
Hanna juga mendorong agar mata kuliah dan program pengabdian masyarakat terus dikembangkan agar mahasiswa terpapar pada realitas akar rumput.
CEO Kitabisa.com Alfatih Timur, juga turut berbagi pandangannya tentang pentingnya pendekatan sosial dalam inovasi bisnis. Timmy mendorong FEB UI untuk mendorong pendidikan yang tidak hanya menghasilkan lulusan unggul secara akademik, tetapi juga punya kepekaan sosial tinggi. “Kita perlu lebih banyak talenta yang memahami bisnis, tetapi juga peduli pada solusi nyata untuk masyarakat,” ujar alumnus yang akrab disapa Timmy ini.
Development Economist and Professor at the Harvard Kennedy School Rema Hanna turut hadir dan menekankan pentingnya internasionalisasi dalam strategi jangka panjang kampus. Rema menyampaikan bahwa penguatan jejaring global, kolaborasi riset internasional, dan pertukaran pemikiran lintas institusi dunia akan sangat mendukung reputasi dan kapabilitas FEB UI sebagai world-class institution.
Sementara itu, Co-Partner HALODOC and Deputy Group President Director-MENSA Group Erwin Tenggono, yang juga alumni Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM) FEB UI, menggarisbawahi pentingnya penyelarasan kurikulum dengan dinamika industri yang cepat berubah. Mereka mendorong agar pendekatan interdisipliner, literasi digital, dan kesiapan kepemimpinan menjadi bagian integral dari pengembangan mahasiswa.
Pertemuan Advisory Board 2025 FEB UI ini ditutup dengan seruan bersama untuk memperkuat kemitraan strategis, baik di tingkat nasional maupun internasional, guna memajukan pendidikan ekonomi dan bisnis yang berdampak nyata.