Professor Emeretus Dorodjatun Kuntjoro-Jakti menekankan tangtangan jangka panjang ekonomi Indonesia dalam sesi seminar Transformasi Ekonomi Indonesia di Global Network Week (GNW), UI 2015 di Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MM FEB UI), Senin, 16 Maret 2015.
Di depan peserta GNW 2015, Professor Dorodjatun membahas bagaimana turbulansi ekonomi Indonesia pada saat krisis moneter di tahun 1998. Pada saat itu kredit rangking Indonesia turun dari BB+ menjadi CCC- dimana 200 bank dinyatakan bankrut. Semenjak itulah, transformasi ekonomi Indonesia bergulir dengan diberlakukannya peraturan baru untuk sektor keuangan dimana pinjaman tidak boleh melebihi 60% Gross Domestik Product.
Pada seminar sesi dengan moderator Donny Abdul Chalid, PhD Ketua Departemen Manajemen FEB UI, mahasiswa yang berjumlah 80 peserta dari anggota Global Network for Advanced Management (GNAM), Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI), mahasiswa MM FEB UI, mahasiswa di lingkungan FEB UI dan alumni membahas lebih dalam tengtang tiga hal yang menjadi tolak ukur dalam transformasi khususnya transformasi ekonomi Indonesia pada saat itu, Reformasi, Sistem Politik baru yang Demokratis, Desentralisasi.
Indonesia memiliki kekayaan alam dan jumlah populasi yang besar (usia efeketif), tantangan kedepan adalah menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia yang kuat dengan mengetengahkan kekuatan maritim. Sebagai penutup Professor Dorodjatun menegaskan bahwa tantangan bagi generasi atau pemimpin masa depan adalah memperkecil jarak antara negara berkembang dan negara maju. “GDP Indonesia saat ini menduduki urutan ke 10 dunia, Indonesia sangat memiliki potensi, dengan angka 70% diantara populasinya adalah usia pekerja. Sekarang waktunya untuk fokus kepada peningkatan kualitas dan menghindari perangkap middle class income” ujar Professor yang mejabat sebagai Menko Ekuin pada kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri.
(ed HR/PH pic HK)