9th Research Day merupakan puncak dari rangkaian Dies Natalis ke-65 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Pada acara yang akan diselenggakan pada tanggal 29 Oktober 2015 ini menghadirkan Prof. Dorodjatun Kuntojro-jakti sebagai keynote speaker. Selain itu, acara ini juga diisi oleh beberapa narasumber ternama sebagai panelis yang terdiri dari Faisal Basri (dosen/peneliti FEB UI), Prof. Iwan Jaya Azis (Guru Besar FEB UI), Rosita Uli Sinaga ( Anggota Dewan Pengurus Nasional IAI) dan Destry Damayanti (Anggota Dewan Komisioner LPS). Dalam sesi panelis yang dipandu oleh Alfito Deannova.
Sebagai bagian dari acara ini, akan ada juga launching dua buku dari dosen/peneliti FEB UI yang diterbitkan oleh penerbit internasional, Palgrave McMillan. Buku pertama berjudul Trade Strategy in East Asia From Regionalization to Regionalism oleh Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D. Buku kedua berjudul The Future of ASEAN Economic Integration oleh Kiki Verico, Ph.D.
Sesuai dengan perkembangan ekonomi global yang terjadi saat ini, maka 9th Research Day kali ini mengambil tema yang berjudul “Mainstreaming Global Imbalances Through Policy Harmonization”.Dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia, maka Indonesia menjadi semakin rentan terhadap gejolak eksternal. Perlambatan perekonomian global juga berdampak terhadap perlambatan ekonomi domestik.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama dan kuartal kedua menunjukkan kinerja yang kurang begitu menggembirakan. Dan bahkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2015 mencatat angka terendah selama periode lima tahun terakhir. Pasar yang mulai goyah dan memprediksikan bahwa Indonesia akan mengalami perlambatan sehingga memicu sentimen negatif bagi pergerakan Rupiah. Mulai menggeliatnya perekonomian AS dan ancaman bangkrutnya pemerintah Yunani menambah beban terhadap pergerakan Rupiah.Berkaitan dengan hal tersebut, maka pemerintah wajib menjaga kredibilitas kebijakannya untuk menjaga kestabilan perekonomian baik secara domestik maupun dalam rangka meminimalisir dampak tekanan eksternal. Pemerintah harus mampu mengkonsolidasikan arah kebijakan berjalan ke arah yang sama, oleh karena itu perlu adanya koordinasi antar lembaga pemerintah pada semua level kebijakan agar para pengambil keputusan tidak saling tumpang tindih dalam menjalankan kebijakan yang nantinya justru menimbulkan dampak yang kontraproduktif terhadap perekonomian.
Koordinasi tidak hanya dilakukan antara pusat dan daerah tetapi juga pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan pihak swasta. Pihak swasta harus dipandang sebagai partner yang tidak boleh dipisahkan,karena dalam pelaksanaan kebijakan tak pelak mereka merupakan salah satu ujung tombak yang dapat membantu pemerintah mewujudkan tujuannya.Tak hanya itu, stakeholder lain seperti akademisi juga termasuk salah satu pihak yang tak kalah pentingnya untuk dilibatnya terutama dalam kaitannya dengan rekomendasi kebijakan. Akademisi merupakan pihak penyeimbang yang bersifat netral karena dalam memberikan suatu rekomendasi kebijakan, akademisi harus melakukannya berdasarkan fakta dan data serta kajian yang mendalam.