Depok, 11 Oktober 2016 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Indonesian Economic Outlook untuk membicarakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam laporannya yang terbaru Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan menguat tahun ini dan tahun depan, walaupun perekonomian terbesar Asia Tenggara mengahadapi beberapa tantangan jangka pendek.
Dalam edisi pembaruan publikasi ekonomi tahunannya, Asian Development Outlook 2016, ADB memprakirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2016 sebesar 5,0%, turun dari prakiraan ADB pada bulan Maret sebesar 5,2%, dan prakiraan untuk 2017 sebesar 5,1%, turun dari prakiraan sebelumnya sebesar 5,5%. Penyesuaian prakiraan ini merefleksikan belanja investasi yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya.
Dimoderatori oleh Teguh Dartanto, Ph.D. acara Indonesian Economic Outlook ini diisi oleh pembicara yaitu Priasto Aji, Ph.D. (ADB Indonesia) dan Vid Adrison, Ph.D. (FEB UI) dan dibuka oleh Dekan FEB UI, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D.
Dikatakan Upah minimum lebih tinggi, kenaikan nilai Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan melambatnya inflasi mendorong pertumbuhan pengeluaran rumah tangga. Alokasi APBN yang lebih tinggi untuk Dana Desa dan prospek yang lebih baik di sektor pertanian akan meningkatkan pendapatan di perdesaan.
Belanja pemerintah untuk infrastruktur akan mengalami percepatan pada paruh kedua 2016, sejalan dengan pola tahunan kenaikan pengeluaran menjelang akhir tahun, namun secara keseluruhan investasi dan konsumsi pemerintah akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya dikarenakan rendahnya realisasi pendapatan. Investasi swasta akan memperoleh manfaat dari diterapkannya serangkaian paket reformasi kebijakan yang telah diumumkan Pemerintah. Beberapa perbaikan penting antara lain dibukanya peluang penanaman modal asing bagi 35 industri tambahan, dan proses izin usaha yang telah disederhanakan secara signifikan.
Para pengambil kebijakan di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai langkah untuk menghadapi risiko terhadap prospek pertumbuhan jika terjadi pemotongan anggaran dan timbulnya keterlambatan berbagai proyek infrastruktur, papar Pembaruan ADB. Laporan ini juga mencatat adanya kelemahan di pasar tenaga kerja yang dapat melemahkan kepercayaan konsumen.
Laporan terbaru ini mencatat bahwa telah terjadi penurunan jumlah pekerjaan pada periode 12 bulan sampai dengan Februari 2016, dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun jumlah pekerjaan di perdesaan meningkat.
Meskipun sektor pertanian di pedesaan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak karena keterlambatan musim panen, pasar tenaga kerja bagi pekerja berpendidikan mengalami stagnasi upah, dengan makin banyaknya lulusan pendidikan tinggi yang mengambil pekerjaan yang tidak memerlukan kualifikasi setinggi mereka, Tren ini terjadi bersamaan dengan keluarnya pekerja berketerampilan rendah, terutama perempuan, dari angkatan kerja.
Tautan: https://www.adb.org/id/news/indonesia-s-economic-reforms-continue-underpin-growth-adb