Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Memberikan Kuliah Umum di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia
DEPOK – Hari ini, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim memberikan kuliah umum untuk mahasiswa program pascasarjana ilmu manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Kuliah umum yang dimoderatori oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. ini mengambil tema “Lingkungan Bisnis & Strategis PT Freeport Indonesia”.
Bertempat di gedung pascasarjana FEB UI Depok, Chappy Hakim menyampaikan sejumlah poin utama dalam kuliah umum tersebut, antara lain mengenai tantangan & karakteristik pertambangan, kontribusi finansial dari kegiatan operasional PTFI, serta dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari operasional PTFI. Selain itu dibahas pula hal-hal penting lainnya seperti partisipasi PTFI dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 dan beberapa penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) yang diterima PTFI beberapa waktu lalu.
Kuliah umum ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama antara program pascasarjana FEB UI dan PT Freeport Indonesia, yang bertujuan untuk memperkaya wawasan para mahasiswa mengenai dunia pertambangan secara umum, dan lingkungan bisnis PTFI secara khusus.
Tentang PT Freeport Indonesia
PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan tambang kontraktor Pemerintah Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Mimika, Papua. PTFI melakukan eksplorasi, menambang, dan memproses bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Produk akhir PTFI adalah konsentrat tembaga, yaitu bijih yang telah melalui proses pengolahan.
Sebagai kontraktor Pemerintah, PTFI turut berkontribusi langsung secara finansial terhadap penerimaan negara dalam bentuk pembayaran pajak & pungutan lainnya, royalti, dan dividen. Menurut studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia tahun 2013, kegiatan operasional PTFI berkontribusi terhadap 91% PDRB Kabupaten Mimika, 37,5% PDRB Provinsi Papua, dan 0,8% PDB Indonesia.
Hingga saat ini, PTFI menyerap total lebih dari 32.600 tenaga kerja, baik karyawan langsung maupun kontraktor, dimana hampir 98% diantaranya adalah putra-putri bangsa Indonesia. Dari sekitar 12.000 karyawan langsung PTFI, 35,7% diantaranya adalah berasal dari Papua, 63% berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, dan 1,3% tenaga kerja asing.
PTFI juga melakukan investasi sosial untuk pengembangan masyarakat lokal, baik yang dikelola oleh Divisi Community Affairs PTFI dan melalui kemitraan dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Pada tahun 2015, dana investasi PTFI untuk pengembangan masyarakat lokal, baik yang dikelola langsung oleh PTFI maupun melalui kemitraan dengan LPMAK, mencapai USD 86 juta atau Rp 1,1 Triliun. Total dana investasi pengembangan masyarakat lokal dari tahun 1992-2015 mencapai USD 1,4 miliar atau Rp 13,6 Triliun. LPMAK adalah lembaga pengelola dana kemitraan Freeport bagi pengembangan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan budaya, yang beranggotakan perwakilan pemerintah lokal, para tokoh Papua, pemimpin masyarakat adat Amungme dan Kamoro, dan PTFI.