Lembaga Management FEB UI
1. World Yearbook Competitiveness 2017 – IMD Switzerland
Pada tanggal 1 Juni 2017, IMD bersama Lembaga Management FEB UI merilis peringkat daya saing sejumlah negara termasuk Indonesia dalam publikasi “The 2017 IMD World Competitiveness Yearbook”. Indonesia tahun ini menduduki peringkat ke 42 dari total 63 negara yang dilakukan survey. Peringkat tersebut naik sebesar 6 poin dari tahun 2016, namun posisi peringkat tersebut masih dibawah pencapaian pada tahun-tahun sebelumnya yaitu pada posisi 39 pada 2013 dan posisi 37 pada 2014.
2. Penyusunan Model Prediktif Pengelolaan Kredit Konsumen – Bank BUMN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan risiko terjadinya kolektabilitas kredit yang buruk, antara lain : proses bisnis, para pihak yang terlibat (debitur, Bank, kondisi eksternal).
Komponen data yang dianalisis adalah merupakan data nasabah KPR baik subsidi dan non-subsidi pada beberapa wilayah yang telah ditentukan. Metode analisis yang digunakan adalah berupa analisis statistik prediktif yang meliputi : structural equation modelling, factor analysis, cluster analysis dan descriptive analysis.
Dari hasil tersebut diharapkan dapat ditemukan bentuk usulan early warning terhadap perilaku pembayaran yang mengarah kepada terjadinya kolektabilitas kredit yang buruk serta rekomendasi solusi yang terkustomisasi berdasarkan sumber masalahnya secara mendasar, sehingga permasalahan tidak terjadi berulang di masa mendatang.
3. Survei Pasar Pupuk Non Subsidi – BUMN Pupuk
Riset Pasar dilakukan untuk menganalisis informasi mengenai profil konsumen existing yang mencakup karakteristik demografi, psikografi, dan perilaku petani (perilaku menanam dan buying behavior). Selain itu untuk membangun strategi pemasaran, disertakan pula pembahasan mengenai bauran pemasaran (marketing mix), citra merek sumber informasi, sampai dengan pengetahuan dan sikap petani terhadap pupuk keluaran PT Petrokimia Gresik, yang dibandingkan dengan pesaing terdekat, serta juga digunakan perceptual map untuk menganalisis kedekatan produk pupuk merek Phonska Plus dengan beberapa merek yang ada di pasar ini. Tujuan dari kegiatan riset ini adalah (1) Mendapatkan profile user dari produk pupuk majemuk non subsidi: mencakup profil demografi, psikografi, dan buying behavior, (2) Menentukan faktor-faktor kunci penetrasi pasar di masing-masing daerah, (3) Membuat perceptual map dari positioning merek-merek pupuk majemuk non- subsidi yang beredar di ritel, dan (4) Membuat rekomendasi strategi pemasaran, strategi merek, dan strategi positioning dari produk pupuk majemuk non subsidi.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terpandu menggunakan kuesioner persepsi dan profil penggunaan pupuk majemuk non-subsidi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Area wilayah survei yang diambil adalah wilayah sentra komoditi hortikultura di daerah Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dengan luasan lahan minimal 0,1 Ha. Metode Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan sampel adalah petani yang minimal sudah menggunakan pupuk non subsidi sebanyak 3 kali musim tanam.
4. Survei Kepuasan Pelanggan (Custody) – PT KSEI
Survey kepuasan pelanggan perusahaan supporting di Bursa Efek Indonesia yang menangani aspek custody dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan masukan perbaikan dan peningkatan berkesinambungan atas pelayanan yang diberikan kepada Pemakai Jasa, sehingga dapat memenuhi standar kriteria yang ditetapkan oleh Pemakai Jasa PT KSEI yang terdiri atas : Emiten, Anggota Bursa, dan Bank Kustodian. Penelitian ini meliputi evaluasi layanan yang didapatkan tahun lalu dan pemetaan kinerja layanan serta masukan dari para pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan tersebut. Diharapkan melalui penelitian ini didapatkan skor rating kepuasan pelanggan dan perbandingan kinerja layanan dengan tahun lalu.
Metode pengumpulan data antara lain (1) Kuesioner penilaian rating kinerja terhadap kelompok layanan, (2) Wawancara / in-depth interview terhadap sejumlah responden terpilih, dan (3) Focus Group Discussion untuk membahas prioritas isu layanan yang perlu diperbaiki serta penyusunan program rencana kerja tahun 2017
5. Studi Persepsi Stakeholder & Evaluasi Program CSR – PT Berau Coal
Kegiatan studi persepsi stakeholder dilakukan untuk mengetahui persepsi stakeholder atas keberadaan dan aktivitas operasional PT Berau Coal yang melakukan pengelolaan kegiatan tambang batu bara. Tujuan dari kegiatan penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui kontribusi program CSR Berau Coal dalam pembangunan Kabupaten Berau dari perspektif pengambil manfaat (beneficiaries) dan pemangku kepentingan (stakeholders). Selain itu kegiatan penelitian ini juga digunakan untuk mengukur efektivitas program komunikasi Perusahaan dengan para stakeholder internal maupun eksternal Perusahaan, dan khususnya media serta untuk mendapatkan hubungan antara isu internal dan eksternal dengan reputasi perusahaan. Responden dalam penelitian antara lain adalah masyarakat yang bermukim di sekitar operasional tambang, pemerintah daerah beserta aparatur jajarannya di level masyarakat, serta media baik lokal maupun nasional.
Melalui penelitian diharapkan untuk mendapatkan (1) Hasil pengukuran persepsi per kelompok stakeholder, (2) Pemetaan tingkat kepentingan dan pengaruh dari masing-masing stakeholder yang ada, (3) Efektivitas pelaksanaan program CSR, dan (4) Analisis media framing terhadap pemberitaan media lokal dan nasional.
6. Survei AWP – PT KCJ
Dalam rangka penetapan kebijakan tarif transportasi KRL, maka perlu dilakukan kajian terhadap sejumlah faktor yang mempengaruhi besaran penentuan tarif yaitu meliputi : kemampuan bayar / affordability to pay (ATP), kemauan membayar / willingness to pay (WTP) dan analisis perbandingan tarif terhadap moda transportasi lainnya melalui metode point to point (PTP) terhadap kompetitor dan moda substitusi.
Penelitian ini ditujukan untuk layanan KRL Jabodetabek untuk sejumlah relasi dan lokasi stasiun (Bogor, Jakarta Kota, Bekasi, Maja, Tanah Abang, Tangerang, Duri, dan Jatinegara). Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terhadap pengguna layanan KRL yang sudah pernah menggunakan layanan tersebut minimum 6 bulan terakhir. Pengambilan sampel dibagi berdasarkan lokasi stasiun dan pengelompokan waktu penggunaan (hari kerja/libur, pagi/siang/malam).
Hasil dari kajian ini memperlihatkan tingkat penilaian pengguna jasa atas layanan yang disediakan (stasiun, kereta, fasilitas penunjang) dengan menggunakan pendekatan pengukuran service performance (tangible, empathy, reliability, responsiveness, assurance). Selain itu, hasil kajian ini juga menghasilkan rekomendasi kisaran tarif per relasi berdasarkan anailisis ATP, WTP, dan PTP. Laporan analisis juga menyertakan hasil temuan terkait profil dan perilaku pengguna jasa layanan dalam memilih dan menggunakan layanan moda transportasi.
7. Survei Potensi KA Bandara Internasional Minangkabau – PT KAI
Seiring dengan kebijakan pemerintah dalam menyediakan layanan jasa transportasi yang aman dan nyaman, maka PT KAI berencana merealisasikan pembangunan jalur kereta api yang ditujukan untuk pengguna jasa / penumpang pesawat terbang yang melalui rute kota Padang hingga ke Bandara Internasional Minangkabau. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi dan minat calon penumpang terhadap moda transportasi KA Bandara serta analisis terhadap potensi perkembangan ekonomi daerah setempat.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner terhadap para penumpang pesawat udara berdasarkan kelompok moda transportasi yang telah ada yaitu : bus, kendaraan pribadi, taksi dan moda transportasi lainnya. Pengumpulan data ditujukan untuk menganalisis perilaku pengguna jasa dalam memilih moda transportasi saat ini serta seberapa besar minat pengguna jasa terhadap moda transportasi kereta api.
Hasil kajian memberikan masukan terkait potensi minat calon penumpang serta harapan terkait layanan/fasilitas yang perlu disediakan serta kisaran tarif yang dapat direkomendasikan berdasarkan analisisi ATP, WTP dan PTP. Selain itu hasil kajian juga dilengkapi dengan analisis terkait potensi perkembangan ekonomi daerah yang antara lain meliputi perkiraan kondii makro ekonomi, pertumbuhan sektor industri, serta pertumbuhan wisatawan.
8. Hubungan Pemodelan Perceived Philantropic Citizenship, Corporate Brand Reputation, Brand Trust, Brand Commitment dan Brand Loyalty – Hibah ke Peneliti FEB UI
Penelitian ini merupakan program hibah LM UI kepada para penelitif di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penelitian ini melibatkan 4 BUMN lintas sektor yakni PT. Pertamina, PT KAI, PT Telkom, dan PT BRI dengan menggunakan survei dan kuesioner sebagai alat bantu (baik secara online melalui Google Form dan offline) yang diadaptasi dari Walsh dan Beatty (2007), Ekrmen dan Hancer (2015), dan Shukla et al (2016). Keseluruhan responden berjumlah 400 dengan rincian 100 responden untuk tiap BUMN. Responden yang dipilih adalah mereka yang berusia diatas 18 tahun, tinggal di wilayah Jabodetabek, dan pernah menggunakan layanan dari BUMN terkait sekurang-kurangnya dalam waktu 6 bulan terakhir. Metode analisis yang digunakan yakni Structural Equation Modeling dengan bantuan SPSS dan PLS.
Penelitian ini memodelkan hubungan antara perceived philanthropic citizenship, corporate brand reputation, brand trust, brand commitment, dan brand loyalty pada konteks empat BUMN Indonesia. Melalui model hubungan antara philanthrophy citizenship dengan corporate brand trust, corporate brand commitment, dan corporate brand loyalty tersebut diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada empat BUMN tadi. Implikasi manajerialnya adalah bagaimana keempat BUMN tersebut dapat membangun, memperbaiki, atau memperkuat reputasi mereka melalui program philanthrophy citizenship yang mereka laksanakan yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan, komitmen dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.
9. Restrukturissasi Perusahaan: Pembentukan Holding BUMN Pertambangan
Semakin terbukanya pasar domestik terhadap pasar asing telah memaksa perusahaan domestik untuk dapat beroperasi dengan lebih efektif dan efisien. Perusahaan domestik harus berpikir strategis agar bisa lebih kompetitif, dapat meningkatkan skala ekonomis dan menguatkan core competencies. Bagi perusahaan besar yang melakukan diversifikasi konglomerasi, pembuatan holding adalah salah satu pilihan yang dapat dilakukan untuk dapat mensinergikan perusahaan.
Tujuan dari kajian ini adalah keinginan Pemerintah (kementrian BUMN) untuk memberikan gambaran dan rekomendasi mengenai opsi terbaik dari pembentukan holding perusahaan agar entitas yang tergabung di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang lebih baik, terarah dan dapat bersaing di pasar regional maupun global. Kajian ini juga bertujuan untuk menghitung value dari opsi holding terbaik kajian konsolidasi perusahaan. Adapun ruang lingkup kajian ini adalah beberapa perusahaan berikut anak perusahaannya dalam sebuah sektor yang sama yang ada di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dikaji selama ini telah beroperasi cukup lama dengan coverage operasi domestik dan internasional.
Dalam kajian ini, dilakukan Comprehensive Due Diligence dengan menganalisis berbagai aspek diantaranya organisasi & SDM, operasi, pemasaran, hukum, keuangan, pajak, dan aspek-aspek strategis pembentukan holding company lainnya. Untuk mendukung hal ini, maka kajian ini menganalisis baik data primer dan sekunder. Data primer di dapatkan dari interview dan focus group discusion. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data internal perusahaan dan anak perusahaan, serta data dari badan-badan yang terpercaya yang digunakan untuk menganalisis aspek eksternal.
Berdasarkan hasil kajian, terdapat dua opsi holding, yaitu pembentukan holding company dengan membuat satu perusahaan baru sebagai induknya atau dengan menempatkan salah satu perusahaan yang dianalisis sebagai induk perusahaan. Namun, setelah mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangan dari setiap aspek di atas maka dapat disimpulkan bahwa opsi kedua lebih baik daripada opsi pertama, yaitu dengan menempatkan salah satu perusahaan yang dianalisis sebagai induk perusahaan.
10. Kajian Supply Demand Housing Project
Sejalan dengan amanat yang terdapat dalam UUD 45 serta Program Pemerintah Nawacita, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan percepatan pemenuhan kebutuhan perumahan. Percepatan pemenuhan kebutuhan perumahan diwujudkan melalui pencanangan Program Sejuta Rumah secara serentak di 9 lokasi di seluruh Indonesia, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Namun untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat tantangan baik dari sisi supply rumah maupun sisi demand-nya. Berbagai perhitungan backlog perumahan pun digagas oleh beberapa badan pemerintah. Namun demikian, perbedaan metodologi dalam perhitungan backlog perumahan menyebabkan terjadinya kerancuan dalam menetapkan angka backlog perumahan yang dijadikan sebagai basis dalam mengukur target pencapaian program percepatan pembangunan perumahan. Untuk itu, diperlukan data dan informasi yang akurat terkait kondisi supply dan demand sektor perumahan, serta regulasi terkait.
Tujuan dari kajian ini , seperti yang dinyatakan oleh Konsorsium Bank BUMN sebagai User , antara lain: untuk menjelaskan kondisi supply dan profil demand perumahan di Indonesia secara umum; memberikan rekomendasi penentuan strategi percepatan pemenuhan perumahan bagi Pemerintah maupun para stakeholder perumahan; dan menyajikan data potensi ketersediaan rumah 15 tahun ke depan, dengan kondisi seperti saat ini dan dengan kondisi setelah ada upaya percepatan. Lingkup kajian ini adalah 34 provinsi seluruh Indonesia, yang meliputi 510 Kabupaten/Kota.
Kajian ini menggunakan metode olah data deskriptif dengan menggunakan data primer maupun sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan Focus Group Discussion dengan pihak pemerintah daerah, pengembang dan perbankan. Sedangkan data sekunder adalah dengan menggunakan data yang disediakan oleh badan-badan pemerintah yang terpercaya dan data dari pemerintah pusat dan daerah.
Berdasarkan hasil kajian, terdapat sebuah pulau yang memiliki backlog paling besar dibandingkan dengan daerah lainnya. Pemerataan pembangunan perumahan menjadi hal krusial sehingga wilayah pemukiman diharapkan tidak hanya terpusat di wilayah ini saja. Pembangunan wilayah pemukiman di pulau-pulau lainnya akan mendorong pemerataan aktivitas ekonomi secara nasional sehingga ketimpangan pendapatan di Indonesia dapat dikurangi. Sedangkan, berdasarkan hasil pemetaan, solusi permasalahan backlog perumahan dapat diklasifikasi menjadi empat strategi besar, yakni: prioritizing, maintaining, accelerating, dan expanding. Keempat strategi ini disesuaikan dengan kondisi surplus atau defisit lahan permukiman saat ini, serta proyeksi kebutuhan rumah di masa depan.
11. Human Resources Strategic Plan
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan seluruh fase pengembangan perusahaan. Oleh karena itu, kegagalan dalam mengelola SDM akan menimbulkan kegagalan bagi seluruh rencana yang terkandung dalam rencana jangka panjang perusahaan. Sebagai salah satu langkah dalam membangun SDM sesuai yang diinginkan dan diharapkan perusahaan, maka perlu dilakukan kajian mengenai Rencana Strategis Bidang SDM yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi dengan rencana jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, diharapkan Rencana Strategis Bidang SDM dapat mendukung pencapaian target-target dalam rencana jangka panjang perusahaan. BUMN seperti pengelola listrik , industri fertilizer , industri keuangan non bank membutuhkan jasa ini untuk memperkuat daya saingnya.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah interview, focus group discussion, dan review terhadap dokumen & data internal yang dianalisis secara kualitatif. Analisis yang dilakukan diperkaya dengan konsep manajemen sumberdaya manusia, kondisi pasar & makroekonomi serta benchmarking terhadap perusahaan sejenis. Interview dan focus group discusion dilakukan untuk menggali permasalahan stratejik yang harus diselesaikan dengan cepat. Review terhadap dokumen terkait dan data internal maupun eksternal dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan dan peluang perusahaan di pasar. Semua informasi yang didapatkan dari aktivitas di atas kemudian diolah dan dianalisis untuk menghasilkan rencana stratejik yang dapat menyelesaikan permasalahan perusahaan, baik dalam hal penguatan SDM secara kuantitas maupun secara kualitas. Lebih jauh, kajian ini juga melihat apakah struktur organisasi saat ini sudah cukup baik dalam menangkap peluang di pasar. Kemudian juga dilihat apakah karir sudah dibuatkan sistem yang mendukung dan dapat memotivasi kinerja pegawai.
Kesimpulan dari hasil kajian ini adalah perusahaan masih terbuka untuk melakukan perbaikan dalam banyak hal. Pertama, untuk mengembangkan struktur untuk dapat mencapai rencana jangka panjang perusahaan. Kedua, perusahaan harus melakukan retaining and development terhadap pegawai untuk menekan tingkat turnover yang besar. Ketiga, sistem karir dinilai perlu diperbaiki dengan mengutamakan promosi pegawai dari internal. Terakhir, perusahaan juga perlu mengembangkan sistem knowledge management yang dapat meningkatkan kualitas pegawai agar memiliki efektivitas yang tinggi.
12. Analisis Potensi Pasar
Pengembangan bisnis adalah sesuatu hal yang wajib bagi sebuah perusahaan. Pengembangan bisnis ini merupakan jawaban atas tantangan-tantangan yang muncul. Hal ini dapat terjadi pada semua perusahaan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan sebuah kajian yang dapat mengetahui potensi-potensi pasar baru agar dapat dijadikan target perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Bagi industry perbankan , pemahaman atas updates perkembangan industry di seluruh propinsi dan Kabupaten/Kota adalah kebutuhan mutlak. LM FEB UI menjadi fasilitator untuk melaksankan riset tersebut. Oleh karena itu, kajian ini mencoba untuk melakukan pemetaan potensi pasar baru sebagai dasar kebijakan dalam pengembangan bisnis. Pemetaan ini dilakukan dengan cara menggunakan data-data makroekonomi seperti PDB, PDRB, arus komoditas, dan data focus group discussion untuk mengetahui tren-tren industri yang mengalami pengembangan dan mempunyai prospek kedepannya.
Cakupan dari kajian ini adalah 34 propinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Analisisnya bersifat kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih baik. Analisis kuantitatif didapatkan dari data sekunder dari berbagai sumber yang terpercaya, sedangkan analisis kuantitatif didapatkan dari interview dan focus group discussion terhadap pelaku dan pengamat industri yang memiliki pemahaman menyeluruh mengenai industri terkait.
Kajian ini sendiri menggunakan beberapa pendekatan dalam melakukan analisis pasar. Pertama, melakukan analisis dengan mengunakan data PDB dan PDRB untuk melihat komoditas yang dinilai potensial. Kedua, melakukan analisis dengan menggunakan data arus komoditas untuk melihat pergerakan barang dan titik mana saja yang dapat dijadikan hub oleh perusahaan. Ketiga, melakukan analisis dengan menggunakan data dari narasumber atau ahli BUMN sehingga dapat mengenali pasar BUMN yang berpotensi untuk dilakukan kerjasama.
Kajian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat komoditas tertentu yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi dan stabil dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa komoditas ini kedepannya akan dapat menjadi potensi pasar baru yang bisa digarap oleh perusahaan. Selain itu, beberapa propinsi juga dinilai memiliki potensi sebagai hub dikarenakan aktivitas pergerakan barangnya yang cukup tinggi. Hasil lainnya adalah masih banyak perusahaan BUMN yang memiliki potensi untuk diajak bekerjasama, walaupun secara kesehatan perusahaan kurang meyakinkan.
13. Human Resources Audit
Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang aktivitas perusahaan, karena merupakan penggerak agar perusahaan dapat terus beroperasi. Kemampuan bersaing organisasi dapat dicapai melalui pengelolaan SDM yang baik, sehingga SDM yang dimiliki mampu menciptakan competitive advantage. Pengelolaan SDM harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan (Preffer, 1995) sehingga memungkinkan organisasi untuk mencapai competitive advantage atas para pesaingnya (Singh, 2010; Chen, 2010). HR Audit merupakan suatu proses meninjau (review) secara komprehensif suatu sistem dan/atau proses suatu organisasi apakah sudah memenuhi kebutuhan atau proyeksi masa depan kebutuhan fungsi SDM organisasi. HR Audit akan membantu organisasi dalam mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Kajian ini bertujuan untuk melakukan audit terhadap strategi dan sistem SDM, kompetensi dan impact. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk merumuskan rekomendasi area improvement yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan besar seperti pengelola utilitas membutuhkan jasa ini untuk meningkatkan produktivitas SDM . LM FEB UI menjadi fasilitator konsultan yang membantu kebutuhan perusahaan tersebut .
Metode yang digunakan dalam kajian ini terbagi atas empat hal, yaitu Interview, Document Review, Observasi dan Kuesioner. Interview dilakukan terhadap para manajer di bawah direksi. Adapun dokumen yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan kondisi pengelolaan SDM saat ini. Observasi dilakukan dengan melihat kondisi pengelolaan SDM di lapangan. Sedangkan kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan SDM yang sudah dilakukan.
Data yang digunakan adalah data primer yang dipadukan dengan data sekunder. Jenis analisis yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menambahkan benchmarking pada perusahaan sejenis di industri terkait atau yang mendekati. Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran perbandingan yang faktual.
Hasil dari kajian ini adalah perusahaan harus dapat mengimbangi antara pertumbuhan bisnis dengan kuantitas dan kualitas SDM yang mendukung bisnis secara keseluruhan. Hal ini menjadi penting karena pengadaan kuantitas dan kualitas SDM yang diperlukan dinilai belum optimal sehingga perlu menjadi perhatian bagi perusahaan. Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan kompensasi, penilaian kerja, dan jalur karir. Selain itu, Departemen SDM harus mampu meningkatkan kapasitasnya sebagai partner bisnis dengan membangun strategi dan sistem yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan.
14. Evaluasi Kerjasama Bisnis
Perusahaan A telah memulai kerjasama dengan perusahaan B sejak puluhan tahun yang lalu dimulai dengan sebuah produk. Produk tersebut berevolusi dan bertambah, hingga saat ini kerjasama tersebut mengelola dua produk utama. Setelah sekian lama bekerjasama, tidak diperoleh perkembangan yang signifikan baik dari sisi pertumbuhan pendapatan, kontribusi pendapatan terhadap total pendapatan maupun aspek lainnya. Untuk itu, diperlukan kajian ini untuk mengevaluasi kerjasama tersebut. Sinergi BUMN adalah prioritas yang dikembangkan pemerintah saat ini . Kebutuhan industri Perbankan untuk memahami kerjasama dengan sejawatnya di industri Pos perlu dipertajam . Tugas ini dikerjakan LM FEB UI untuk memastikan value creation yang lebih tinggi bagi BUMN. Kajian ini memiliki beberapa tujuan yaitu, memperoleh overview kerjasama bisnis perusahaan A dan B yang dilihat dari sudut pandang nasabah & perusahaan A. Selain itu, kajian ini ingin memperoleh overview efektivitas kerjasama yang selama ini berjalan. Terakhir, kajian ini bertujuan untuk menggali informasi atas bisnis eksisting dan potensi kerjasama lain yang dapat dilakukan antara kedua perusahaan.
Kajian ini menggunakan dua jenis data dalam pengerjaannya. Pertama, data primer yang di dapatkan dari hasil FGD, mystery shopping, dan observasi kepada para nasabah dan pegawai perusahaan. Pencarian data ini dilakukan pada cabang atau outlet terkait yang dinilai dapat merepresentasikan cabang lainnya yang ada di seluruh Indonesia. Kedua data sekunder yang di dapatkan dari hasil kinerja keuangan dan perjanjian kerjasama selama ini. Lebih jauh, kajian ini juga menggunakan metode analisis model bisnis canvas dan analisis keuangan dalam melakukan evaluasi kerjasama tersebut.
Evaluasi kerjasama ini dinilai dengan menggunakan beberapa variabel pemasaran seperti produk, place, promotion, dan price. Sedangkan dimensi penilaiannya terbagi atas empat, yaitu Process, Satisfaction, People & Customer Services (Mystery Shopping dan Observasi), dan Physical Evidence (Mystery Shopping dan Observasi). Kedua jenis penilaian tersebut dilakukan untuk mengevaluasi produk dan layanan perusahaan.
Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa kerjasama antara perusahaan A dan B masih bisa untuk dilanjutkan karena dinilai masih layak. Lebih jauh, besaran revenue sharing kedua perusahaan perlu diperlebar sehingga dapat memberikan hasil yang optimal kedepannya. Kedua perusahaan juga dinilai perlu lebih gencar dalam melakukan cross selling untuk meningkatkan jumlah revenue. Terakhir, perlu adanya insentif yang dapat diberikan kepada petugas lapangan agar lebih termotivasi dalam melakukan penjualan.