1. Kajian Strategi Pengembangan Dana Pensiun Syariah di Indonesia – Departemen IKNB Syariah OJK
Kegiatan penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam mengembangkan dana pensiun syariah di Indonesia, mengetahui potensi dana pensiun syariah di Indonesia, dan mengetahui hambatan/kendala pengembangan dana pensiun syariah di Indonesia. Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, kajian ini menggunakan metode bauran (mixed methods) yang menggabungkan metode penelitian kualitatif (dengan instrumen FGD) dan metode penelitian kuatitatif (dengan instrumen survey). Berdasarkan hasil FGD, prospek dana pensiun syariah di Indonesia dianggap sangat bagus, namun tingkat pengetahuan sebagian sebagian besar pengurus dana pensiun mengenai dana pensiun syariah masih terbilang rendah. Sedangkan survey persepsi masyarakat menunjukkan bahwa secara umum sebagian besar masyarakat belum mengetahui dan belum memiliki program pensiun, baik syariah maupun konvensional, terutama karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk mengikuti program pensiun tersebut. Dengan memperhatikan kondisi-kondisi tersebut, kajian ini merekomendasikan beberapa arah kebijakan dan strategi pengembangan dana pensiun syariah ke depannya.
Dalam jangka pendek, arah kebijakan dan strategi pengembangan yang bisa dilakukan terutama terkait dengan penguatan fungsi regulasi OJK, pengembangan kelembagaan dana pensiun syariah, peningkatan literasi dana pensiun syariah kepada kelompok prioritas, pengembangan kebijakan insentif langsung, dan pengembangan sinergi dengan regulator/institusi terkait lainnya. Dalam jangka menengah, kebijakan dapat diarahkan untuk menguatkan fungsi koordinasi dan sinergi OJK dengan regulator/institusi terkait, mengembangkan insentif perpajakan, pendalaman pasar modal, penguatan dukungan SDM dan infrastruktur dana pensiun syariah, serta peningkatan literasi dan preferensi dana pensiun syariah kepada kelompok prioritas. Sementara dalam jangka panjang, arah kebijakan strategis terkait erat dengan peningkatan literasi dan preferensi terhadap dana pensiun syariah secara nasional dan pengintegrasian program pensiun syariah dengan sistem jaminan pensiun nasional.
2. Penggunaan Data Alternatif untuk Meningkatkan Akurasi Model Credit Scoring bagi Debitur BPRS – Departemen Perbankan Syariah OJK
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki peran yang sangat strategis dalam sistem perbankan nasional. BPRS menjadi andalan dalam sistem perbankan nasional dalam menyalurkan pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah. Namun, tingkat risiko debitur yang masuk dalam kelompok usaha kecil dan menengah cenderung lebih tinggi dibandingkan debitur korporasi sehingga membuat BPRS memiliki risiko kredit yang tinggi. Dalam jangka panjang, hal tersebut akan menyebabkan instabilitas dalam sistem perbankan nasional. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan tingkat risiko kredit adalah dengan cara membuat sistem credit scoring yang akurat dan cocok dengan karakteristik debitur BPRS. Permasalahan utama dari model credit scoring yang ada saat ini adalah masih menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi utama. Padahal menurut Hyytinen dan Pajarinen (2008), debitur UKM memiliki sifat information opacity karena informasi keuangan yang mereka berikan cenderung tidak reliable sehingga membuat model credit scoring tidak dapat bekerja dengan baik.
Perkembangan terbaru dalam credit scoring mengarah pada penggunaan data alternatif seperti data kualitatif, mobile prepaid, psychometric, social data, dan transaksi e-commerce debitur. Data-data tersebut telah diterapkan di beberapa negara dan diklaim mampu meningkatkan akurasi credit scoring tradisional dan meningkatkan peluang masyarkaat yang unbanked untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan. Kajian ini berusaha untuk mengkaji dan mengevaluasi jenis data alternatif yang dapat digunakan dalam konteks BPRS di Indonesia. Selanjutnya, data-data alternatif tersebut akan digunakan untuk menggunakan model credit scoring bagi BPRS sehingga membantu BPRS dalam mengelola risiko kredit secara lebih baik.
3. Kajian Optimalisasi Potensi wisata di Kabupaten Pandeglang – Dinas PAriwisata Kabupaten Pandeglang
Pada tahun 2017, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang menetapkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata sebesar Rp 200 Juta atau meningkat 33,3% dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk merealisasikan target tersebut. Salah satunya adalah melalui penetapan destinasi wisata yang paling potensial. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi destinasi unggulan (supply), telaah pasar potensial (demand), telaah literatur, benchmarking dan formulasi strategi dalam bentuk Buku Pedoman Pengambilan Kebijakan Pariwisata Kabupaten Pandeglang dan Rekomendasi 10 Destinasi Wisata potensial di Kabupaten Pandeglang. Dalam pelaksanaannya, identifikasi destinasi unggulan dilakukan dengan cara mengunjungi tempat – tempat wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Kemudian, telaah pasar direalisasikan dengan melakukan survey persepsi masyarakat mengenai wisata di Kabupaten Pandeglang. Benchmarking yang dilakukan ialah dengan mengunjungi destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi serta melakukan audiensi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Dengan mempertimbangkan hal – hal diatas, 10 destinasi wisata potensial di Kabupaten Pandeglang yang diajukan oleh peneliti adalah Batu Qur’an, Pemandian Air Panas Cisolong, Gunung Pulosari, Kampung Domba, Pantai Carita, Curug Putri & Curug Gendang, KEK Tanjung Lesung, Kawasan TNUK, Pulau Umang & Oar, dan Pulau Tinjil. Selain rekomendasi 10 objek wisata potensial di Kabupaten Pandeglang, penelitian ini juga mencoba untuk memberikan masukan mengenai strategi umum yang perlu diimplementasikan oleh pemerintah kabupaten dalam membangun pariwisatanya. Pertama, pemilihan brand pariwisata Kabupaten Pandeglang yang bukan hanya unuk dan menarik, namun juga dapat merepresentasikan konsep pembangunan pariwisata di kabupaten menjadi krusial. Penamaan yang unik dan ear-catching sangat perlu dalam rangka mempromosikan wisata Kabupaten Pandeglang, baik kepada wisatwan dalam maupun luar negeri. Studi ini mengusulkan “PentaGlang” sebagai brand sekaligus konsep pembangunan pariwisata di Kabupaten Pandeglang. PentaGlang sendiri berasal dari kata Pentagon, yang artinya bersisi (bersudut) lima, dan Pandeglang.
4. Kajian Pengembangan Strategis wisata Halal di Kabupaten Pandeglang – Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi faktor permintaan wisata halal di Pandeglang, menganalisis kesiapan faktor penawaran destinasi wisata Pandeglang, serta menghasilkan strategi yang tepat untuk mengembangkan wisata halal khas Pandeglang yang sesuai dengan potensi dan karakteristik kedaerahan serta menggunakan sebanyak mungkin potensi dan sumber daya lokal. Hasil yang didapat dari penelitian ini, untuk alasan berwisata (permintaan) responden penelitian ini, diketahui bahwa pencapaian dan kebersamaan adalah alasan utama berwisata, kemudian dilanjutkan dengan petualangan, pengetahuan baru, melarikan diri dari rutinitas dan untuk olahraga. Sedangkan daya tarik utama (penawaran) dari objek wisata adalah wisata alam, wisata budaya, wisata aktivitas, wisata modern dan wisata belanja dan kuliner. Dengan demikian Pandeglang memiliki modal yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan berwisata, alam yang indah, bermacam aktivitas wisata, budaya yang menarik dan keramahtamahan lokal yang bernuansa religi.
Strategi kunjungan wisata di Pandeglang dapat dibagi antara tiga main attraction yaitu, (i) Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dengan hinterland Wisata Pulau Umang, pulau Peucang, pulau Panaitan pulau Oar, Wisata kawasan konservasi Baduy dan Wisata trekking dan menyusuri sungai, (ii) KEK Tanjung Lesung, dengan hinterland, Wisata Pulau Liyungan, pulau Badul, Wisata Budaya Kampung Cikadu, dan (iii) Pantai Carita – Anak Krakatau (wisata vulkanik), dengan hinterland:Wisata Pegunungan, curug dan pemandian air panas (Gunung Pulosari, curug Putri, Curug Ciajen Kembar, Curug Gendang, Pemandian Air Panas Cisolong), Wisata kota (city tour) ke Kampung Domba, curug, CAS Waterpark dan wisata kuliner Pandeglang. Sedangkan untuk strategi, pemerintah daerah diharapkan segera membuat fokus strategi terarah untuk tiga aspek yaitu (i) kebijakan, (ii) infrastruktur dan strategi marketing wisata halal sebagaimana dirinci diatas. Rekomendasi operasional untuk menjalankan strategi tersebut adalah dengan menitikberatkan pada penguatan kapabilitas SDM internal, pembentukan task force dan evaluasi kinerja terukur.