Datangkan Pembicara dari Malaysia, Departemen Ilmu Manajemen FEB UI Adakan Sharing Session Penulisan Artikel di Jurnal Terindeks Scopus
Hana Fajria ~ Humas FEB UI
DEPOK (23/08/2018) – Departemen Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia kembali mengadakan seminar dengan judul Sharing Session “Writing Article Article For Indexed (Scopus/Thomson reuters) Journal”, yang berlangsung di ruang Seminar 2, Gedung Departemen Ilmu Manajemen Lt. 2 pada hari kamis (23/08/2018).
Pada seminar kali ini yang bertindak sebagai pembicara ialah Dr Md Daud Ismail, dari Faculty Of Economic and Management, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Scopus adalah basis data bibliografi yang memuat abstrak dan kutipan untuk artikel jurnal akademis. Ini mencakup hampir 22.000 judul dari lebih dari 5.000 penerbit, di antaranya 20.000 jurnal peer-review dalam ilmu pengetahuan ilmiah, teknis, medis, dan sosial.
Beberapa saran dan tips disampaikan dalam sharing session ini, membuat introduction, literatur review dan methodology serta kesimpulan yang baik. “Mulailah anda sedini mungkin menulis, menulis adalah sebuah proses. Pengantar adalah titik awal. Ini penting untuk membuat pengantar yang menarik, buat judul yang eye cathing, kritikal, bersih & kuat, fokus dalam penelitian. Lebih banyak lagi membaca, silakan gunakan kalimat pendek. Jika kalimat panjang akan menjadi kesalahan panjang. Gunakan bahasa akademik, baca artikel dan referensi lebih banyak, jika Anda ingin mempublikasikan. Ketika Anda fokus, terutama Anda harus menulis artikel ini, bahwa Anda memahami yang Anda inginkan”, ungkap Dr. Md. Daud Ismail.
Scopus juga menawarkan profil penulis yang mencakup afiliasi, jumlah publikasi dan data bibliografi mereka, referensi, dan perincian tentang jumlah kutipan yang diterima setiap dokumen yang dipublikasikan. Fitur ini yang memungkinkan pengguna terdaftar untuk melacak perubahan ke profil dan fasilitas untuk menghitung H-indeks penulis. “Supaya artikelnya bisa masuk scopus, harus meluangkan waktu untuk menulis, membaca jurnal dengan intensif dan perlu referensi dari jurnal ilmial yang rankingnya tinggi”, tutup Daud. (Des)