Budi Frensidy: Trial and Error dalam Keuangan
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
Soal yang dikategorikan susah dalam matematika dan keuangan adalah soal yang penyelesaiannya memerlukan trial and error dengan menggunakan kalkulator ilmiah. Dengan kata lain, hitungan yang tidak perlu trial and error untuk mendapatkan jawabannya, belum dapat dibilang sulit.
Mereka yang pernah belajar manajemen keuangan tentu ingat mata kuliah ini, yaitu mencari net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR). Menghitung NPV jauh lebih mudah daripada IRR, karena yang terakhir memerlukan trial dan error. Mahasiswa yang bisa menghitung IRR dengan benar dapat dipastikan bisa mengkalkulasi NPV, tetapi belum tentu untuk sebaliknya.
“Aplikasi lainnya, dalam pembahasan obligasi, dua isu utama yang selalu ditekankan adalah menghitung harga wajar obligasi diberikan nilai nominal, jatuh tempo, kupon obligasi dan yield yang diminta investor. Satunya lagi, menghitung yield yang diberikan sebuah obligasi dengan empat variabel lainnya, di antaranya nilai nominal, tenor, kupon obligasi, dan harga obligasi,” kata Budi Frensidy dalam rilis tulisannya di Harian Kontan, (3/9/2018).
Menghitung harga wajar obligasi relatif mudah dan tidak sesulit soal mencari yield. Alesannya, karena untuk menghitung yield tanpa bantuan spreadsheet atau kalkulator finansial, mahasiswa perlu melakukan trial and error seperti mencari IRR. Selain itu, untuk menghitung IRR dan yield obligasi, trial and error juga sering digunakan untuk menghitung bunga efektif dari semua tawaran kredit yang dilunasi dengan angsuran. “Ini berlaku baik untuk angsuran yang konvensional, yaitu yang membuat saldo utang menjadi nol/lunas setelah dilakukan angsuran terakhir, maupun balloon payment, yaitu jika utang bersaldo tertentu setelah angsuran terakhir,” jelas Budi Frensidy.
Trial and error juga harus dilakukan untuk mengetahui return atau yield efektif dalam tabungan pendidikan yang saat ini banyak dijual bank, apakah yang dimulai dari nol atau dari jumlah tertentu. Selain itu, trial and error sebenarnya tidak hanya ada di dunia keuangan. Kita juga melakukannya sehari-hari, seperti saat memilih langganan TV kabel, provider internet di rumah, dan manajer investasi.
“Anda juga dapat menerapkannya untuk profesi, kantor tempat berkarier dan dalam menyusun portofolio aset. Jangan sedih jika Anda melakukan kesalahan memilih manajer investasi atau kelas aset atau saham tertentu. Sebab selalu ada kesempatan memperbaiki dan mengambil lesson learned,” tutupnya.
Sumber: Harian Kontan. Edisi 3 September 2018. Kolom Wake-Up Call hal.4