Kuliah Umum Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Hadirkan Profesor dari Cornell University
Saskia Ananda ~ Humas FEB UI
DEPOK ─ Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan kuliah umum yang berlangsung di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat, pada Kamis (11/10/2018).
Pemateri pada kuliah umum kali ini adalah Ravi Kanbur yang merupakan peneliti dan professor ekonomi di Cornell University. Ravi Kanbur terkenal karena perannya dalam analisis kebijakan dan keterlibatan dalam pembangunan internasional. Dia telah bertugas sebagai Senior Staff World Bank dan termasuk sebagai Kepala Ekonom untuk Afrika. Dia juga peringkat di atas 0,5% dari ekonom akademis di dunia dan merupakan Presiden dari Human Development and Capabilities Association.
Dalam kuliah umum ini Ravi Kanbur membahas mengenai “Rising Inequality: Global Experiences and Policy Lessons”. Di asia, inequality atau ketidaksetaraan meningkat hingga 83%. Sebagian besar penduduk asia tinggal di negara yang memiliki angka inequality yang tinggi. Tidak hanya Cina dan India namun juga negara Asia lain seperti Bangladesh, Sri Lanka, Korea, Vietnam, dan lain lain. “Inequality is a concern and we should do something” ujar Ravi Kanbur.
Inequality meningkat tidak hanya di di Kawasan Asia namun juga di belahan dunia lain. But in some parts of the world inequality is falling. For example in America. Ravi Kanbur juga memberikan narasi mengenai inequality evolution melalui 8 studi kasus di seluruh dunia. Contohnya kasus-kasus di South Korea dan Taiwan tahun 1960 dan 1970, Eropa Timur dan Rusia setelah runtuhnya Tembok Berlin, Amerika Serikat tahun 1930-1940, Ghana di tahun 1990-2000an ketidaksetaraan antara Ghana Selatan dan Utara, dan masih banyak kasus-kasus lainnya.
“Inequality atau ketidaksetaraan penting karena inequality menjadi masalah langsung dalam fungsi tujuan sosial, inequality yang tinggi berarti angka kemiskinan akan semakin tinggi, inequality penting karena dapat merugikan stabilitas, investasi dan pertumbuhan. Inequality dalam pendapatan adalah kombinasi dari ketimpangan aset dan ketidaksetaraan tingkat pengembalian terhadap aset,” tutupnya. (Des)