MEKK FEB UI Adakan Kuliah Umum Isu Kreativitas dan Entrepreneurship dalam Masa Ekonomi Digital
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Umum dengan membahas “Isu Kreativitas dan Entrepreneurship dalam Masa Ekonomi Digital” yang berlangsung di ruang RG. Kartono Gunawan, Gedung LD, pada Kamis (1/11/2018).
Kuliah ini merupakan mata kuliah dari Aplikasi Demografi untuk Bisnis dengan dosen pengampu, yaitu Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo bersama Dr. Paksi C.K. Walandouw. Pemateri disampaikan oleh Prof. Mari Elka Pangestu, Ph.D., selaku Dosen Guru Besar FEB UI. Saat ini, kita sedang menghadapi era di mana teknologi digital sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan kita dan juga mempengaruhi cara ekonomi berfungsi, bisnis bertransformasi serta cara pengajaran & pendidikan maupun interaksi-interaksi melalui komunikasi.
Sehingga, kita harus memahami apa yang sedang terjadi, bagaimana mengukurnya & memahami dampaknya, dan apa yang menjadi implikasi dari perubahan yang harus kita lakukan, baik di level individu maupun pemerintah.
“Transformasi yang terjadi di era disrupsi digital ini telah mempengaruhi banyak hal, misalnya dari dunia pendidikan dalam hal pelayanan pendidikan ataupun pengajaran sudah diakses secara online tanpa harus datang ke kelas untuk mendapatkan informasi itu. Di sisi lain, bagi lembaga pendidikan dan para dosen harus bisa bertransformasi juga dengan metode online yang akan disampaikan kepada mahasiswa,” ucap Mari Elka Pangestu.
Selain itu, kalau kita lihat dunia yang paling berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari, yaitu berbasis online seperti Gojek, sangat membantu dalam menunjang kegiatan kita. Hal ini juga bermanfaat bagi para UKM dalam mendapatkan keuntungan dengan bekerjasama dengan pihak Gojek dalam memasarkan produknya tanpa harus mempunyai lapak di toko ataupun pasar.
Tetapi, kita harus sadar bahwa ekonomi digital juga ada dua implikasi, yaitu implikasi bagi masyarakat yang belum memahami dan mempunyai akses ke dalam digital connectivity ini. “Untuk mengantasi itu, kita harus bisa akses, kemudian mempunyai kapasitas agar bisa mengakses. Sehingga, kita bisa memanfaatkan ekonomi digital ini untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik lagi,” pungkas dia.
Kemudian, transisi dari keberadaan disrupsi ini yang menyebabkan suatu bisnis dengan cara tradisional akan tenggelam dan seseorang akan mengalami kehilangan pekerjaan akibat tidak mempunyai skill yang mempuni sesuai dengan kondisi saat ini. “Misalnya, pengemudi ojek pangkalan akan kalah bersaing dengan pengemudi ojek berbasis teknologi dan para SPG di toko-toko fisik lama-kelamaan akan berkurang karena semua orang akan memilih belanja online,” imbaunya.
“Hal ini harus kita kelola transisi tersebut sehingga dampak negatifnya bisa dikurangi dan bisnis tradisional tidak mati tetapi bisa berubah sesuai kondisi saat ini. Kemudian, untuk meningkatkan kualitas SDM bisa dengan memberikan pelatihan, pengetahuan, sehingga mempunyai skill yang mempuni dalam menghadapi era ini,” tutupnya. (Des)