Industri Kecantikan Lokal Harus Berinovasi Demi Bersaing di Pasar Global
Saskia Ananda ~ Humas FEB UI
DEPOK ─ Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Tamu yang diadakan di Mini Auditorium, Departemen Manajemen, pada Jumat (9/11/2018).
Pembicara pada Kuliah Tamu kali ini adalah Mario Kristiano yang merupakan Product Innovation Manager dari PT Paragon Technology and Innovation. PT Paragon Technology and Innovation merupakan perusahaan manufaktur terbesar di Indonesia dan telah diperhitungkan dalam taraf internasional dalam menciptakan brand-brand unggulan seperti Wardah, Make Over, Emina, IX, dan Putri.
Pada kesempatan kali ini, Mario Kristiano membahas mengenai Beauty Dynamics: Interesting Industry to be reckoned with. “Beauty industry is a very dynamic, challenging, self discovering worth industry to tap into,” ujar Mario Kristiano.
Selain itu, Fast Moving Consumer Goods (FMCG). FMCG adalah produk yang terjual dengan cepat dan dengan biaya yang rendah. Industri FMCG termasuk Food, Beverage, Home Care, Pharmaceutical, dan Personal Care. Personal Care memiliki persenan tertinggi dibandingkan dengan produk-produk lainnya yaitu 18%.
“Indonesia memiliki FMCG Market yang berkembang karena populasinya yang besar dan masyarakatnya yang konsumtif. Saat ini, Indonesia memiliki 760 local facturers. Salah satu challenge yang dihadapi produk-produk lokal saat ini adalah bagaimana produk-produk lokal dapat bersaing dan memiliki value yang lebih dari produk-produk luar negeri,” tambah dia.
Selanjutnya, Ia menjelaskan mengenai bagaimana PT Paragon Technology and Innovation dalam membuat dan mengembangkan suatu produk. Saat ingin membuat new product development kita harus memperhatikan banyak hal seperti market opportunity, find the right STP, stretch your concept but don’t overdo it, define your source of growth and business ambition clearly and stick with it. “Suatu produk yang baik biasanya akan bertahan selama 5 tahun. Setelah 5 tahun tersebut, biasanya sebuah brand akan mengembangkan produk tersebut kembali,” tutupnya. (Des)