Faktor Profitabilitas Berinvestasi di Pasar Saham Tiongkok dan Entitas Pemerintah Mampu Meningkatkan Pendapatan Perusahaan
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Umum yang merupakan Program Visiting Professor dengan pemateri Prof. Shaojun Zhang, Ph.D., selaku Associate Professor in the Scholl of Accounting and Finance of the Hong Kong Polytechnic University.
Kuliah ini dibagi menjadi dua sesi dengan topik berbeda. Pertama, membahas “Faktor Profitabilitas dan Investasi di Pasar Saham Tiongkok”. Ia mengatakan bagaimana pasar saham bekerja di Tiongkok dan bagaimana mengukurnya dengan metode analisis deret waktu dan lintas bagian yang bergerak dari membandingkan pasar modal di Cina dan AS.
Selain itu, perkembangan pasar modal di Cina atau Tiongkok dalam meningkatkan sektor riil di bawah naungan Dewan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Growth Enterprise Board (GEB).
“Kami membangun lima faktor di Fama dan Prancis (FF, 2015) dan empat faktor di Hou, Xue, dan Zhang (HXZ, 2015) untuk pasar saham Tiongkok. Tujuan kami adalah untuk mengidentifikasi model yang dibangun di atas faktor tersebut dan memberikan penjelasan yang memadai tentang variasi deret waktu dan cross-sectional dalam pengembalian saham Tiongkok,” ucap Shaojun Zhang di tengah-tengah presentasinya yang berlangsung di Auditorium Pascasarjana, pada Kamis (10/1/2019).
Kedua, membahas mengenai “Hubungan Pelanggan dan Prakiraan Penghasilan Manajemen”. Ia mengatakan bahwa apakah pelanggan utama sebuah perusahaan terdiri dari entitas pemerintah atau perusahaan yang diperdagangkan secara publik di AS dan memengaruhi properti ramalan penghasilan manajemen pemasok.
Dengan menggunakan data dari tahun 1998 hingga 2014. “Mereka menemukan bahwa perusahaan lebih percaya apabila pelanggan utamanya adalah entitas pemerintah dengan perkiraan pendapatan manajemen yang lebih tepat daripada perusahaan publik seperti pemasok perusahaan,” kata Shaojun Zhang.
Akhirnya, perkiraan pendapatan yang dikeluarkan oleh pemerintah memiliki dampak harga yang lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh pemasok perusahaan, tetapi hanya ketika perusahaan meleset dari perkiraan konsensus analis. “Secara kolektif, hasilnya menunjukkan bahwa memiliki pemerintahan sebagai pelanggan utama memungkinkan pemasok mengemas masalah kualitas tinggi untuk ramalan pendapatan, sehingga mendukung efek pemerintah,” tutupnya. (Des)