Letter of Intent untuk Endowment Fund dari Alumni 96 FEB UI
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Penyerahan Letter of Intent sebagai bentuk kerjasama antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dengan Alumni angkatan 1996 dalam penggalangan Sumber Daya untuk penelitian dosen & akselerasi Pusat UKM yang berlangsung di Student Center, Rabu (20/2/2018).
Dekan FEB UI, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., memberikan sambutan bahwa apabila kita mendengar kata donasi, kontribusi, dan sumbangan itu bersifat barang. Research development apabila diserahkan ke swasta akan tidak optimal karena ibarat mencari kucing dalam karung. Oleh karena itu, gagasan ini apabila di Amerika Serikat bernama Endowment Fund yang digunakan untuk pertualangan yang tidak jelas.
“Pada tingkat universitas, ini sebagai satu indikator penting dalam menentukan solusi. Research apabila dibiayai oleh swasta atau alumni ini akan relevan. Saya rasa ini suatu langkahj yang bagus dalam penggalangan Sumber Daya untuk penelitian dosen dan akselerasi pusat UKM. Untuk itu perlu inkubator misalnya dosen kita perlu mempromosikan artikel atau jurnal ke luar negeri agar lebih dikenal. Saya atas nama pimpinan sangat berterima kasih atas inisiatif yang telah dilakukan oleh angkatan 1996,” ucap Ari Kuncoro.
Bachreza Nauval Harahap selaku Ketua Umum EKBIS Foundation memaparkan materi bahwa pembangunan berkelanjutan pada EKBIS yang sudah berjalan, yaitu kualitas pendidikan, inovasi industri & infrastruktur, dan Indonesia menuju industri 4.0. Endowment Fund dialokasikan sebagai hibah, filantropi, CSR corporate dengan alokasi antara dana riset dengan UKM sebesar 50:50, dan program ini akan efektif pada kelolaan dana sebesar Rp60 Miliar.
“Tujuan EKBIS tergolong menjadi dua bagian, di antaranya dana riset yang sudah dicanangkan seperti Capacity Building 8-10 pax/tahun, Riset Pengabdian Masyarakat (RPM), meningkatkan rilis jurnal internasional. Kemudian, UKMC yang sudah dicanangkan seperti permodalan & pelatihan UKM di bawah UKMC, dan meningkatkan jumlah UKM akan IPO. Tantangan ke depan ialah 10 jurnal di lingkungan FEB UI dan 3 jurnal merupakan jurnal nasional terakreditasi B dari DIKTI,” kata Bachreza.
Dr. Dwini Handayani selaku Manajer Riset juga memaparkan materi bahwa peta strategis dari TR III salah satunya meningkatkan jumlah penelitian dari inovasi termasuk meningkatkan kualitas penelitian. Penelitian di FEB UI ada 2 macam, di antaranya penilitian yang mengharuskan langsung publikasi dan penelitian yang merupakan pesanan, artinya sesuai dengan kebutuhan stakeholder yang meminta penelitian tersebut.
“Tetapi, sayangnya penelitian-penelitian tersebut tidak bisa dipublikasikan. Padahal penelitian tersebut sangat bermanfaat bagi sektor lain yang sesuai. Perbandingan capaian publikasi FEB UI di tahun 2017 dan 2018 masih kalah dengan FIB. Dosen kita ada 283 yang berstatus tetapi yang publikasi hanya 86. Ini yang ingin digenjot agar merata menjadi 283. Di FEB UI, selain bisa publikasi juga bisa terintegrasi dengan lembaga yang ada di FEB UI,” ujar Dwini Handayani.
Nia Pramita Sari, MA., selaku Wakil Kepala UKMC memberikan pemaparan materi terakhir bahwa UKMC FEB UI hadir untuk berkontribusi memberikan solusi terhadap masalah-masalah pembangunan berkelanjutan khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan UKM dan pengembangan kewirausahaan di Indonesia.
“Aktivitas yang dilakukan UKMC FEB UI meliputi Capacity Building, advokasi, dan riset & kajian. Ruang lingkupnya meliputi keuangan, teknologi, dan market. Kajian penelitian kami banyak bekerjasama dengan pihak luar. Selain itu, kami melakukan evaluasi bersama dengan pemerintah,” tutup Nia dalam pemaparan materinya. (Des)