GNAM Week Hari 2: Praktisi Bisnis Berbagi Tips Memanfaatkan Pertumbuhan UMKM, Teknologi Keuangan Serta Industri Manufaktur
Melva Costanty – Humas FEB UI
JAKARTA (12/3/2019) – Setelah mendapatkan wawasan mengenai kondisi ekonomi, iklim investasi dan peran pemerintah sebagai regulator. Hari berikutnya diberikan wawasan dari pelaku usaha sebagai penyeimbangnya. Tak hanya pelaku usaha kecil dan menengah, tapi juga penguasaha dalam bidang teknologi keuangan serta industri manufaktur dalam bidang farmasi.
Salah satu penggerak ekonomi adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Usaha tersebut bisa dimulai dari inspirasi disekitar kita. Kecintaan pada kopi membuat Putri Yulandari, pemilik dan Creative Director Kopi Kaliyan, dan beberapa temannya memulai usaha kedai kopi-nya. “Saya dan teman-teman suka minum kopi, maka saya berpikir untuk membuat kedai kopi dengan konsep lifestyle. Kami juga telah melebarkan usaha dengan pengembangan konsep kedai kopi lain, OnThree serta produk furniture, Pineapple Lyfestyle.”
Usaha lain menggabungkan kepedulian akan pemberdayaan wanita, peningkatan kualitas kesehatan sekaligus mempromosikan budaya khas Indonesia dilakukan oleh Du’Anyam. Du’Anyam sebuah kewirausahaan sosial yang memberdayakan ibu-ibu di Flores, Nusa Tenggara Timur untuk membuat produk anyaman tradisional. “Dulu ibu-ibu disana dilarang untuk menganyam oleh suami. Namun, setelah melihat hasilnya, suami mereka mulai mendukung. Salah satunya dengan membantu pekerjaan rumah, seperti mencuci piring atau memandikan anak saat pesanan menganyam sedang meningkat.”
Rasa nasionalis juga dapat digabungkan dalam konsep usaha. “Jika menunjukkan slip asli penukaran mata uang dolar ke rupiah di hari yang sama, kamu boleh makan gratis di seluruh outlet Ayam Geprek Juara,” ujar Agung Prasetyo Utomo, Founder dan CEO Ayam Geprek Juara, produk waralaba kuliner ayam geprek khas Indonesia. Hal ini menjadi strategi marketing sekaligus pelaksanaan konsep pemberdayaan dengan rasa nasionalis.
Perkembangan teknologi keuangan memberikan peluang yang besar saat ini, tapi bukan berarti tidak ada tantangan. Salman Baharudin, Chief of Sales PT. Investree Radhika Jaya, membagikan pengalamannya, “Soal pinjam-meminjam uang banyak yang mengartikan secara negatif. Karena itu edukasi menjadi perlu Kami tidak meminjamkan uang. Kami adalah marketplace yang mempertemukan peminjam dan yang memberi pinjaman.”ujar Salman. Tak hanya Salman, M. Tesar Sandikapura, Advisor of Icon+ dan founder Litebig juga berbagi pengalamannya mengelola aplikasi messenger yang mempunyai fitur untuk melakukan transaksi pembelian pulsa, paket data dan pembayaran tagihan lainnya. “Sebagian profit dari transaksi melalui fitur tersebut akan disumbangkan untuk kegiatan sosial.”
Frasentya Hutabarat, Human Capital dan General Affair Director PT. Phapros, Tbk juga membagikan pengalaman-nya dalam industry manufaktur dalam bidang farmasi. Mengingat persaingan yang ketat dengan perusahaan manufaktur lainnya, “Jika takut pada competitor, maka kita tidak akan maju. Jalani saja,” jawab Frasentya.
Global Network For Advanced Manajement Week (GNAM Week) Maret 2019 menyelenggarakan aktifitas, seperti seminar, workshop, kunjungan pada bisnis local dan company visit untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa dan fakultas untuk melakukan pembelajaran yang intensif dalam sekolah-sekolah dalam jaringan GNAM. “Harapannya apa yang kami berikan dapat bermanfaat dan memberikan wawasan baru pada peserta GNAM Week, peserta dapat menghubungkan teori yang diberikan dalam kelas sekaligus melihat keadaan didunia nyata melalui company visit.” ujar Yeshika Alversia, Sekertaris Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.(Des)