MM FEB UI Buka GNAM Week Dengan Tema Kota Yang Ramah Bisnis
Melva Costanty – Humas FEB UI
JAKARTA (11/3/2019) – Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia mengalami kemajuan secara signifikan dalam menata ulang perekonomiannya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya peringkat Indonesia dalam indeks EODB (Ease of Doing Business) pada tahun 2018. Indonesia menempati peringkat 72 setelah sebelumnya berada di peringkat ke-91. Hal ini mendasari tema yang diangkat dalam Global Network For Advanced Manajement Week (GNAM Week) Maret 2019, “Creating Business Friendly Environtment: What Makes a City Business-Friendly?”. GNAM Week Maret 2019 dilaksanakan di Magister Manajemen, Universitas Indonesia, Kampus Salemba, Jakarta Pusat.
Dalam hari pertama, peserta diberikan pemaparan mengenai kondisi ekonomi serta peluang investasi di Indonesia dari sisi pemerintah sebagai regulator. Diantaranya, Lestari Indah, Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian memberi memberi informasi mengenai usaha pemerintah mendukung investasi di Indonesia.
“Pemerintah mereformasi kebijakan untuk membuat negara yang ramah bisnis, diantaranya membuat paket kebijakan ekonomi, Online Single Submission (OSS), relaksasi pada daftar investasi yang negative, serta kebijakan untuk pengurangan atau penghapusan pajak (tax holiday policy),”ujar Lestari.
Menciptakaan iklim investasi yang yang konduktif juga dapat meningkatkan investasi langsung baik investor lokal maupun dari luar negeri. Dalam hal ini, Wisnu Wijaya Soedibjo, Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal mengatakan, “Dari 6 sektor untuk menjadi priorotas dalam investasi, sektor pariwisata, ekonomi digital dan industri lifestyle akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.”
Sisi legal dan pajak juga perlu diperhatikan dalam bisnis. Puspita Wulandari, Asisten Menteri untuk Pengawasan Pajak, Kementrian Keuangan Republik Indonesia. “Pengawasan memang tidak mudah. Jika melihat atau mengetahui penyalahgunaan pajak, jangan ragu untuk melapor,” ujarnya.
Permata Wulandari, Manajer Riset dan Laboratorium Keuangan Mikro, Universitas Indonesia memberi pemaparan mengenai peluang dan tantangan di sektor seni kreatif di Indonesia. “Pengusaha dalam sektor seni kreatif 99% usaha mikro, kecil dan menengah. Perkembangannya di Indonesia masih belum optimal, sebanyak 60,6% berada di Pulau Jawa. Fakta lain di lapangan menunjukkan mayortitas sektor kreatif di Indonesia merupakan bisnis lokal yang pekerjanya pendidikan SMA kebawah. Sasaran penjualan untuk pasar domestik, tidak diekspor. Sebagian besar juga masih informal, tanpa dokumen-dokumen yang legal,” ujar Wulan.
Keingintahuan peserta GNAM Week juga ditandai dengan aktifnya peserta dalam sesi tanya jawab. Peserta GNAM Week Maret 2019 kali ini merupakan perwakilan dari universitas dan sekolah bisnis dari berbagai negara yang tergabung dalam Global Network for Advance Manajement (GNAM). Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia merupakan satu-satunya anggota dari Indonesia. Penyelenggaran GNAM Weeks dilakukan serentak dalam minggu yang sama di 19 negara anggota lainnya.