Dekan FEB UI Tanggapi Debat Pamungkas Capres – Cawapres 2019
Delli Asterina~Humas FEB UI
Jakarta 13/04/2019 Debat calon Presiden dan calon Wakil Presiden 2019 memasuki tahap akhir. Tema yang diusung dalam debat terakhir itu mengenai ekonomi, kesejahteraan sosial keuangan dan investasi serta industri. Tema pamungkas ini dinilai menjadi jantung persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia berikan tanggapan terkait debat pamungkas bagi calon Presiden dan calon wakil Presiden Indonesia 2019. Tanggapan yang diberikan ini bisa menjadi solusi kongkrit yang ditawarkan bagi kedua pasangan capres cawapres nomor urut 1 dan juga pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 dalam menarik hati bagi para calon pemilih.
Dalam paparan Ari Kuncoro di Beritasatu TV, beliau mengemukakan produktivitas menjadi tantangan bagi kedua pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Selain produktivitas, Ari juga sebut iklim usaha dan SDM yang terlatih sebagai tantangan kedepan.
“Apabila bicara mengenai aspek kesejahteraan sosial, pemenuhan kebutuhan dasar menjadi kunci,” ujar Ari.
“Infrastruktur yang kita lihat begitu populasinya besar dan punya daya beli, dalam mobilitasnya perlu transportasi yang efisien,” ungkapnya.
“Apabila bicara mengenai situasi perekonomian Indonesia, maka harus bicara mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan yang ada dalam kombinasi satu paket,” tambahnya.
“Lahan pertanian Indonesia yang saat ini terdesak dengan perumahan dan industri perlu ada buffer, jadi sebetulnya impor itu sah-sah saja,” ungkap Ari.
“Kesetaraan sosial dari segi gender tidak terlalu ada masalah, yang sering dipertanyakan itu adalah dampak pada disparitas pendapatan,” ujarnya.
Dalam diskusinya pada acara Berita Satu itu. Dekan sekaligus Guru Besar FEB UI itu juga membahas mengenai masalah penyebaran penduduk di wilayah timur yang belum merata. Makin merata penduduknya dalam di suatu pulau, maka kemungkinan penduduknya untuk mendapat income akan lebih besar. Sehingga solusinya ialah membuat tempat konsentrasi di pulau yang ada di wilayah timur. (Des)