Penggunaan Big Data Untuk Ekonom
Melva Costanty – Humas FEB
DEPOK (24/04/2019) – Di era digital, banyak hal pberkembang pesat dan perkembangan tersebut tidak lepas dari data. Namun, 79% data itu tidak terstruktur. Data tersebut merupakan i dan hampir separuhnya tersedia di media sosial. Hal ini sangat memungkinkan untuk pengumpulan data, terutama data untuk keperluan riset. Pengenalan mengenai big data, akses dan penggunaannya untuk akademisi dibagikan oleh Ismail Fahmi, dalam workshop ‘Big Data for An Economist’ di Gedung Pascasarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok.
Untuk dapat mendapatkan akses data tidak jarang harus membayar. Melalui versi lain dari Drone Emprit, Ismail Fahmi menyediakan akses untuk para akademisi dan peneliti lainnya yang ingin mendapatkan akses data. Melalui Drone Emprit Akademik¸data bisa diakses secara gratis. “Walaupun datanya hanya dari Twitter, tapi kita sudah dapat opini publik. Bisa menjadi salah satu solusi. Syaratnya, bisa share apa yang didapatkan ke publik, seperti tulisan-tulisan popular, atau tulisan ilmiah juga silahkan. Intinya kita share ke publik.”
Ismail merasa senang bisa berbagi melalui workshop ini. “Saya mendapat hal baru. Apa yang saya lihat ternyata dari sisi ekonomi, banyak korelasinya. Selama ini data-data dilihat dari sudut pandang saya sebagai engineer. Big data sebagai informstion science itu berguna, tapi saya nggak pernah lihat dari sisi ekonomi itu seperti apa. Saya butuh pandangan soal itu dan ternyata ada. Ini membuat saya semakin yakin untuk memperluas domain bidang orang yang bisa memanfaatkan akses big data ini kepada lebih banyak orang.”
Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa-mahasiswa S3 Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia yang mengalami kendala untuk mendapatkan data saat melakukan riset tentang ekonomi digital. Ambarsari Dwicahyani, salah satu mahasiswa S3 Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi mengatakan pengalaman tersebut menginspirasi mereka untuk mengadakan workshop sekaligus mendatangkan ahli dibidang big data. “Ini awalnya ada kebutuhan. Saat kami ingin membuat riset, ada kendala masalah data, ‘kan nggak jauh-jauh dari big data ya. Walaupun sudah lewat, rasanya masih relevan. Untuk teman-teman yang masih cari topik riset, masih ada pertanyaan bagaimana data itu didapat, masalah data itu yang paling urgent,” tambahnya. Ide tersebut disambut baik dan difasilitasi oleh Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia melalui kegiatan workshop ini. Kegiatan ini dibuka untuk umum. (des)