Ari Kuncoro Paparkan Program Masa Depan UI 2019–2024 Dalam Siaran Radio MNC Trijaya FM
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Universitas Indonesia menetapkan Ari Kuncoro sebagai Rektor UI Terpilih untuk Periode 2019–2024 atas keunggulan jumlah dalam pemungutan suara yang dilakukan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UI, berdasarkan dari 23 suara yang terkumpul dan berhasil memperoleh 16 suara yang diumumkan di Gedung Makara Art Center, Kampus UI, beberapa minggu lalu.
Saat ini, Ari Kuncoro masih menjabat Dekan dan Guru Besar FEB UI, mengatakan bahwa UI perlu bersinergi dan kolaborasi khususnya antar sesama Fakultas di UI. Dalam visi dan misi yang diusung, Ia bertekad untuk menjadikan UI sebagai pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan yang unggul serta berdaya saing. Hal ni dilakukan dengan cara mencerdaskan kehidupan bangsa dalam peningkatan kesejahteraan dan pembangunan bangsa.
Stakeholder atau internal UI harus mempersatukan persepsi untuk mencapai tujuan dan visi-misi bersama demi memajukan UI. Selain itu, mampu memberikan feedback kepada pemerintah, user/ pengguna alumni, perusahaan terhadap lulusan UI.
Daya saing bangsa di dunia Internasional dipengaruhi oleh kualitas SDM di bidang pendidikan. Untuk itu, UI sebagai perguruan tinggi harus mampu menjadi jembatan dalam melakukan negosiasi dengan luar negeri. Caranya, selain unggul di bidang akademis, juga memiliki kemampuan lain, di antaranya negosiasi, koordinasi, dan mampu melakukan perbaikan secara fleksibel.
“Menjadi Rektor itu bukan sekedar pintar tetapi dibutuhkan manajerial dan setiap keputusan harus diimbangi oleh data. Dalam kaitannya, Kemenristekdikti RI mengharapkan UI bisa masuk ke dalam peringkat 200 besar di dunia. Maka, untuk mencapainya perlu meningkatkan kolaborasi dengan perguruan tinggi di luar negeri yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan kerjasama riset dalam penguasaan ide dan pengadaan anggaran,” kata Ari Kuncoro dalam siaran radio spesial talkshow Trijaya Topic Petang ‘Masa Depan UI 2019–2024’ di MNC Trijaya 104,6 FM Jakarta, dengan host Margie Syarif, Kamis (3/10/2019).
Tantangan Rektor yang akan dihadapi oleh Ari Kuncoro berupa apapun program yang dicanangkan agar bisa tercapai tentu memerlukan dana. Contohnya, universitas di negara lain, pemerintah memberikan sumbangan berupa endowment yang bisa digunakan sebagai operasional universitas. “Maka, saya akan menerapkan program endowment yang ditujukan bagi para alumni ataupun pihak yang ingin berkontribusi terhadap UI, jadi tidak hanya mengandalkan sumber pendanaan dari pemerintah. Jadi, program ini semacam triple helix yaitu kerjasama antara pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi. Sama halnya di Amerika Serikat yang menggaji top professor nya ialah perusahaan swasta,” tuturnya.
“Sementara itu, untuk meningkatkan posisi ranking UI di tingkat dunia, maka Ari Kuncoro memfokuskan program kerja yang dicanangkan pada dua tahun pertama saat menjabat Rektor UI, yaitu menargetkan posisi UI berada di peringkat 280 dunia. Upaya ini perlu didukung dengan meningkatkan jumlah mahasiswa Internasional yang menempuh pendidikan di UI, sitasi terhadap suatu penulisan penelitian yang sudah terpublikasi agar lebih menarik & berpengaruh bagi masyarakat luas serta berguna sebagai bahan studi. Program kerja lainnya, berkaitan dengan pendanaan terhadap perekonomian di UI, selain sumbernya dari Biaya Pendidikan (BP) maka kita sudah menerapkan penghasilan dari Non-BP. Dana Non-BP UI tersebut, saya canangkan akan bersumber dari para alumni sebagai legacy demi memajukan almamater, melakukan kerjasama terhadap penyusunan proposal bersama dalam hal kerjasama melakukan penelitian dengan universitas di luar negeri, pemanfaatan fasilitas, penggunaan teknologi untuk pembelajaran, kerjasama dengan perusahaan,” ungkapnya.
“Selain itu, pengembangan executive education yang ingin mendapatkan sertifikasi dengan dilakukan pelatihan & pembinaan, dibuka kuliah pengantar dengan metode online jarak jauh maupun live atau direkam di Youtube dan didukung dengan ujian apabila ingin mendapatkan sertifikasi, dan global master platform berupa online maupun tatap muka. Itu semua dibuatkan semacam holding dan dimanage oleh profesional untuk tetap menjaga kualitas UI,” tambahnya.
Di luar itu, gagasan yang akan dibentuk oleh Rektor UI Terpilih tersebut dengan membuat Forum Aliansi Universitas di Indonesia. Tujuannya untuk tukar-menukar dan saling menilai terhadap paper atau jurnal yang akan dipublikasi, proyek-proyek besar selaporan (seperti mendatangkan pemenang nobel), dan transfer of credit.
Di sela-sela perbincangan siaran radio tersebut, Ari Kuncoro menegaskan bahwa sepanjang kariernya memimpin UI (Rektor UI) tidak diperbolehkan memikirkan sedikit-sedikit dibisniskan atau diuangkan, karena output yang paling utama dan ditekankan ialah mencetak lulusan yang bisa mengharumkan nama almamater UI untuk berkontribusi membangun bangsa maupun berkarier di luar negeri. Lulusan UI yang diharapkan mempunyai kemampuan interpersonal skill, koordinasi, dan negosiasi.
“Di akhir siarannya, Ari Kuncoro berpesan bagi para alumni UI yang ingin berkontribusi terhadap kemajuan almamater bisa menyumbangkan dana yang bersifat fisik seperti membangun fasilitas/sarana-prasara kampus dan non-fisik seperti endowment untuk mengirimkan dosen-dosen muda UI belajar ke luar negeri. Dan untuk mahasiswa, tingkatkanlah interpersonal skill Anda semua untuk bisa beradaptasi pada dunia nyata yang nantinya bisa mengharumkan nama almamater UI di kancah Nasional maupun Internasional,” tutupnya. (Des)