Praktisi Perpajakan Berbagi Wawasan Manajemen Perpajakan dan Perpajakan Internasional
Melva Costanty – Humas FEB UI
DEPOK – Pembangunan negara dibayar oleh pajak hampir sebanyak 70%. Pendapatan penerimaan perpajakan itu ada dua, yaitu penerimaan pajak dan penerimaan bea cukai. Penerimaan pajak berupa pajak yang perorangan atau pajak yang dibayarkan oleh perusahaan . Kegiatan yang dilakukan manajemen perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketgtuan perpajakan yang berlaku merupakan manajemen perpajakan. Hal bertujuan untuk menerapkan peraruran perpajakan secara benar, mengatur pembayaran pajak yang efisien, mengatur likuiditas perusahaan, menghindari pajak berganda, dan menghindari terkenda denda.
Sedangkan pemasukan lainnya, penerimaan bea cukai diatur dalam perpajakan internasional. Perpajakan internasional mengatur pemajakan atas subjek pajak dalam negeri suatu negara yang menerima sumber diluar negaranya dan pemajakan atas subyek pajak luar negeri yang menerima penghasilan dari sumber di dalam daerah teritorial suatu negara. Perpajakan internasional bertujuan untuk mengatur hak pemajakan suatu negara atas suatu transaksi luar negeri serta menghindari adanya Double Taxaction dan Double Non-Taxaction.
Manajemen perpajakan dan perpajakan internasional ini dibagikan oleh Permana Adi Saputra, Vice Managing Partner PB Tax, dalam Kuliah Umum Perpajakan 2 di Auditorium Soedia Admadja, FEB UI, Kampus Depok.
Permana membagikan 3 kunci penting untuk mahasiswa yang ingin menjadi profesional di bidang perpajakan. “Passion, mental yang agile dan though. Menurut saya di era digital, seperti sekarang dia harus lincah, bisa beradaptasi, harus bisa mncari peluang. Dan dia harus tahan dengan kondisi apapun, semua orang punya kesempatan yang sama, dan untuk mnunjukkan bahwa dia itu lebih dari orang lain itu nggak mudah. Itu nggak mudah, makanya mental dulu nih harus disiapkan. Bekerja juga bukan cuma agile atau though, tapi juga passion. Ini ‘kan eranya orang harus tahu passionnya disitu bukan. Apa karena disuruh orang tua, atau memang lagi tren dengan anak-anak (teman) tapi passionnya kesitu atau nggak. Karena saya perhatikan staff-staff saya yang passionnya nggak kesitu, dia setahun dua tahun, resign. Ini bukan bidang yang nggak mau nih,” tambahnya.
Permana yang juga merupakan alumni FEB UI mengaku senang bisa berbagi di kampus. Ia juga terkesan dengan banyak perubahan di FEB. “Senang ketemu mahasiswa-mahasiswa, senang juga melihat fasilitas FEB yang baru. Amazing banget, fasilitas ruangan, untuk buku-buku dan segala macam semakin lama semakin lengkap menurut saya mahasiswa sekarang ini jauh lebih mudah untuk belajar dibanding jaman kita dulu. Jadi mestinya dengan kelengkapan yang segini banyak saya berharap mahasiswa bisa memanfaatkannya dengan baik apalagi dengan era digital mereka mudah mencari informasi.” (Des)