Departemen Akuntansi FEB UI Undang Praktisi Paparkan Analisis dan Valuasi Bisnis
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap mata kuliah analisis dan penggunaan laporan keuangan, Departemen Akuntansi FEB UI selenggarakan Kuliah Dosen Tamu yang berasal dari praktisi yang ahli di bidangnya dengan tema “Analisis dan Valuasi Bisnis” dan berlangsung di Student Center, pada (7/12/2019).
President Director ad Interim PT. Danareksa Sekuritas, Budi Susanto, mengatakan valuasi obligasi didasarkan pada konsep Time Value of Money seperti pembayaran bunga atau kopun yang diperlakukan ibarat aliran arus kas yang sama (fixed period). Cash flow yang dihasilkan setiap periode oleh obligasi akan didiskon berdasarkan required rate of return/IRR/discount rate/YTM (Discounted Cash Flow method).
Penentuan besarnya yield yang diminta investor ditentukan oleh faktor kondisi makro ekonomi, yield/imbal hasil obligasi pemerintah, suku bunga (Bank Indonesia & perbankan), jangka waktu, credit rating instrument, jaminan, dan sektor/industri.
“Pengukuran risiko pasar (duration) merupakan salah satu fungsi yang dapat digunakan untuk menganalisis volatilitas harga dari obligasi. Kegunaannya, menunjukkan aproksimasi tingkat persentase perubahan harga dari obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga/yield. Hubungan nilai durasi dengan kupon bunga & lama jatuh tempo obligasi di antaranya kupon bunga makin tinggi-durasi semakin kecil, yield makin tinggi-duration semakin kecil, dan jatuh tempo makin panjang-durasi semakin besar,” tutur Budi Susanto.
Secara sederhana durasi bisa digunakan sebagai bagian dari manajemen risiko terhadap alat untuk melakukan proses matching antara aset dan liabilities serta alat untuk melakukan immunization atas sensitivitas investasi terhadap pergerakan suku bunga. Sementara itu, macaulay duration ialah rata-rata tertimbang periode hingga pemegang obligasi menerima arus kas dari obligasi tersebut. Obligasi yang membayarkan kupon secara reguler memiliki jadwal pembayaran kupon, misal 1 tahun dari tanggal settlement, 2 tahun dari tanggal settlement, dan seterusnya hingga jatuh temponya obligasi tersebut.
“Modifikasi durasi dapat diperoleh dengan menggunakan YTM untuk 1 kupon periode. Selain metode tersebut, juga dapat diperoleh melalui perubahan harga obligasi dibandingkan dengan perubahan yeald,” tambahnya.
Di sisi lain, rating terdapat suatu opini independen tentang kemampuan perusahaan melunasi kewajiban finansialnya tepat waktu dan jumlah yang menggambarkan kekuatan kredit relatif suatu efek/emiten dan bukan rekomendasi untuk membeli, menjual atau menahan suatu obligasi.
Sementara itu, memberikan indikasi mengenai kemungkinan investor memperoleh kembali investornya sesuai dengan yang dijanjikan namun tidak memberikan prediksi yang spesifik atas probabilitas terjadinya default. “Maka, risiko bisnis akan terjadi pada asset profile & quality, cost & operating management, customer base, diversification & operation stability, economy of service area, management & corporate strategy, market position, marketing & distribution, dan regulation,” ungkapnya.
Direktur Utama PT. Bahana PUI (Persero), Marciano Hersondrie Herman, menambahkan value terbagi menjadi 4 bagian, yakni fair market value merupakan jumlah di mana properti akan berpindah tangan antara pembeli & penjual yang bersedia ketika tidak ada paksaan untuk membeli/menjual & ketika keduanya memiliki pengetahuan yang wajar tentang fakta-fakta yang relevan. Nilai wajar merupakan standar nilai menurut undang-undang yang diberikan khususnya dalam hal-hal yang membedakan pemegang saham di sebagian besar negara bagian. Nilai investasi merupakan nilai untuk investor tertentu berdasarkan persyaratan investasi individual, yang dibedakan dari konsep nilai pasar yang bersifat pribadi & terpisah. Nilai intrinsik merupakan nilai berdasarkan pada karakteristik yang dirasakan yang melekat dalam investasi, tidak marah dengan karakteristik yang khas untuk satu investor.
Metode valuasi bisnis didasarkan pada pendekatan yang digunakan kepada ketersediaan data/asumsi, common practices dan kesesuaian dengan jenis industri serta fakor-faktor lain sesuai dengan karakteristik perusahaan target & kebutuhan tingkat analisis.
“Metode ini digolongkan menjadi 3 bagian, di antaranya pendekatan pendapatan yang mendiskontokan proyeksi arus kas mendatang untuk mengevaluasi potensi investasi & mengukur nilai intrinsic dari bisnis perusahaan. Pendekatan aset yang berfokus pada aset yang digunakan dalam bisnis perusahaan, net asset value tidak memperhitungkan aset-aset tak berwujud, potensi bisnis, presensi pasar, dan brand premium. Pendekatan pasar yang menggunakan analisis perusahaan yang sebanding dengan menggunakan rasio keuangan utama & kelipatan perdagangan dari perusahaan publik sejenis, dan kelipatan penilaian menggunakan benchmark dari transaksi-transaksi sejenis sebelumnya,” tutupnya. (Des)