Rasbin Teliti Undervaluation Nilai Tukar Efektif dalam Mendorong Ekspor Manufaktur
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melangsungkan sidang terbuka Promosi Doktor Rasbin (1206328093) di Auditorium Pascasarjana, Gedung Pascasarjana, Rabu (8/1/2020).
Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Prof. Susiyati B. Hirawan, Ph.D., dengan pembimbing, Prof. Mohamad Ikhsan, Ph.D. (Promotor), Dr. Beta Yulianita Gitaharie (Ko-Promotor 1), dan Yoga Affandi, Ph.D. (Ko-Promotor 2). Selaku tim penguji, Dr. Arie Damayanti (Ketua Penguji), Sugiharso Safuan, Ph.D., Muliadi Widjaja, Ph.D., Febrio Nathan Kacaribu, Ph.D., dan Dr. Edi Prio Pambudi.
Disertasi yang diangkat oleh Promovendus, bertajuk “Apakah Undervaluation Nilai Tukar Efektif dalam Mendorong Ekspor Manufaktur? Kasus Indonesia”. Dengan menggunakan nilai tukar keseimbangan hasil estimasi pendekatan SCM (synthetic control method), studi ini menemukan bahwa nilai tukar riil pada periode 1987 – 2015 mengalami misalignment dan sebagian besar mengalami undervalued. Saat Indonesia mengimplementasikan sistem nilai tukar managed floating II, nilai tukar riil mengalami undervaluation sekitar 12,3 – 15,0 persen.
“Namun, saat implementasi sistem nilai tukar mengambang terkendali dengan crawling band, nilai tukar riil Indonesia mengalami overvaluation sekitar 0,77 – 8,12 persen. Selanjutnya, ketika implementasi sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar riil Indonesia mengalami undervaluation sekitar 2,38 – 85,47 persen,” ucap Rasbin.
Dengan menggunakan metode AMG (augmented mean group), studi ini menemukan bahwa undervaluation nilai tukar riil dan perubahan nilai tukar pada tingkat level tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap ekspor manufaktur aggregat. “Artinya, undervaluation nilai tukar dan perubahan nilai tukar pada tingkat level tidak dapat mendorong naiknya ekspor manufaktur secara signifikan,” ungkapnya.
Temuan ini mengindikasikan bahwa kebijakan manipulasi nilai tukar bukan merupakan faktor yang dominan dalam penguatan daya saing produk-produk ekspor industri manufaktur. Meskipun dampak undervaluation nilai tukar dan perubahan nilai tukar terhadap ekspor manufaktur secara agregat tidak signifikan, namun ada beberapa industri manufaktur yang ekspornya dipengaruhi oleh undervaluation nilai tukar riil dan perubahan nilai tukar riil secara signifikan.
Ada dua industri manufaktur mengalami kenaikan ekspor secara signifikan akibat undervaluation nilai tukar sedangkan lima industri manufaktur lainnya mengalami hal sebaliknya. “Ketika estimasi menggunakan nilai tukar riil pada tingkat level, ada dua industri manufaktur juga yang mengalami kenaikan ekspor secara signifikan oleh depresiasi nilai tukar riil. Tujuh industri mamufaktur lainnya mengalami penurunan ekspor saat nilai tukar riil mengalami depresiasi,” imbuhnya.
Mengikuti klasifikasi industri berdasarkan factors intensities, nilai elastisitas ekspor manufaktur terhadap undervaluation nilai tukar dan perubahan nilai tukar untuk industri capital-intensive lebih elastis dibandingkan industri labor-intensive. “Ini mengindikasikan bahwa ekspor dari industri manufaktur capital-intensive lebih sensitif terhadap nilai tukar baik misalignment nilai tukar maupun perubahan nilai tukar pada tingkat level,” tutupnya.
Dengan demikian, Dewan Pimpinan Sidang terbuka promosi doktor memutuskan, Rasbin (1206328093) dinyatakan lulus dengan predikat Memuaskan dan berhasil mendapat gelar Doktor yang ke-114 Bidang Ilmu Ekonomi. Selamat kepada Dr. Rasbin! (Des)