UI Paling Produktif dalam Publikasi
Delli Asterina~ Humas FEB UI
Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengumumkan 500 peneliti terbaik di Indonesia berdasarkan Science and Technology Index (SINTA) 2020. Prof. Bambang menyatakan, pemeringkatan SINTA memiliki cakupan parameter skala besar dari jumlah artikel, banyaknya kualifikasi jurnal, dan aktivitas dalam publikasi nasional.
“Harapannya, ranking ini menggambarkan para peneliti di Indonesia secara paling komprehensif,” tegas Menristek pada pertemuan virtual yang diikuti sekitar 300 partisipan dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Swasta maupun Lembaga Penelitian yang ada di Indonesia melalui video konferensi, Kamis, (28/05/2020).
SINTA merupakan satu inovasi sistem informasi ilmu dan teknologi yang dikembangkan untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan networking dari peneliti atau dosen yang melakukan studi. Program SINTA ini dirancang sejak tahun 2016 dan hingga sekarang disebutkan telah mengelola 194.904 author atau peneliti terverifikasi, 4.607 jurnal, dan 34.677 buku. Selain itu 93.346 artikel, 69.796 conference paper, dan 5.266 book chapter.
Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro melanjutkan, bahwa sebelumnya sistem ranking atau urutan peneliti atau dosen di Indonesia dilihat dari capaian menurut Google Scholar. Menristek menegaskan, SINTA dalam hal ini turut menjadikan update ranking peneliti dengan metode yang lebih luas.
Dengan adanya pemeringkatan ini, Menristek berharap, bisa memberikan para peneliti dan dosen motivasi berprestasi dan berkarya lebih baik lagi secara internasional. Sementara untuk institusinya, diharapkan bisa memperbanyak tenaga pendidik ataupun staf peneliti untuk menghiasi ranking tertinggi.
“Dan bagi yang belum masuk, agar bisa menguatkan riset di perguruan tingginya dan memperbanyak penelitian yang berkualitas, serta tidak hanya mengerjakan penelitian hibah tapi dapat melakukan hilirisasi dari hasil penelitiannya,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Ristek, M. Dimyati, menerangkan SINTA menjadi trade mark yang sudah mulai populer bagi para peneliti. “Dan menjadi suatu sistem yang dibelakangnya di backup oleh sub sistem yang cukup bagus, serta terintegrasi sistem kenaikan jabatan dosen, agregasi jurnal, web of science dan sistem informasi Perpusnas,” ujarnya.
Sebanyak 74 persen author yang terdaftar merupakan dosen baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. “Ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, pemeringkatan peneliti, institusi, perguruan tinggi, fakultas, profil analisis penulis, subjek, prodi dan jurnal.”
Sejumlah 500 peneliti terbaik sudah terdaftar dalam laman sinta.ristekbrin.go.id/authors. Daftar tersebut berurutan mulai dari skor tertinggi, nama peneliti dan asal perguruan tingginya.
Pada pemeringkatan 500 peneliti terbaik di Indonesia berdasarkan Science and Technology Index SINTA series 1 tahun 2020, sebanyak enam peneliti UI berhasil menduduki peringkat 50 terbaik di Indonesia. Mereka adalah Indah Suci Widyahening; Achmad Nizar Hidayanto; Evy Yunihastuti; Rita Sita Sitorus; Abdul Munim; dan Nandy Putra. Peneliti UI yang masuk ke dalam sistem SINTA tercatat 3,038 author. Daftar 500 peneliti terbaik di Indonesia tersebut dapat dilihat pada laman http://sinta.ristekbrin.go.id/author/.
Universitas Indonesia (UI) menduduki peringkat teratas sebagai perguruan tinggi paling produktif di Indonesia di dalam menghasilkan publikasi ilmiah, seperti diumumkan oleh Menteri Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D.,
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, Ph.D. mengapresiasi produktivitas sivitas akademika UI di dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Peran serta para peneliti/dosen di UI turut mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah dari Indonesia yang tercatat bergerak secara eksponensial di ASEAN.
Prof. Ari juga mengajak para tenaga pengajar untuk tetap membangun engagement dengan kolega, pemerintah, masyarakat maupun pihak industri/swasta, sehingga keilmuan yang dimiliki dapat pula dirasakan dampaknya oleh bangsa Indonesia.
Formula pada pemeringkatan ini berdasarkan indikator: 1) jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus dengan memperhitungkan kategori quartil jurnal; 2) jumlah artikel non-jurnal terindeks di Scopus; 3) jumlah sitasi di scopus; 4) jumlah sitasi di Google Scholar; dan 5) jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi kategori S1 sampai S6.