Anak Muda Indonesia Tidak Peduli COVID-19?
Begini Penjelasan Risetnya
DEPOK – (30/8/2020) Generasi Melek Politik (GMP) dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengadakan webinar hasil riset “Persepsi Risiko Virus COVID-19 di Periode Adaptasi Kebiasaan Baru pada Generasi Z” pada Minggu, 30 Agustus 2020 pukul 13.00 WIB.
Riset kuantitatif tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkah laku, dan persepsi risiko di periode adaptasi kebiasaan baru (new normal) pada Generasi Z (12-25 tahun) di Indonesia. Sebanyak 875 responden yang berasal dari 33 provinsi dan lebih dari 250 kabupaten/kota di Indonesia berpartisipasi dalam survei yang dilakukan secara daring melalui akun Instagram @generasimelekpolitik.
Dr. Alfindra Primaldhi, adjunct researcher LD FEB UI, memaparkan bahwa 88% responden Gen Z ternyata sudah paham bahwa virus Corona penyebab COVID-19 berbahaya. Para Gen Z Indonesia juga menyadari manfaat dari menjalankan protokol kesehatan, khususnya protokol 3M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak aman 1-2 meter dan Mencuci tangan sesering mungkin), untuk menurunkan risiko tertular maupun penularan COVID-19.
Di periode new normal ini sudah banyak orang-orang yang mau kembali beraktivitas, termasuk berekreasi setelah berbulan-bulan di rumah. Nah, bagaimana persepsi Gen Z terhadap new normal ini?
“Kita lihat sekarang kegiatan bersepeda sedang nge-trend. Ini adalah hal yang baik karena penting untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental. Dari studi kami, bersepeda cenderung dianggap berisiko rendah, hanya 37% responden yang menganggap bersepeda tanpa protokol berisiko tinggi. Pada kenyataannya, tetap ada risiko terpapar virus dalam bersepeda. Oleh karena itu protokol kesehatan harus tetap dilakukan agar bisa tetap aman bersepeda.” jelas Dr. Alfindra Primaldhi.
Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan rencana untuk membuka kembali bioskop. Dalam riset tersebut, mayoritas responden Gen Z masih menilai bahwa menonton bioskop sangat berisiko tinggi apabila tidak menjalankan protokol kesehatan. Dengan protokol pun, 18% responden masih menilai kegiatan menonton di bioskop masih berisiko tinggi. Maka protokol kesehatan dalam menonton bioskop harus benar-benar jelas, dan dipatuhi, agar anak muda tertarik untuk kembali ke bioskop.
Aurelia Vizal, sebagai Ambassador Generasi Melek Politik dan juga perwakilan suara dari Gen Z menjelaskan bahwa anak muda Indonesia sangat paham akan risiko kesehatan COVID-19. Namun, adanya trust issue kepada pemerintah membuat banyak anak muda jadi skeptis bahwa pemerintah bisa menyelesaikan pandemi ini.
“Setiap generasi punya generation defining events, dan bagi Gen Z event tersebut adalah COVID-19. Misalnya, Millennial dengan serangan teroris, Boomers dengan penembakan John F, Kennedy, dan Gen X dengan resesi. Defining moment ini bakal berpengaruh ke cara pandang dan cara gen Z menyikapi hal untuk kedepannya. Untuk itu, akan sangat bagus jika pemerintah terbuka saja akan perkembangan kasus ini. Bukan artinya kita menganggap pemerintah gagal. Keterbukaan informasi itu akan mengurangi trust issue kami kepada pemerintah. Sehingga, semakin banyak anak muda yang patuh akan instruksi pemerintah seperti memakai masker setiap keluar rumah,”
Panelis lain yaitu dr. Belda Amelia, yang saat ini menjadi dokter internship di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta, menjelaskan juga bahwa vaksin COVID-19 ini sangat mendesak diperlukan. Namun, untuk menghasilkan vaksi, diperlukan uji klinis yang lama. “Tidak hanya vaksin COVID-19, vaksin penyakit lain pun membutuhkan waktu yang lama, bisa 10 tahun lebih, mulai dari planning, pengujuan berulang-ulang, sampai akhirnya bisa didistrubusikan agar efektif berfungsi di tubuh manusia. Kami sebagai tenaga kesehatan sadar betul akan hal tersebut. Saat ini vaksin COVID-19 masih dalam pembuatan dan pengujian dahulu, tidak bisa 1 tahun kurang jadi begitu saja.”
Dalam webinar pemaparan hasil survei tersebut, digaungkan pula ajakan agar Generasi Z menjadi agent of change yang mendorong kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan, khususnya kepada sesama anak muda. Dalam kondisi new normal, banyak orang sudah berani keluar rumah untuk berekreasi. Namun, penting bagi anak muda untuk memilih rekreasi dengan risiko yang lebih rendah, seperti kegiatan outdoor atau di alam terbuka. Apalagi, anak muda masih memiliki imunitas tubuh yang baik namun rentan menjadi carrier ke orang-orang terdekat seperti keluarga di rumah. Maka dari itu, anak muda tetap wajib menerapkan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, cuci tangan, jaga jarak sosial dan hindari kerumunan.
Materi paparan hasil survei dapat diunduh di http://bit.ly/GenZnCovid