Kuliah Umum MEKK Bersama Kepala BPS
“Kegiatan Pemanfaatan Data Untuk Perencanaan Pembangunan SDGs
serta Estimasi Wilayah Kecil (Small Area Estimation)”
Hana Fajria – Humas FEB UI
Depok – (13-11-2020) Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan (MEKK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengadakan webinar Kuliah Umum, dengan topik “Kegiatan Pemanfaatan Data Untuk Perencanaan Pembangunan SDGs serta Estimasi Wilayah Kecil (Small Area Estimation)”. Acara ini diisi oleh narasumber Dr. Kecuk Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) dengan moderator Dr. Dwini Handayani, Ketua Program Studi Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan, pada Jumat (13/11/2020).
Suhariyanto memaparkan mengenai peran data dalam pembangunan dan pemanfaatan data di tengah pandemi. Menurutnya, data berperan sentral dalam menyusun perencanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan, seperti untuk bahan perencanaan, monev dan pengambilan kebijakan, pada target pembangunan. Data juga penting untuk asumsi makro dalam penyusunan APBN (Pemerintah dan DPR), dan menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan, serta kebijakan sektoral, Kementrian/Lembaga, dan pemda lainnya.
“Sebelum data digunakan, pertama sebaiknya kita harus mengetahui meta datanya. Di dalam meta data akan dijelaskan bagaimana data tersebut dikumpulkan, berupa jumlah samplenya, variabel apa yang dikumpulkan, konsep dan definisi yang digunakan, dan juga berbagai indikator yang bisa diterbitkan dari data tersebut. Kedua, untuk memahami sebuah data, perlu membreakdown data itu sedetail mungkin, mengikuti karakteristik ataupun arah analisis yang digunakan,” ujar Suhariyanto.
Menurut UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, statistik terbagi menjadi 3 yaitu Statistik Dasar (data dari BPS) untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah, maupun masyarakat, lintas sektoral, berskala nasional dan makro; kedua Statistik Sektoral untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan; ketiga Statistik Khusus ( data dari perorangan/masyarakat) untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, Suhariyanto menjelaskan adanya desentralilsasi untuk kebutuhan data pada level yang lebih kecil, seperti kabupaten/kecamatan/desa dengan menggunakan Small Area Estimation (SAE). SAE bertujuan untuk menduga indikator pembangunan perkotaan sampai dengan level kecamatan, ketika penggunaan indikator cenderung menghasilkan angka yang lebih besar dari angka sebenarnya (overestimate). Metode SAE menghitung direct estimate menggunakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Tantangan utamanya adalah mendapatkan auxiliary variables yang dapat mereflesikan karakteristik daerah.
Suhariyanto berpesan, agar para peneliti/mahasiswa tetap dapat melakukan riset di tengah pandemi, dengan beberapa metode penelitian yang dapat digunakan sebagai alternatif, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan big data. “Dengan adanya sumber data tadi, kita bisa mendapatkan revolusi pengukuran yang bisa kita gunakan untuk mengukur pola, memetakan behavior masyarakat, pendapat masyarakat, dan sebagainya,” tuturnya menutup sesi. (hjtp)