Departemen Manajemen FEB UI Gelar Workshop Pencapaian Learning Goals dan Objectives dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – (25/11/2020) Harry Budi Santoso, Ph.D., Kepala Lab Digital Library and Distance Learning Fasilkom UI, Anggota Tim Monev E-Learning UI, Former Director of E-Learning Development Aptikom menjadi narasumber Workshop Pencapaian Learning Goals dan Objectives dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada Rabu (25/11/2020). Workshop ini diinisiasi oleh Departemen Manajemen FEB UI dan dibuka oleh Dony Abdul Chalid, Ph.D., Ketua Departemen Manajemen FEB UI.
Di dalam pemaparannya, Harry menuturkan bahwa pencapaian learning goals dan objectives dalam konteks pembelajaran daring tak lepas dari keselarasan antara strategi assessment dan kegiatan pembelajaran dengan capaian pembelajaran. PJJ memerlukan pemikiran dan perhatian serius mengingat penyelenggaraannya tidak dapat disamakan dengan penyelenggaraan pembelajaran konvensional. Pada masa pandemi ini, kita menjalankan pembelajaran secara full online sejak pertengahan semester lalu (Genap 2020). Masa ini dapat kita gunakan untuk merefleksikan online learning yang telah kita lakukan sebelumnya dan memperkaya lessons learned dalam menjalankan PJJ.
Aspek pedagogi dan desain instruksional daring dirumuskan sebelum memutuskan teknologi apa saja yang yang akan digunakan. Rumusan tersebut di desain oleh dosen sebagai subject-matter experts. Tentu bagus juga bila dapat melibatkan instructional designers dan bekerja sama dengan kolega dosen dalam satu bidang keilmuan.
Harry menambahkan, dalam masa pembelajaran secara full online seperti sekarang ini, kita sangat dianjurkan untuk membangun dan menjaga kualitas engagement dengan para mahasiswa dalam format yang berbeda dengan sebelumnya. Dosen dalam menjalankan tugasnya memiliki ekspektasi bahwa mahasiswa benar-benar ‘hadir’ dan aktif walaupun terpisah secara fisik, ruang, serta waktu melalui teknologi. Pada satu sisi lainnya, mahasiswa juga memiliki ekspektasi difasilitasi oleh dosen dalam melangsungkan proses PJJ. Di sinilah kita dapat melihat relevansi active learning dan student-centered learning.
Sementara, terkait assessment dalam pelaksanaan PJJ, para pengajar diberikan kesempatan untuk meninjau kembali sehingga strategi assessment dapat berjalan dengan baik dan relevan, khususnya assessment dalam konteks PJJ dengan menggunakan teknologi. Harry juga menyampaikan poin menarik sebagai bahan pemikiran bersama dari sebuah artikel yang terbit di situs World Economic Forum (WEF) berjudul “Will COVID-19 Spell the end for Exams?” Artikel ini ditulis Conrad Hughes dan dipublikasikan pada situs WEF tanggal 30 Juni 2020.
“Dalam menyelenggarakan PJJ Universitas Indonesia menggunakan aplikasi learning management systems yang dikenal dengan E-Learning Management Systems (EMAS). Aplikasi ini digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran secara daring. Melalui aplikasi tersebut, dosen dapat meletakkan atau mengunggah materi perkuliahan, memberikan kuis ataupun tugas, menggunakan fasilitas report untuk memantau kegiatan mahasiswa selama menggunakan EMAS, dan sebagainya. Selain itu, untuk membangun interaksi antara dosen dan mahasiswa, fasilitas forum diskusi secara asinkronus dan chatting secara sinkronus dapat digunakan. Tentu, banyak aplikasi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi interaksi antara dosen dan mahasiswa secara synchronous dan tatap muka melalui Zoom, Microsoft Teams, Google Meet, dan produk lainnya, baik yang berbasis proprietary dan open source,” demikian Harry menutup sesinya. (hjtp)