Ari Kuncoro, Hot Economy Berita Satu TV: Buang Ego Sektoral Demi Pertumbuhan
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (4/12/2020) Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak untuk berbagi peran, berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dari pandemi dan menegaskan bahwa semua pihak harus bergerak cepat serta membuang ego struktural. Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi, membangun optimisme oleh semua pihak baik pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan, dan berbagai pihak lainnya.
Rektor Universitas Indonesia, Profesor Ari Kuncoro menjelaskan, “Saat ini kondisi perekonomian kian menurun sehingga pemerintah tidak bisa mengambil dana dari pajak. Untuk itu, Indonesia butuh jangkar yang tidak lain adalah Bank Indonesia (BI) dalam upaya pemulihan ekonomi. Sinergi antara pemerintah dan BI semakin terlihat polanya. Setelah ada burden sharing dan komitmen lainnya, investor mulai melihat peluang di Indonesia. Harus ada sinergi karena diharapkan pada 2021 sudah recovery penuh, termasuk menggerakan sektor riil,” hal ini disampaikan dalam acara Hot Economy Berita Satu TV “Buang Ego Sektoral Demi Pertumbuhan,” pada Jumat (4/12/2020)
Menurut Ari Kuncoro, pemulihan banyak terbantu oleh pergerakan masyarakat kelas menengah bawah karena daya beli yang cukup naik di bulan Juli, Agustus, September. Sementara, perlu kebijakan kesehatan untuk kelas menengah atas karena mereka cenderung lebih takut keluar rumah dan melakukan kegiatan dalam situasi pandemi. Apabila telah tersedia vaksin, kelas menengah atas akan mulai banyak melakukan perjalanan dan kegiatan di luar rumah.
“Pertumbuhan tidak bisa cepat karena pergerakan masyarakat kelas menengah bawah pun hanya di daerah-daerah lokal. Penting bagi BI, yang memiliki kantor wilayah daerah tersebar, untuk memberdayakan dan membantu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). BI dapat memberikan data sektor-sektor yang bisa dibangkitkan di daerah tersebut,” sambung Ari.
Kondisi ekonomi terkini di bidang aktivitas sosial masyarakat membaik meski masih terbatas. Konsumsi masyarakat bawah dan kelompok rentan masih terjaga, didukung oleh program perlindungan sosial. Konsumsi masyarakat menengah ke atas masih sebatas kebutuhan dasar. Dalam dunia usaha, kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) membaik dan menjadi penunjang di tengah pandemic. Sementara korporasi besar, khususnya sektor-sektor terdampak Covid-19, masih menghadapi tantangan di tengah rendahnya demand dan aktivitas ekonomi.
Ari menambahkan, “Melalui Kementerian Desa, dan Kementerian Ketenagakerjaan, harus fokus realokasi ke arah masyarakat dengan average propensity to consume atau marginal propensity to consume lebih tinggi. Untuk kelas menengah bawah, lebih baik mendorong pembangunan infrastruktur desa seperti irigasi, pasar, peternakan ikan, dan terminal bis. Sedangkan kelas menegah atas, yang terpenting adalah vaksin untuk mendorong ekpektasi supaya lebih positif dan mendorong daya beli.”
Prof. Ari Kuncoro lebih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 akan sesuai dengan proyeksi menurut World Bank yakni 4,4% atau bahkan lebih dari itu. Hal ini dapat terjadi apabila daya beli kelas menegah atas yang terkunci di kota-kota besar dapat ditingkatkan. Kesempatan untuk berpergian ke luar negeri makin kecil. Oleh sebab itu, daerah harus menampilkan keunikan obyek wisatanya sehingga masyarakat lokal tertarik untuk mengunjungi. Dengan demikian, pertumbuhan dapat lengkap dari berbagai kalangan. (hjtp)