KKI FEB UI Gelar Seri Virtual Guest Lecturer, “The Trend of Int Business and The Future of HR in Digital Age”
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – (15/12/2020) CEO of Crowe Indonesia sekaligus Dosen pada Departemen Akuntansi FEB UI, Munir Machmud Ali, S.E., MBA., menjadi pembicara dalam Seri Virtual Guest Lecturer, bertajuk “The Trend Of Int Business and The Future of HR In Digital Age” dengan moderator Dr. Toto Pranoto, Dosen FEB UI dan Direktur Kerjasama UI, pada Selasa (15/12/2020). Webinar ini diselenggarakan oleh Program Studi Kelas Khusus Internasional (KKI) FEB UI, yang diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah International Human Resource Management selama semester 2020/2021.
Di dalam pemaparannya, Munir Machmud Ali, menyampaikan bahwa dunia bisnis saat ini mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan digital. Talent management pun perlu beradaptasi, karena menjadi sangat terampil saja tidak cukup dan harus mampu beradaptasi dengan perubahan, belajar dengan cepat, dan berkomitmen pada pengembangan berkelanjutan berdasarkan wawasan dan proaktif.
Dalam hal ini, Crowe Indonesia melakukan transformasi terhadap talent management demi mendukung kebutuhan masa depan. Paradigma lama yang selama ini diterapkan tentang people development yang hanya berfokus pada performance evaluation perlahan harus diubah. Perusahaan Crowe memerlukan upaya untuk mendorong maksmimalnya kompetensi yang dimiliki setiap karyawannya. Salah satu caranya ialah dengan melakukan sebuah manajemen kompetensi. Manajemen kompetensi merupakan proses membuat, mengelola, dan mengembangkan serangkaian keterampilan karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki SDM untuk menjalankan strategi bisnisnya.
Seiring perkembangan teknologi, proses manajemen kompetensi juga kini bisa dilakukan dengan lebih efektif melalui aplikasi bernama Sistem Manajemen Kompetensi. Banyak fitur yang disediakan oleh software Sistem Manajemen Kompetensi, yaitu database kompetensi masa sebelumnya, pencarian berdasarkan keterampilan, ulasan kinerja atau perilaku karyawan, dan laporan hasil kerja karyawan berdasarkan proyek yang mereka pegang.
Pengembangan Sistem Manajemen Kompetensi sebagai proses peningkatan berkelanjutan untuk mencapai tujuan penilaian kompetensi, pengaturan tujuan, menerapkan rencana pengembangan, peningkatan rasa prestasi profesional dengan memahami kompetensi utama yang diakui oleh perusahaan, melakukan penilaian diri dan terlibat dalam pengembangan kompetensi, peningkatan komunikasi organisasi sistem dan praktek manajemen kompetensi.
Model kompetensi yang dikembangkan oleh Crowe, sambung Munir Ali, terdapat 4 tingkat, yaitu tingkat pertama (karyawan masih belajar tahap, menyerap dan memperoleh informasi dasar, bekerja melalui bimbingan atasan). Tingkat kedua (karyawan mulai mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh sesuai jobdesk mereka). Tingkat ketiga (lebih banyak melatih pengetahuan dan keterampilan, menambah wawasan, lebih kreatif dan inovatif, memberikan bimbingan dan saran). Tingkat tertinggi (memiliki level kepemimpinan pada kompetensi, menambah wawasan, memperkaya, mengembangkan dan menemukan solusi). Selain itu, klien perlu dilibatkan dalam menerapkan manajemen kompetensi yang bisa membawa kepuasan kepada karyawan, karena bisa memberikan pengalaman positif saat berinteraksi dengan klien dan mengarah pada peningkatan keterlibatan dan kepuasan klien.
“Ke depannya, Crowe akan melakukan broad-based digital training in essential skills, focused upskilling rooted in changing work, and leadership development (Emerging Leaders Academy),” demikian Munir Ali menutup sesinya. (hjtp)