Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka, Ekonom Teuku Riefky: Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA | (24/2/2021) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto resmi mengumumkan pembukaan Program Kartu Prakerja Gelombang 12.
Masyarakat bisa mulai melakukan pendaftaran program ini melalui website www.prakerja.go.id.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, maka program Kartu Prakerja tahun 2021 atau gelombang ke-12 ini saya nyatakan dibuka,” ujar Menko Airlangga dalam Konferensi Pers, Selasa (23/2/2021).
Menko Airlangga mengatakan, Kartu Prakerja gelombang 12 terbuka untuk kuota 600.000 peserta. Adapun Program Kartu Prakerja pada Semester 1 tahun 2021 diharapkan mencapai target peserta sebanyak 2,7 juta orang. Demi pemerataan, setiap KK dibatasi maksimal 2 anggota keluarga yang bisa menjadi penerima Kartu Prakerja.
“Program Kartu Prakerja merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor perlindungan sosial. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan program ini, mengambil berbagai pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan yang dapat menjadi bekal hidup selama dan paska pandemi,” tutur Menko Airlangga.
Program Kartu Prakerja gelombang ke-12 pada semester I-2021 ini akan tetap menggunakan metode semi bansos dengan besaran bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta ditambah insentif pasca pelatihan Rp 600 ribu tiap bulannya selama 4 bulan dengan total insentif pasca pelatihan sebesar Rp 2,4 juta, dan insentif survei Rp 50 ribu tiap satu kali survei sebanyak 3 kali survei dengan total insentif survei sebesar Rp 150 ribu.
“Program ini ditujukan kepada pencari kerja, pengangguran, pekerja, dan wirausaha. Kami juga mengajak para pekerja yang dirumahkan atau kehilangan pekerjaan dan para Pelaku Usaha Mikro maupun Kecil (UMK) yang tutup usaha karena dampak pandemi COVID-19 untuk bisa mendaftarkan diri dalam program Kartu Prakerja,” ujarnya.
Kehadiran Kartu Prakerja Gelombang 12 ini disambut baik oleh ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky.
Stimulus fiskal yang diberikan pemerintah melalui program Kartu Prakerja ini sangat diperlukan bagi masyarakat yang terkena pembatasan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Program ini sangat baik dilanjutkan, terlebih masyarakat yang menerima Kartu Prakerja mendapatkan training untuk upgrade skill mereka. Saat ini banyak masyarakat yang sudah tidak bekerja selama 1 tahun lebih atau di masa pandemi ini. Sehingga nanti setelah recovery, mereka tidak bisa di ekspektasi memiliki skill seperti sebelum pandemi. Pasti ada fase penyesuaian, ini lah yang dicoba diatasi oleh kartu prakerja,” ujar Teuku Riefky.
Selain itu, kata Teuku Riefky, dengan adanya program Kartu Prakerja ini pemerintah mendapatkan data yang aktual terkait jumlah pengangguran di Indonesia sepanjang pandemi Covid-19.
Dimana data kemiskinan di Indonesia diperbarui hanya 2 kali dalam setahun, sedangkan kebijakan pemerintah terus berjalan dan dievaluasi setiap minggu untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.
“Skema ini merupakan sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pemerintah tidak hanya memberikan insentif untuk menggerakkan roda perekonomian di masa pandemi, tetapi juga data yang aktual yang sulit didapatkan pemerintah. Terlebih, tenaga kerja informasi mendominasi di Indonesia,” tutur Teuku Riefky.
Monitoring dan evaluasi
Namun demikian, kata Riefky, pemerintah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala agar efketivitas program ini semakin baik. Dimana pada tahun lalu, terdapat sejumlah kasus penerima kartu prakerja tidak layak mendapatkan training, seperti halnya tenaga kerja yang masih bekerja dan mendapatkan upah.
“Monitoring dan evaluasi berkala perlu dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan efektivitas dari program ini. Karena dengan budget yang besar diharapkan dimanfaatkan dengan baik,” tandasnya.