Kuliah Umum MAKSI-PPAk. FEB UI, “IDX Indices and ESG Development ‘One Step Towards More Sustainable Investments in Indonesia Capital Market”
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – (26/3/2021) Head of Business Development Division at Indonesian Stock Exchange, Ignatius Denny Wicaksono, ST, MBA, CFA, FRM, CIPM menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Magister Akuntansi-Pendidikan Profesi Akuntan (MAKSI-PPAk.) FEB UI bertajuk “IDX Indices and ESG Development ‘One Step Towards More Sustainable Investments in Indonesia Capital Market” pada Jumat (26/3/2021). Rachman Untung Budiman, MBA, CFA, CRMO, Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEB UI menjadi moderator pada acara tersebut.
Plt. Ketua Program Studi MAKSI-PPAk. FEB UI, Dr. Ancella A. Hermawan, memberikan sambutan bahwa kuliah umum ini berkaitan dengan sustainability untuk merespons perubahan di berbagai situasi khususnya dunia kerja. Narasumber yang dihadirkan berasal dari pihak finance yang menunjang pasar modal. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pengelola pasar modal di Indonesia perlu memberi perkembangan terkini tentang sustainability kepada seluruh peserta kuliah. Selain itu, kuliah ini juga sebagai momentum bagi para mahasiswa MAKSI-PPAk. yang nantinya akan membuat penelitian/studi kasus untuk keperluan karya akhir, sehingga menambah wawasan untuk menggunakan indeks dalam mengukur sustainability atau lainnya.
Dalam paparannya Ignatius Denny menyampaikan, BEI merupakan perusahaan swasta yang diawasi dan diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang didalamnya terdapat 3 macam bursa sebagai penyelenggara perdagangan, diantaranya Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menentukan arah perkembangan pasar modal, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk mencatat dan mendaftarkan efek kemudian disimpan.
Perkembangan instrumen saham pengumpulan dana BEI-IDX saat ini ialah equity (shares, right issue, warrants), bonds and Islamic bonds (conventional, green bonds), dan securitization (asset backed securities, investment fund). Selain itu, BEI-IDX juga mempunyai instrumen lainnya yang bisa diperdagangkan di bursa, seperti reksa dana terbaru bersifat likuid yang bisa diperdagangkan setiap saat pada jam bursa berjalan.
“Transaksi di BEI pada 2020 sebesar Rp9,2 triliun/hari dan 2021 berjumlah Rp18 triliun/hari. Hal ini mengalami lonjakan, karena dunia sedang menghadapi Covid-19 dan membuat semakin banyaknya investor melek untuk mempelajari dan menanam saham. Bagi para investor yang bingung dalam menentukan investasi saham, BEI sudah mengeluarkan alat bantu berupa indeks saham untuk menentukan saham-saham yang masuk di market berdampak positif bagi sosial, lingkungan, dan faktor tertentu,” jelas Denny.
Indeks saham merupakan ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu, serta dievaluasi secara berkala. Tujuan dan manfaat pengembangan indeks saham untuk mengukur sentimen pasar, alat bantu screening dalam pemilihan portfolio, proksi untuk kelas aset pada alokasi aset, benchmark bagi portofolio aktif, dijadikan produk investasi pasif seperti reksa dana indeks dan ETF indeks serta produk turunan.
Di sisi lain, perkembangan ESG (Environmental, Social, Governance) di pasar modal terdiri dari ESG Scoring for IDX80 bekerjasama dengan index provider (baru tercatat 80 perusahaan yang likuid), Srikehati Indeks, dan IDX Leaders. Upaya pengembangan investasi berkelanjutan dan peningkatan praktik ESG ini sudah ditunjukkan dengan bergabungnya BEI menjadi anggota United Nations Sustainable Stock Exchange (SSE) Initiative sejak 18 April 2019.
“Saat ini, mulai diwajibkan untuk menyampaikan laporan berkelanjutan (sustainability report) meskipun masih bertahap untuk big bank atau bank buku 4, di dalamnya mencakup beberapa prinsip sebagai keterbukaan informasi perusahaan tercatat sekarang,” demikian Denny menutup sesi pemaparannya. (hjtp)