Departemen Manajemen FEB UI: Pelatihan Menguji Artikel Melalui Turnitin
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (16/6/2021) Departemen Manajemen FEB UI mengadakan Pelatihan Menguji Artikel Melalui Turnitin, pada Rabu (16/6). Menghadirkan Prof. Dr. Irwan Adi Ekaputra (Kepala Departemen Manajemen FEB UI) sebagai pembuka, Arief Wibisono Lubis, Ph.D. (Koordinator Akreditasi AACSB) sebagai pemateri, dan seluruh dosen Departemen Manajemen FEB UI sebagai peserta.
Irwan mengucapkan terima kasih kepada Pak Arief dan para dosen atas partisipasi aktifnya mengikuti kegiatan di Departemen Manajemen, “Kemampuan memeriksa kemiripan naskah artikel di Turnitin sangat penting untuk memudahkan publikasi karya ilmiah internasional dalam rangka mengisi angka kumulatif kenaikan jenjang jabatan akademik. Menurut saya, Pak Arief sosok pemateri yang tepat karena beliau telah mahir menggunakan Turnitin dan memahami berbagai aturan relevan. Setelah pelatihan, saya mohon Bapak Ibu dosen bisa membantu Departemen Manajemen dengan saling memeriksa artikel rekan-rekan sekitarnya.”
Turnitin atau ‘Turn-it-in’ merupakan sebuah perangkat berbasis situs yang menyediakan fasilitas menguji indeks kemiripan (similarity check) naskah berbentuk tulisan untuk mencegah tindak plagiarisme dan menjaga originalitas.
Arief mengatakan, “Kita ketahui bersama, para dosen yang ingin mengikuti kenaikan jabatan akademik perlu memenuhi berbagai persyaratan, termasuk menuji plagiarisme artikel atau karya ilmiah kategori internasional di Turnitin. Biasanya, Ketua Departemen menangani dosen yang naik ke jenjang Asisten Ahli dan Lektor. Sementara Dewan Guru Besar Fakultas (DGBF) menangani dosen yang naik ke jenjang Lektor Kepala dan Guru Besar.”
“Namun, mengingat artikel karya ilmiah menjadi persyaratan penting pengurusan kenaikan jabatan akademik, maka para dosen setidaknya perlu memahami kinerja Turnitin sehingga memudahkan koreksi artikel sebelum publikasi,” sambungnya.
Ia mengajak para dosen praktik bersama agar lebih mudah memahaminya. Pertama, dosen harus log in, add class, dan add assignment. Di bagian assignment, dosen harus menulis judul, deskripsi, serta tanggal mulai dan jatuh tempo. Lalu, mulai mengunggah artikel dan melihat persentase plagiarisme. Pastikan mengisi nama penulis, judul penugasan, dan judul pengajuan. Nantinya, artikel menampilkan jumlah halaman, kata, dan karakter.
Turnitin membutuhkan waktu untuk menemukan angka kemiripan. Kalimat artikel akan menampilkan warna berbeda, hitam berarti tidak ada plagiasi dan merah berarti ada plagiasi pada tulisan tersebut. Lebih lanjut, sebenarnya ada 5 level tingkat indikasi plagiasi menurut persentasenya, mulai dari 0% berwarna biru, 1 – 24% berwarna hijau, 25 – 49% berwarna kuning, 50% – 74% berwarna oranye, hingga 75% – 100% berwarna merah. Hebatnya, Turnitin mampu mendeteksi kemiripan walau hanya satu kalimat.
“Kemiripan belum tentu plagiasi, tetapi hanya indikasi awal. Maka dari itu, Bapak Ibu dosen perlu menelisik setiap bagian naskah dan mengecualikan atau exclude sumber kemiripan. Sumber terlihat jika memilih tombol exclude source di sisi kanan. Kemiripan mungkin berasal dari paper mahasiswa, artikel dan sumber internet, daftar pustaka, atau artikel lain,” terangnya.
Usai mengecualikan kemiripan dari perhitungan, otomatis angka kemiripan pun berubah. Selanjutnya, lakukan pengunduhan untuk menampilkan laporan hasil Turnitin.
Saat mengajukan kenaikan jabatan akademik, dosen harus mengisi formulir analisis hasil turnitin, terdiri dari judul tulisan, penulis, dan keterangan penerbitan. Pada bagian kemiripan, perlu menuliskan sumber, penulis, tahun terbit, kemiripan, skor awal, keterangan, pengecualian, dan skor akhir.
Dalam banyak kasus, angka kemiripan masih sangat tinggi meskipun sudah melalui tahap pengecualian. Berdasarkan kebijakan UI, kenaikan jabatan akademik perlu memenuhi total skor kemiripan maksimal 20 persen dan sumber kemiripan maksimal 3 persen. Selama skor masih di bawah 25 persen, dosen tetap bisa mengajukan artikel karya ilmiah. Selanjutnya, tergantung tim penguji yang akan menentukan indikasi plagiarisme.