Riset Tak Hanya Berhenti pada Publikasi
Agenda-agenda riset perguruan tinggi diharapkan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan di semua sektor.
JAKARTA, KOMPAS — (12/8/2021) Perguruan tinggi berperan penting mendukung riset yang menghasilkan beragam inovasi. Sejumlah perguruan tinggi telah memperkuat kemitraan riset dengan industri dan lembaga penelitian agar di masa pandemi Covid-19 dapat melahirkan inovasi untuk mengatasi pandemi. Kolaborasi seperti ini penting supaya hasil riset tidak hanya berhenti pada publikasi semata.
Menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2021, Universitas Indonesia (UI) menggelar Bulan Inovasi UI pada 9-13 Agustus 2021 secara daring. Kegiatan tersebut terdiri dari rangkaian webinar, diskusi kelompok terpumpun (FGD), gelar wicara (talkshow), dan pameran inovasi virtual.
Dukungan untuk mengatasi pandemi salah satunya diwujudkan UI dengan menghasilkan ventilator. Inovasi itu telah masuk dalam katalog elektronik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Tim Ventilator UI mengembangkan ventilator transpor lokal rendah biaya berbasis sistem pneumatik yang aman dan fungsional bernama COVENT-20. Ventilator ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya berbentuk ringkas dan sederhana sehingga aman digunakan untuk perjalanan menuju ruang isolasi.
Ventilator ini juga mudah dioperasikan dan hemat energi. Biaya pembuatan CO-VENT-20 lebih rendah jika dibandingkan dengan tipe ventilator transpor komersial yang tersedia saat ini.
Ventilator ini dilengkapi positive end expiratory pressure (PEEP) serta menggunakan mikrocip untuk menyimpan program dan data. COVENT-20 sudah disalurkan ke 180 rumah sakit, baik rumah sakit rujukan Covid-19 maupun rumah sakit darurat di seluruh Indonesia.
“Di UI, prinsip bahwa inovasi harus memenuhi tuntutan pasar sudah bukan hanya jargon, melainkan sudah dilaksanakan dengan konsisten,” kata Direktur Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) UI Ahmad Gamal, Rabu (11/8/2021), di Jakarta.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, berbagai aktivitas yang dilakukan UI, termasuk dalam bidang riset dan inovasi, tidak lagi bertujuan sekadar mendorong terciptanya reputasi akademik melalui publikasi dan jumlah hak kekayaan intelektual. ”Yang utama juga hal yang berdampak lebih besar dengan mendorong hilirisasi dan komersialisasi seluruh daya pikir dan berdaya cipta,” kata Ari.
Ekonomi kemasyarakatan
Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, potensi riset diarahkan untuk mendukung peningkatan ekonomi kemasyarakatan. Upaya ini salah satunya diwujudkan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, bersama Koperasi Nasional Kementerian Koperasi dan UKM yang memperkuat pengembangan Smart Coffee Enterprise Support System (SCESS) guna mendukung usaha kecil dan menengah. Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Eni Harmayani berharap sistem ini dapat dikembangkan dan diimplementasikan lebih luas.
”Semoga dengan aplikasi sistem ini nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Tanah Air,” kata Ketua Umum Koperasi Nasional Kementerian Koperasi dan UKM Reza Fabianus.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam mengatakan, riset di perguruan tinggi didorong lebih gayut dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri (DUDI). Agenda-agenda riset harus relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan di semua sektor. (ELN)
Sumber: Harian Kompas. Edisi: Kamis, 12 Agustus 2021. Rubrik Humaniora. Halaman 5.