Toto Pranoto Bahas Perbaikan Kinerja BUMN di BPEA, Berita Satu TV, dan CNBC Indonesia
DEPOK – (23-24/9/2021) Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa transformasi perbaikan kinerja BUMN merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh Kementerian BUMN. Hal ini dilakukan agar perusahaan plat merah di Indonesia bisa bertahan hidup dan mampu berdaya saing secara global. Pengamat BUMN Research Group Lembaga Manajemen FEB UI sekaligus Dosen FEB UI, Toto Pranoto dalam acara Business Performance Excellence Award (BPEA), Hot Economy di Berita Satu TV, dan Profit di CNBC Indonesia membahas apa saja yang harus diperbaiki kinerja BUMN.
BPEA: Terpukul Covid-19, Pendapatan dan Laba BUMN Anjlok di 2020
Liputan6.com, JakartaĀ – (23/9/2021) Kinerja BUMN terdampak keras pandemi Covid-19. Mulai dari pendapatan hingga laba BUMN menyusut tajam saat pandemi melanda Indonesia.
Ini diungkapkan Associate Director BUMN Research Group Lembaga Manajemen Universitas Indonesia Toto Pranoto pada acaraĀ ajang Business Performance Excellence Award (BPEA) Tahun 2021.
“Kalau kita lihatĀ performanceĀ pada 2019, 2020Ā kita lihat memang dampakĀ Covid-19 terjadi sejak akhir 2019 dan lanjut ke 2020 luar biasa dampaknya dan kita lihat kinerja dalam kemampuan men-generateĀ revenueĀ dan laba,” jelas dia dalam acara BPEA 2021 di Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Dia mengakui jika sejatinya kontribusi BUMN di banyak negara terhadap perekonomian global dalam satu dekade menunjukkan tren meningkat.
“Indonesia mencatatkan diri sebagai salah satu negara yang mana kontribusi BUMN terhadap perekonomian domestik cukup signifikan,” jelas dia.
Tapi kinerja BUMN kemudian berbalik saat Covid-19 masuk ke Indonesia. Ini terlihat dari perolehan pendapatan maupun laba perusahaan negara.
Dia menyebutkan jika total aset BUMN tercatat naik dari Rp 8.739 triliun pada 2019 menjadi Rp 9.295 triliun di 2020.
Namun pendapatan BUMN turun dari Rp 2.456 triliun di 2019 menjadiĀ Rp 1.842 triliun pada 2020. Alhasil, laba BUMN terpuruk dariĀ Rp 165 triliun pada 2018 menjadi laba bersih BUMN Rp 38 triliun.
Dia mengatakan jika performa BUMN di Indonesia saat ini menunjukkan kondisi pareto, di mana sekitar 80 persen dari total kontribusi pendapatan BUMN hanya disumbang oleh sekitar 20 persen dari total perusahaan saja.
Padahal Indonesia memiliki BUMN lebih dari 100. “Ini artinya banyak BUMN yang belum beroperasi secara optimal,” jelas dia.
Dia pun mengatakan jika pemerintah telah bertahap mengurangi jumlah BUMN dengan berbagai langkah. Sehingga total BUMN saat ini hanya sekitar 100 perusahaan.
“Ini perlu ada perbaikan ke depan supaya produktivitas setiap BUMN bisa ditingkatkan ke depan,” tegas dia.
Hot Economy, Berita Satu TV: Benah-Benah BUMN
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (23/9/2021) Meski masih dalam kondisi pandemi COVID-19, pemerintah tetap menggencarkan upaya pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa transformasi BUMN merupakan sebuah keharusan untuk membuat perusahaan plat merah di Indonesia berkelas dunia.
Tercatat Presiden Jokowi telah membubarkan 3 perusahaan tanpa likuidasi dan menggabungkan ke BUMN lain, yakni PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Perikanan Nusantara (Persero), untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis.
Selain itu, Kementerian BUMN pun melakukan merger Pelindo I, II, III, IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia per 1 Oktober 2021. Nantinya, akan menciptakan 4 sub-holdings sesuai kluster bisnis milik Pelindo.
Dalam Hot Economy Berita Satu “Benah-Benah BUMN” pada Kamis (23/9), Toto Pranoto, Pengamat BUMN Research Group Lembaga Manajemen FEB UI, menanggapi hal tersebut, “Kinerja BUMN masih dalam kondisi pareto. Saat ini, 25 BUMN terbesar dari keseluruhan 105 BUMN sudah mampu menghasilkan 90 persen total pendapatan dan menguasai 70 persen total aset.”
“Selain itu, sebagian BUMN terlihat kurang produktif sehingga perlu mengambil langkah peningkatan, misalnya pembentukan beberapa holding company BUMN. Holding company tersebut harus mampu memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan pengoperasian BUMN sebelumnya saat masih terpisah. Jadi, tak sekadar mengurangi jumlah BUMN,” tandasnya.
Menurut Toto, fokus utamanya adalah holding company mampu mempertajam produktivitas dan menunjukkan peningkatan. Dengan begitu, BUMN lebih berpotensi dan berdaya saing di kancah internasional.
Saksikan rekaman talkshow selengkapnya melalui: https://youtu.be/NKbcargRdzs
Profit, CNBC Indonesia: Revisi UU BUMN Penting Perbaiki Kinerja BUMN
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK ā (24/9/2021) ā Penurunan kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik secara produktivitas, efisiensi hingga kemampuan mendorong profitabilitas disebut Pengamat BUMN sekaligus Dosen FEB UI, Toto Pranoto sebagai persoalan yang tengah dihadapi BUMN.
Kondisi BUMN saat ini mengalami kondisi pareto condition, artinya dari 100 perusahaan BUMN yang dapat menghasilkan profit dengan baik hanya 20-25 BUMN saja. āHal ini menunjukkan adanya masalah mengenai produktivitas, efisiensi, kemampuan mengelola profit, sehingga perlu adanya perbaikan secara struktural terhadap pengelolaan BUMN demi memacu kinerja lebih baik ke depannya,ā tutur Toto Pranoto dalam acara Profit di CNBC Indonesia bersama Monica Chua, pada Jum’at (24/09/2021).
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mengusulkan adanya perubahan pengelolaan BUMN yang dituangkan dalam bentuk amandemen Undang-undang BUMN. āOleh karena itu, revisi UU BUMN dirasa penting untuk mendorong perbaikan struktural sehingga kinerja menjadi lebih baik. Selain itu, ramainya penerbitan surat utang BUMN juga menjadi persoalan lain yang harus diawasi agar penggunaannya bisa maksimal mendorong kinerja BUMN,ā demikian Toto Pranoto menutup sesinya.