Responsif Akan Kenaikan BBM, Mahasiswa FEB UI Beraudiensi dengan Kementerian Keuangan RI
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (16/9/2022) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menginisiasi Audiensi Mahasiswa FEB UI dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia di Gedung Djuanda 1, Kementerian Keuangan RI, pada Jumat (16/9).
Kepala Departemen Kastrat BEM FEB UI 2022 Janitra menjelaskan bahwa audiensi dilandasi oleh dinamika ekonomi nasional, “Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM FEB UI sebagai inisiator serta fasilitator pergerakan mahasiswa yang bersifat responsif, solutif, progresif, dan kolaboratif, melihat bahwa audiensi bersama Kementerian Keuangan RI merupakan tindak lanjut untuk menyuarakan tuntutan dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah RI. Spesifiknya terkait kenaikan harga BBM, pusat perhatian masyarakat Indonesia belakangan ini.”
Dengan audiensi, Departemen Kastrat BEM FEB UI berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan Pemerintah RI, khususnya Kementerian Keuangan RI selaku motor dari berbagai kebijakan fiskal nasional.
Kenaikan Harga BBM Nasional
Pada 3 September lalu, Pemerintah RI melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni solar dan pertalite. Harga solar semula Rp5.150 berubah menjadi Rp6.800. Sementara harga pertalite mulanya Rp7.650 bergeser menjadi Rp10.000. Selain BBM bersubsidi, Pemerintah pun menaikkan harga BBM non-subsidi pertamax dari Rp12.500 ke Rp14.500. Peningkatan Indonesian Crude Price (ICP) dalam beberapa bulan terakhir merupakan pemicu kenaikan tersebut.
Lebih lanjut, Janitra mengatakan, “Pro-kontra hadir di tengah masyarakat. Ada pihak yang menyetujui kenaikan harga BBM, mengingat Indonesia dan negara lainnya tengah menghadapi terpaan krisis energi global yang membuat ICP melesat tinggi. Akhirnya, anggaran subsidi kompensasi energi membengkak.”
“Ada pula yang menolak, mengingat kebijakan ini dapat menyengsarakan rakyat golongan miskin dan rentan karena BBM tidak lain kebutuhan primer bagi mayoritas masyarakat. BBM merupakan variabel tak terpisahkan dari proses produksi maupun distribusi kebutuhan masyarakat, tidak terkecuali kebutuhan pokok. Naiknya harga BBM dapat berdampak pula pada kenaikan harga bahan pokok, khawatirnya memicu inflasi tinggi,” ujarnya.
Belum lagi, BEM FEB UI melihat pemerintah memiliki cukup banyak tanggung jawab mengikuti kenaikan harga BBM ini, di antaranya memastikan alokasi dan distribusi bansos tepat sasaran, meningkatkan efektivitas penyaluran BBM bersubsidi, serta memaksimalkan kondisi kenaikan harga BBM sebagai momentum memperkuat transisi energi.
“Keseluruhan hal tersebut tentunya perlu diaudiensikan maupun didiskusikan secara ilmiah, objektif, dan komprehensif, sehingga menghasilkan dampak positif bagi Indonesia,” tandas Janitra.
Dukungan FEB UI dan Kementerian Keuangan RI
Menurut Janitra, pihak FEB UI, terutama Dekanat FEB UI dan Pusat Kegiatan Mahasiswa FEB UI, sangat mendukung upaya para mahasiswanya untuk berdiskusi bersama Kementerian Keuangan RI sebagai salah satu medium pencerdasan dan aktualisasi diri mahasiswa FEB UI.
Serupa, Kementerian Keuangan RI sangat menghormati dan mengapresiasi upaya mahasiswa FEB UI untuk mengaudiensikan berbagai isu sosial, politik, maupun ekonomi strategis di Indonesia. Menurut Kementerian Keuangan RI, audiensi yang sifatnya ilmiah tentu merupakan salah satu bentuk baru dari aksi dan pergerakan yang konstruktif oleh mahasiswa Indonesia.
Menanggapi kegiatan audiensi tersebut, Wakil Dekan 1 Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FEB UI Arief Wibisono Lubis, Ph.D. yang turut hadir menuturkan, “Kegiatan audiensi dan diskusi dengan Wakil Menteri Keuangan dan jajarannya mengenai kebijakan ekonomi pemerintah berjalan dengan sangat baik. Bahkan, hasil kajian dari BEM FEB UI mendapatkan apresiasi dari Bapak Wakil Menteri Keuangan. Diskusi ini juga semakin membuka mata para mahasiswa mengenai kompleksitas dalam penyusunan kebijakan ekonomi yang harus memperhatikan aspek multidimensional.”
Rekomendasi Kebijakan
Dalam audiensi tersebut, pihak FEB UI dan Kementerian Keuangan RI banyak bertukar pikiran terkait berbagai isu ekonomi Indonesia, khususnya BBM dan energi. Diskusi berlangsung intensif dan mendatangkan banyak gagasan solutif. Pada akhir audiensi, kedua pihak menyepakati rekomendasi kebijakan yang dipaparkan oleh Departemen Kastrat BEM FEB UI.
Dalam jangka pendek dan menengah, pemerintah wajib memastikan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi tidak menimbulkan inflasi tinggi dalam skala nasional. Tentu melalui upaya menjaga daya beli, menghadirkan subsidi langsung berbasis orang, dan mengoptimalkan penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran.
Pemerintah perlu hadirkan garansi bahwa Bantuan Langsung Tunai BBM diterima oleh kelompok yang terdampak kenaikan harga BBM bersubsidi, utamanya tentu para pelaku ekonomi di berbagai sektor fundamental, seperti produsen dan distributor bahan pokok hingga penyedia layanan transportasi.
Kemudian dalam jangka panjang, pemerintah harus mampu melihat kenaikan harga BBM sebagai momentum transisi energi. Pemerintah sebaiknya memitigasi risiko akan ketergantungan tinggi terhadap BBM yang menimbulkan risiko konsumsi BBM secara berlebihan, dan tentunya menimbulkan efek negatif, baik bagi ekonomi maupun lingkungan.
Walaupun demikian, pemerintah pun berkewajiban menciptakan tata ruang yang hemat energi dan mengoptimalkan peran transportasi publik agar masyarakat tidak terbebani bilamana harga BBM mendekati atau mencapai harga keekonomiannya.
Audiensi dihadiri oleh pihak Kementerian Keuangan RI diwakili oleh Prof. Suahasil Nazara (Wakil Menteri Keuangan RI) dan Isa Rachmatarwata (Dirjen Anggaran Kemenkeu RI). Sementara pihak FEB UI oleh Arief Wibisono Lubis (Wakil Dekan FEB UI), Irfani Fithria Ummul Muzayanah (Kepala PKM FEB UI), serta 17 mahasiswa yang mewakili 7 lembaga mahasiswa FEB UI, yaitu BEM FEB UI, BPM FEB UI, Kanopi FEB UI, MSS FEB UI, SPA FEB UI, IBEC FEB UI, dan EIS FEB UI.
Selain itu, kegiatan ini termasuk tindak lanjut dari Diskusi Taman Makara bertajuk “Carut Marut Kenaikan Harga BBM Bersubsidi: Kebijakan Tepat atau Membebani Rakyat?” yang diadakan pada Rabu, 14 September 2022 lalu. Diskusi Taman Makara tersebut menghadirkan Arifin Tasrif (Menteri ESDM RI), Rizal Ramli (Ekonom Senior), Berly Martawardaya (Direktur Riset INDEF), dan Fithra Faisal (Dosen FEB UI). (mh)