The 14th International Conference on Business and Management Research (ICBMR) Day-1: Hybrid Society, What Will Come Next After COVID-19
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (12/10/2022) Management Research Center (MRC), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, kembali menggelar International Conference on Business and Management Research (ICBMR) ke-14 kalinya, pada Rabu (12/10) secara daring.
Menurut Organizing Committee ICBMR 2022 Dr. Elok Savitri Pusparini, tahun ini, tim ICBMR berusaha membangun bisnis yang kompetitif dan kolaboratif di era disrupsi. ICBMR 2022 bertujuan memicu diskusi ekonomi tentang beragam isu melalui sesi pidato dan paralel.
Dalam Committee Report ICBMR 2022, ia mengatakan bahwa telah terkumpul 70 karya ilmiah, hasil kolaborasi scholars dari setidaknya dari 5 negara yang akan disajikan dalam sesi paralel. Terbagi atas 5 sub-tema, (1) Business Resiliency and Sustainability, (2) Business Sustainability in Halal Industry, (3) Digital Business, Finance and Economy, (4) Innovation and Entrepreneurship, (5) Organizational Transformation, People, and Society. Seluruh karya ilmiah akan diterbitkan pada prosiding konferensi atau jurnal pendukung.
“Kami berharap para peserta memperoleh wawasan berharga yang membantu arah penelitian di masa depan, baik untuk akademis maupun bisnis. Selain itu, kami berharap hadirin memiliki pengalaman konferensi yang mendorong secara intelektual dan diskusi bermanfaat dengan rekan yang hadir secara virtual,” ujar Elok.
Kemudian, Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D. pada welcome speech menyampaikan bahwa ICBMR termasuk konferensi penelitian terpanjang dalam bidang bisnis dan manajemen di Indonesia.
“FEB UI sebagai sekolah bisnis terkemuka di Indonesia selalu mendorong agar setiap sivitas akademika terus meningkatkan kontribusi dalam bidang ekonomi untuk mendukung berbagai organisasi di Indonesia, tidak hanya perusahaan, tetapi pada bisnis dan masyarakat pula. Hal itu pun mendasari FEB UI mengenalkan misi baru dan perencanaan strategis bertajuk Nurturing Inclusive, Relevant, and Reputable Leaders,” ungkapnya.
Oleh karena itu, FEB UI memperkuat misi tersebut dengan gelaran konferensi ICBMR yang harapannya turut berperan menciptakan inovasi berkelanjutan yang mendukung pemulihan ekonomi, terutama di era pasca COVID-19 dan disrupsi digital.
Hybrid Society, What Will Come Next After COVID-19
Pada hari pertama, Professor Kiyoshi Kobayashi dari Kyoto University sebagai keynote speaker mengangkat topik Hybrid Society: What Will Come Next After COVID-19. Mengawali paparan, ia bercerita bahwa Pemerintah Jepang sudah mulai membuka perbatasannya ke seluruh dunia. Meski sedikit terlambat, Jepang kini telah bangkit, lalu bersiap menghadapi tren dan perubahan baru.
“Selama sekitar 2 tahun terakhir, kita semua mengalami situasi yang sangat asing. Namun berkat hal tersebut, kita mulai membuka diri dan menerima berbagai inovasi perangkat teknologi yang memungkinkan komunikasi global,” tuturnya.
Teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat. Prof. Kobayashi pun membahas dampak perubahan kontemporer, yakni teknologi memberikan kekuatan pendorong untuk keseimbangan kehidupan kerja baru, termasuk terciptanya keragaman sistem nilai, keragaman gaya hidup, dan platform masyarakat.
“Kini, manusia memiliki banyak tubuh di ruang virtual. Hal ini memungkinkan manusia mengalami hybrid mind-body problem. Individu di ruang nyata terbatas oleh kondisi fisik dan waktu,” tandasnya.
Mode komunikasi kian berubah karena keterbatasan kehadiran, semula face-to-face lalu beralih ke mode online hingga on demand yang membutuhkan sarana teknologi. Pada sistem modern ini, Prof. Kobayashi mengajak hadirin mulai mengenal infrastruktur teknologi baru, seperti teknologi on line, Internet of Things (IoT), metaverse, platforms of platforms, hingga smart city.
Konferensi ICBMR 2022 terlaksana atas dukungan dari Pertamina, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Central Asia (BCA). Konferensi dapat disaksikan kembali pada YouTube MRC FEB UI.