Dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Universitas Indonesia, Mahjus Ekananda Paparkan Perekonomian Global: Keselarasan Antara Kemajuan Teori dan Kajian Empiris

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Universitas Indonesia, Mahjus Ekananda Paparkan Perekonomian Global: Keselarasan Antara Kemajuan Teori dan Kajian Empiris

 

Nino Eka Putra – Humas FEB UI

DEPOK – (9/10/2024) Universitas Indonesia mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Mahjus Ekananda, M.M., M.S.E. (Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI) sebagai Guru Besar Tetap Universitas Indonesia secara offline, pada Rabu (9/10). Prosesi ini pengukuhan dilaksanakan bersamaan dengan Guru Besar Tetap UI lainnya, yakni Prof. Yon Machmudi, S.S., Ph.D. (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya), di Balai Sidang UI, Depok serta disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui Surat Keputusan resmi menetapkan Prof. Dr. Ir. Mahjus Ekananda, M.M., M.S.E., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Makro Universitas Indonesia, terhitung sejak 1 Maret 2024. Pada pengukuhannya, ia mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah berperan mengantarkannya memperoleh jabatan akademik tertinggi.

Prof. Mahjus membahas ‘Perekonomian Global: Keselarasan Antara Kemajuan Teori dan Kajian Empiris’ dalam orasi ilmiahnya. Ia mengangkat topik ini, karena lebih bersifat deskriptif dan naratif untuk menggambarkan bagaimana perkembangan perekonomian global dari berbagai lapisan masyarakat.

Saat ini, ekonomi global menghadapi berbagai tantangan yang saling berkaitan, berdampak pada stabilitas ekonomi dunia (Ekananda & Suryanto, 2021; Lee & Bowdler, 2019). Terdapat beberapa tantangan utama yang dihadapi ekonomi global, yaitu inflasi tinggi, gangguan rantai pasokan, krisis energi, perubahan iklim, utang global terus meningkat, ketidaksetaraan ekonomi, percepatan digitalisasi, pasar keuangan global mengalami volatilitas yang lebih tinggi, negara-negara berkembang menghadapi tantangan besar akibat kenaikan suku bunga global dan apresiasi dolar AS, dan revolusi teknologi dan digitalisasi.

Secara keseluruhan, ekspektasi rasional berperan dalam membentuk perekonomian global melalui pengaruhnya terhadap keputusan kebijakan, pasar, dan perilaku ekonomi. Pemahaman tentang bagaimana pelaku ekonomi membentuk ekspektasi mereka memungkinkan perumus kebijakan dan pelaku pasar untuk mengantisipasi dinamika ekonomi di masa depan.

Teori ekonomi makro pada tingkat intermediate diharuskan untuk memahami bahasa matematika, membaca grafik, mengerti angka dan data, memahami derivative, menghabiskan perhatian di kelas dengan seni kalkulus, penguasaan aplikasi komputer, analisis deskripsi sampai kepada tingkat evaluasi dan kreasi.

Fondasi mikro—perilaku agen ekonomi individu (rumah tangga, perusahaan)  dalam Kritik Lucas merujuk pada gagasan bahwa fenomena ekonomi makro harus didasarkan pada perilaku dan proses pengambilan keputusan individu dan perusahaan. Menurut Lucas, model ekonomi makro tidak boleh memperlakukan ekspektasi sebagai sesuatu yang statis atau berasal dari data masa lalu saja, tetapi sebaliknya harus mencerminkan perilaku rasional.

Hal ini karena perubahan kebijakan memengaruhi ekspektasi rasional individu dan perusahaan, yang pada gilirannya mengubah perilaku mereka (Laidler, 2024). Kritik ini berpengaruh besar terhadap cara para ekonom memandang kebijakan ekonomi makro dan model-model yang digunakan untuk memprediksi dampak kebijakan pemerintah.

“Kritik Lucas menekankan bahwa individu dan perusahaan tidak pasif; mereka memiliki ekspektasi rasional tentang masa depan dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang mereka miliki, termasuk kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah (Offick & Wohltmann, 2014). Jika pemerintah mengubah kebijakan fiskal atau moneter, seperti memperluas jumlah uang beredar atau menaikkan pajak, maka individu akan menyesuaikan perilaku mereka, yang dapat membuat model kebijakan sebelumnya tidak lagi relevan,” ujar Prof, Mahjus.

Dalam konteks perekonomian global, Lucas Critique menyiratkan bahwa kebijakan moneter atau fiskal yang diterapkan oleh pemerintah di negara-negara besar dapat mengubah ekspektasi para pelaku pasar di seluruh dunia. Misalnya, jika Federal Reserve AS mengubah kebijakan suku bunganya, investor global akan merespons dengan memindahkan aset mereka, yang dapat mengubah dinamika pasar keuangan internasional (Ekananda & Suryanto, 2021). Di saat krisis global, seperti krisis finansial 2008, Lucas Critique menyoroti bahwa kebijakan stimulus besarbesaran yang diterapkan oleh banyak negara mungkin tidak memberikan dampak yang diharapkan karena pelaku ekonomi sudah memperkirakan kebijakan tersebut dan telah menyesuaikan perilaku mereka sebelumnya.

Para penyusun teori business cycle telah meyakinkan semua ahli makroekonomi modern tentang nilai dari explisit microfoundations, dan sebagai hasilnya mereka membuat penelitian modern menjadi jauh lebih teliti dibandingkan dengan apa yang menjadi tantangan pada literatur sebelumnya (Vasilev, 2022). Dan sekarang, kaum New Classicals telah mengakui bahwa beberapa bentuk nominal rigidity perlu menjadi bagian dari model mereka. New Classical menekankan pentingnya optimisasi intertemporal dan rational expectation. Teori Real Business Cycle (RBC) mengeksplorasi peran productivity shock.

Prof. Mahjus menambahkan, meski banyak ekonom tidak meyakini pendekatan Real Business Cycle (RBC) memberikan penjelasan yang meyakinkan tentang fluktuasi besar pada output, pendekatan ini tetap terbukti berguna. RBC sebagai teori dalam ekonomi makro yang menjelaskan fluktuasi ekonomi sebagai akibat dari perubahan dalam faktor-faktor riil, seperti guncangan teknologi, perubahan produktivitas, atau guncangan penawaran, dan bukan sebagai hasil dari kebijakan moneter atau kejutan permintaan. Meskipun model ini berkontribusi pada pemahaman tentang dinamika jangka panjang ekonomi, ia juga mendapat kritik karena mengabaikan peran kebijakan moneter dan permintaan agregat dalam mengatur siklus bisnis.

Metode ekonomi makro terkini telah berkembang secara signifikan, sejalan dengan tantangan baru yang dihadapi perekonomian global. Ada beberapa pendekatan baru yang menggabungkan teknik-teknik analitis, pemodelan canggih, dan penggunaan data besar. Metode utama dalam ekonomi makro terbaru seperti model DSGE (Dynamic Stochastic General Equilibrium) yang menggunakan prinsip-prinsip mikroekonomi untuk memodelkan perilaku agregat dalam ekonomi; Nowcasting sebagai metode yang memprediksi kondisi ekonomi saat ini dan dalam waktu dekat menggunakan data yang tersedia secara real-time; Ekonometrika Nonlinier dan Panel Data; Big Data and Machine Learning; serta Ekonomi Lingkungan dan Model Iklim Terintegrasi.

“Pada berbagai kesempatan, penerapan DSGE saya terapkan untuk menyelesaikan masalah simulasi perubahan iklim pada berbagai sektor emisi, menggunakan metode DSGE yang digenerate dengan matlab bekerjasama dengan Badan Kebijakan Fiskal tahun 2015 untuk memproyeksikan tingkat emisi maksimum akibat perubahan iklim. Penggunaan DSGE untuk simulasi penetapan prediksi probability of default individu bank bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” tutup Prof. Mahjus.

——

Prof. Mahjus merupakan sosok akademisi yang mempunyai jiwa semangat untuk memperoleh ilmu tanpa batas. Usai meraih gelar sarjana teknik komputer, ia menempuh studi magister di bidang Manajemen Keuangan dan Manajemen Strategi, serta Moneter/Keuangan Internasional. Tak hanya itu, untuk menyempurnakan keilmuannya, Prof. Mahjus meraih gelar doktor dari Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi (PPIE) FEB UI dengan keilmuan Ekonomi Makro. Gelar doktornya diraih dengan predikat Cum Laude hanya dalam waktu 2 tahun 4 bulan. Sampai saat ini Prof Mahjus merupakan lulusan tercepat dari PPIE FEB UI, sesudah dilampaui oleh asistennya sendiri Dr Ferry Irawan, asistennya sendiri, lulus dalam waktu 2 tahun.

Prof Mahjus merupakan penulis buku yang sangat produktif, lebih dari 16 buku telah diterbitkan dalam berbagai judul. Beberapa judul buku terkait ekonomi yang telah dibuat adalah Ekonomi Internasional, Ekonomi dan Keuangan Internasional, Manajemen Investasi, Manajemen Keuangan Internasional. Beberapa judul buku terkait ekonometrika adalah Matematika untuk Ekonomi, Ekonometrika Dasar, Ekonometrika Data Panel, Ekonometrika Deret Waktu, Ekonometrika untuk Keuangan, dan lain sebagainya. Sepanjang kiprahnya sebagai peneliti, Prof Mahjus telah memberikan sumbangan pemikiran, pemodelan ekonomi dan pelatihan keberbagai instansi seperti Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan, Kementrian Perdagangan, Bank Indnesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), PPKIM-BKF Kemenkeu, BAPPENAS, PPRF Kemenkeu dan lain sebagainya.

Sepanjang perjalanan karier akademisnya, Prof. Mahjus telah memegang peranan penting, antara lain Ketua Tim Hibah Publikasi Internasional Terindeks untuk Tugas Akhir (PITTA) pada tahun 2018; dan Ketua Tim Hibah Pendanaan Penelitian Hibah Kemenristek/BRIN pada 2022.

Prof. Mahjus juga memiliki dedikasi untuk memajukan ilmu ekonomi di Indonesia terlihat dari berbagai publikasi artikel ilmiah dan peran aktifnya sebagai Ketua Tim Hibah di berbagai penelitian. Pada 2019, beliau memperoleh Juara 1 Dosen Berprestasi Kategori Sosial Humaniora yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia. Selain itu, beliau telah menerima Insentif Peningkatan Artikel Ilmiah Bereputasi Tahun 2022 dari Universitas Indonesia.