Kembali ke Almamater, Menteri Keuangan Kenalkan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Nyata dan Kebijakan Publik
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
Depok, 25 Agustus 2025 – Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, kembali ke almamaternya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) untuk mengisi kuliah perdana Pengantar Ekonomi 1 bertajuk ‘What Is Economics: The Indonesian Context’ di hadapan mahasiswa baru. Kuliah ini berlangsung di Balai Purnomo Prawiro, Kampus UI Depok, pada Senin (25/8).
Dekan FEB UI Yulianti Abbas, Ph.D. melalui sambutannya menyampaikan bahwa kuliah ini adalah awal para mahasiswa akan belajar banyak hal yang didasarkan pada ekonomi, baik membuat keputusan, mempelajari kebijakan, hingga memahami berbagai fenomena di dunia.
“Ini suatu momen yang sangat istimewa bagi Anda semua. Saya harap, Anda tidak hanya belajar dari pengetahuan yang disampaikan oleh Bu Sri Mulyani, tapi juga melihat nilai, semangat, dan dedikasi beliau sebagai pegangan untuk memulai perkuliahan Anda di Fakultas Ekonomi dan Bisnis,” ujarnya.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Ketua Program Studi S-1 Ilmu Ekonomi Titissari Rumbogo, Ph.D., Sri Mulyani menguraikan The 10 Principles of Economics yang dibahas dalam buku karya Gregory Mankiw, termasuk praktik pada kehidupan nyata dan implementasi pada proses pembuatan kebijakan publik.
“Ekonomi termasuk landasan penting bagi kehidupan manusia. Mengingat manusia adalah makhluk rasional yang melalui seperangkat konsep ekonomi dapat mempertimbangkan peluang dan membuat keputusan yang optimal,” ungkapnya.
Keputusan tersebut dibuat guna mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang tidak terbatas. Namun di sisi lain, keputusan tidak hanya dipengaruhi oleh rasionalitas, tetapi juga emosi.
Selain itu, Sri Mulyani mengajak mahasiswa untuk belajar dari sejarah mengenai dampak pasokan uang dan inflasi di berbagai negara seperti Indonesia, Jerman, dan Venezuela. Ia menyoroti bahwa hiperinflasi kerap dipicu oleh pencetakan uang secara berlebihan akibat penurunan ekspor dan produktivitas, ketidakstabilan politik, pembiayaan perang, serta ketergantungan pada komoditas tertentu seperti minyak.
Dampak sosial dan politik dari inflasi ekstrem tersebut sangat besar, mulai dari hilangnya daya beli masyarakat, meningkatnya kemiskinan, hingga runtuhnya legitimasi pemerintahan. Sebagai respons, setiap negara melakukan berbagai upaya seperti redenominasi mata uang, reformasi moneter, restrukturisasi utang, hingga penggunaan dolar atau kripto dalam transaksi.
Ia menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati agar Indonesia tidak mengulangi kesalahan sejarah dan mampu mengelola guncangan, baik dari domestik maupun global.
Mengakhiri kuliahnya, Sri Mulyani menitipkan pesan penuh semangat, mendorong mahasiswa untuk terus berpikir kritis, cerdas, namun tetap bijak dalam bersikap, “Jaga hati dan pikiran tetap positif. Jadilah generasi penerus yang hebat kebanggaan Indonesia.”
Tahun ini, FEB UI menerima sebanyak 1.040 mahasiswa baru program sarjana. Sementara mahasiswa baru dari keseluruhan program sarjana, magister, doktor, dan profesi mencapai sekitar 1.520 orang.







