
Kuliah Tamu S-1 Manajemen FEB UI bersama OVO dan Bareksa: The Future of Fintech Inclusion
Â
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
Depok, 29 Agustus 2025 – Program Studi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengadakan Kuliah Tamu Teknologi Keuangan dengan topik ‘The Future of Fintech Inclusion’ yang berlangsung di Auditorium Morowali, pada Jumat (29/8).Â
Kuliah diawali dengan penandatanganan kerja sama program pengembangan pendidikan mahasiswa, khususnya dalam skema magang. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengetahuan terapan mahasiswa antara teori akademik dan praktik profesional di industri.
Penandatanganan dilakukan oleh Yulianti Abbas Ph.D. (Dekan FEB UI) dan Karaniya Dharmasaputra (President OVO dan Co-Founder/CEO Bareksa), disaksikan oleh Imam Salehudin, Ph.D. (Ketua Program Studi S-1 Manajemen FEB UI) dan Prof. Rofikoh Rokhim Ph.D. (Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Keuangan dan Ketua Program Studi Magister Manajemen FEB UI).
Memasuki sesi pemaparan, Karaniya membahas peran teknologi keuangan sebagai kunci transformasi digital dan pendorong inklusi keuangan di Indonesia. Ia menekankan bahwa pertumbuhan transaksi digital di Indonesia terus menunjukkan tren positif.Â
Pada 2023 hingga 2024, nilai transaksi uang elektronik tumbuh sebesar 30%, sementara volumenya mencapai 34%, didorong oleh meningkatnya belanja konsumen selama tahun pemilu. QRIS bahkan mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 192% year-on-year karena semakin kuatnya preferensi pembayaran berbasis smartphone.
“Fintech bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi instrumen untuk mendemokratisasi akses ekonomi. Dengan digitalisasi, pelaku usaha mikro mampu bersaing secara head-to-head dengan korporasi besar. Digitalisasi UMKM terbukti meningkatkan pendapatan rata-rata hingga 27% per bulan, sekaligus memperkuat rantai pasok lokal,” ujar Karaniya.
Sementara itu, Bareksa hadir sebagai pionir wealth-tech di Indonesia. Sejak berdiri pada 2016, Bareksa telah berkembang sebagai super app investasi yang menawarkan produk reksa dana, saham, obligasi, emas, hingga asuransi.Â
Dalam upaya mendorong akselerasi inklusi keuangan agar lebih optimal, OVO dan Bareksa turut berpartisipasi meredam praktik judi online (judol) melalui kampanye GEBUK JUDOL. Program ini mengajak masyarakat untuk melaporkan akun-akun OVO yang terindikasi judol. Tercatat, selama periode ini OVO telah menjaring 11.452 laporan dalam kurun Februari hingga Maret 2025 dan 5.151 laporan pada Juli hingga Agustus 2025. Kemudian, OVO pun melakukan pemblokiran terhadap rekening maupun website agen dan bandar judol.
Ia menjelaskan, “Sebagai bagian dari upaya kami menciptakan ekosistem digital yang berdampak sosial, OVO berkolaborasi dengan Grab turut menyukseskan program pemerintah Makan Bergizi Gratis. Kami mendirikan Command Center, sistem pemantauan keamanan yang terintegrasi berbasis teknologi AI.”
“Pemanfaatan ekosistem teknologi dapat dimanfaatkan untuk sistem pelaporan, wadah bagi umpan balik atau feedback, hingga mencegah adanya praktik korupsi,” imbuhnya.
Karaniya menegaskan, kolaborasi antara fintech seperti OVO dan Bareksa dengan pemerintah maupun sektor swasta bukan hanya sekadar bisnis. Melalui ekosistem digital yang inklusif, teknologi dapat memperluas literasi dan inklusi keuangan masyarakat sehingga membuka jalan menuju transformasi ekonomi dan sosial yang lebih berkelanjutan.