Perkuat Peran Perempuan dalam Kepemimpinan dan Pengajaran, FEB UI dan Indiana University Gelar Workshop Inspiratif Empowered Women’s Voices
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
Depok, 1 September 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berkolaborasi dengan Indiana University (IU) menghadirkan rangkaian workshop inspiratif bertajuk ‘Empowered Women’s Voices’ di Kampus FEB UI, Depok, pada Senin (25/8) hingga Rabu (27/8).
Membuka rangkaian workshop, Manajer Center For Education and Learning in Economics and Business (CELEB) FEB UI Dr. Dwi Nastiti Danarsari, M.S.M. menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar Indiana University yang berbagi wawasan terkait isu penting untuk memperkuat peran, pengetahuan, dan kepemimpinan perempuan. Selain itu, rangkaian turut mencakup Publication Panel for Professors and Graduate Students yang memberikan panduan praktis bagi para dosen dan mahasiswa pascasarjana dalam mempublikasikan karya ilmiah di jurnal bereputasi.
Interim Vice Provost for Undergraduate Education IU Vasti Torres membahas topik Women in Leadership tentang definisi, strategi, dan teori kepemimpinan. Ia mengungkapkan, dalam strategi untuk membangun kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin yang baik idealnya memiliki visi yang jelas (visionary), mampu beradaptasi dengan situasi yang kian berubah (adaptable), serta senantiasa fokus pada misi utama organisasi.
“Teori kepemimpinan yang saat ini berkembang, seperti strong man theory, participatory leadership, dan servant leadership, kerap dinilai terlalu sederhana atau sangat bergantung pada konteks budaya tertentu, sehingga tidak selalu relevan diterapkan di Indonesia,” ujarnya.
Vasti menekankan pentingnya menemukan gaya kepemimpinan pribadi. Seorang pemimpin perlu mampu menyikapi perbedaan cara kerja, membangun hubungan melalui kepercayaan dan rasa hormat, serta menumbuhkan keyakinan atas kemampuan diri. Ia juga mengingatkan bahwa perbedaan pendapat sering kali bukanlah refleksi personal, melainkan bagian dari dinamika organisasi.
Memasuki hari kedua, Professor of Learning, Design, and Adult Education Indiana University Faridah Pawan mengulas konsep Online Pedagogy dengan menekankan perbedaan antara teacher presence (kehadiran pengajar) dan teaching presence (kehadiran mengajar). Menurutnya, teaching presence mencakup aspek keterhubungan dengan diri sendiri, siswa, serta materi pembelajaran dan pengetahuan pedagogi, sehingga membentuk fondasi penting dalam proses belajar daring.
Ia menjelaskan bahwa untuk membangun hubungan pedagogi yang kuat, guru harus menguasai materi pelajaran secara mendalam. Penguasaan ini memungkinkan guru fokus pada cara siswa berinteraksi dengan materi, sekaligus menanggapi pertanyaan dan kebutuhan siswa secara tepat. Proses ini menuntut adanya siklus umpan balik berkelanjutan melalui tindakan, penilaian respons siswa, dan penyesuaian langkah pengajaran.
Dengan penerapan yang efektif, pembelajaran daring tidak hanya menghadirkan guru sebagai pemberi materi, tetapi juga sebagai penuntun perjalanan yang memungkinkan siswa mengembangkan pemikiran kritis dan menemukan kemampuan untuk membantu dirinya sendiri.
Selaras akan hal tersebut, Professor and Department Chair IU Gamze Ozogul memaparkan Active Learning with Emphasis on Online Learning. Ia mengatakan, “Peningkatan kebutuhan pembelajaran daring menuntut lingkungan belajar yang mampu menjaga keterlibatan mahasiswa, karena keterlibatan merupakan elemen penting yang menentukan keberhasilan proses belajar.”
Sejumlah studi menunjukkan hubungan positif antara penggunaan teknologi pembelajaran, keterlibatan siswa, dan hasil belajar. Namun, tantangannya adalah memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang interaktif, tidak membosankan, sekaligus mencegah rasa terisolasi yang sering muncul dalam kelas daring.
Ia pun berbagi strategi mengintegrasikan pembelajaran eksperiensial, melalui pembelajaran berbasis proyek, penggunaan skenario, penerapan elemen gamifikasi, dan pemanfaatan media sosial. Ia juga memperkenalkan alat seperti vlog, blog, Learning Management System (LMS), konferensi video, dan polling interaktif untuk membangun suasana kelas daring yang aktif.
Di hari terakhir, Work+Life Coordinator IU Sara Kinder menjelaskan program kesejahteraan karyawan bertajuk Healthy Work-Life Balance yang diterapkan di Indiana University. Hal ini dicapai melalui pemberian bantuan, akses terhadap tunjangan, perangkat edukasi, dan sumber daya eksternal yang meningkatkan kualitas hidup karyawan.
Tak hanya itu, IU pun mendukung karyawan di semua tahap kehidupan, termasuk pengasuhan anak, perawatan lansia dan penuaan, serta topik seperti kesehatan ibu, dukungan laktasi, dan kesejahteraan mental.
Melalui inisiatif kolaborasi ini, FEB UI dan Indiana University berharap dapat memperkuat suara dan peran perempuan dalam kepemimpinan, sekaligus mampu menginspirasi akademisi dan praktisi untuk membangun lingkungan belajar yang efektif dan inklusif.




