The 24th Leaders Dialogue BEM FEB UI, AHY Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Transformasional yang Berorientasi pada Manusia
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
Depok, 24 September 2025 — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), berpesan kepada generasi muda untuk menyiapkan diri dalam menghadapi situasi ekonomi dunia yang kian kompleks dan penuh ketidakpastian. Hal tersebut disampaikan dalam acara ‘The 24th Leaders Dialogue: Future-Ready Leaders For A Transforming World’ yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (BEM FEB UI), di Makara Art Center UI, Depok, Rabu (24/9).
Turut hadir mengisi opening remarks, Dekan FEB UI Yulianti Abbas, Ph.D. menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya sekadar position, melainkan mencakup integritas dan keberanian untuk menghadirkan dampak nyata, sejalan dengan visi Unggul dan Impactful yang diusung Universitas Indonesia.
Ia menyebut, FEB UI sendiri telah mencapai standar internasional dalam menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin, “Dimensi seorang leader, seperti komunikasi, global awareness, dan lainnya telah kami masukan dalam kurikulum.”
Namun, kata Yulianti, mahasiswa tidak mencapai semua itu hanya di kelas, tetapi juga kegiatan kemahasiswaan seperti yang BEM FEB UI selenggarakan saat ini. Ia berharap melalui acara ini, mahasiswa FEB UI dapat belajar leadership yang berharga dari pemimpin sukses seperti Agus Yudhoyono.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa UI terus berkomitmen dalam membangun tradisi akademik sekaligus jejaring kepemimpinan lintas generasi. Melalui tema besar kepemimpinan, kewirausahaan, dan pengembangan karier, UI menghadirkan ruang diskusi sekaligus wadah pembelajaran praktis, “Kegiatan ini menarik minat lebih dari 1.500 peserta, dengan mayoritas generasi muda berusia 18–24 tahun. Ini membuktikan bahwa semangat untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi sangat kuat. Karena itu, kami berharap forum ini dapat melahirkan gagasan-gagasan segar sekaligus memperkuat karakter kepemimpinan yang berintegritas.”
Meski kerap dihadapkan pada dilema pembangunan antara prosperity dan sustainability, menekankan bahwa Indonesia berada pada posisi unik. Tidak semua negara dikaruniai kekuatan, sumber daya yang melimpah, dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan peluang tersebut melalui keputusan yang berimbang agar tidak terjebak dalam middle income trap.
Agus mengajak para generasi muda untuk bersikap optimis dalam menghadapi berbagai masalah yang ada, “Generasi muda harus punya kesiapan diri. Kita semua punya kewajiban moral untuk mempersiapkan mereka sebagai pemimpin masa depan di berbagai bidang. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia unggul yang mampu menjawab tantangan masa depan.”
Dalam konteks pembangunan manusia, Agus menilai Indonesia masih harus bekerja keras mengejar ketertinggalan di antara negara ASEAN. Ia menaruh harapan besar pada Universitas Indonesia, khususnya FEB, sebagai jangkar pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus melahirkan strategi dan gagasan kebijakan yang memperkuat ekonomi nasional.
Trade off dari pengambilan keputusan harus diorientasikan pada prinsip no one left behind, jangan sampai ada yang tertinggal dan tidak diperhatikan. Pilar pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan perlu menyeimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi (pro-growth), penciptaan lapangan pekerjaan (pro-jobs), pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan (pro-poor), serta pelestarian lingkungan (pro-environment).
“Namun, di atas segalanya adalah good governance. Tanpa tata kelola pemerintahan yang baik, semua akan sulit dicapai. Harus ada sistem pemerintahan yang terbuka, transparan, dan efektif dalam melayani masyarakat, tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga di daerah, sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan,” pungkasnya.
Akhir kata, Agus meyakini, it’s all about people. Ia mengajak generasi muda untuk menanamkan kepemimpinan transformasional yang berorientasi pada manusia, “Gunakan hati dan pada akhirnya kita tunjukkan bahwa semua tidak akan kemana-mana tanpa real action yang baik, sehingga ide dan pemikiran tersebut dapat mencapai hal baik dan besar ke depan.”
Turut hadir, Prof. Dr. Rizal Edy Halim (Kepala Badan Penjaminan Mutu dan Pengawasan Internal), Kiki Verico, Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum), Yatalathof Ma’shum (Ketua BEM FEB UI), dan Kevin Johanes Ramoski Aritonang (Project Officer The 24th Leaders Dialogue).
Setelah sesi pemaparan dari AHY, acara dilanjutkan dengan talkshow interaktif bersama Founder & CEO of RM Synergy, Riri Muktamar, serta musisi sekaligus pegiat sosial, Kunto Aji. Diskusi mengulas bagaimana pemimpin muda menghadapi tantangan dalam menjaga nilai, mengubah prinsip menjadi aksi nyata, hingga peran refleksi, kegagalan, dan mentor dalam perjalanan kepemimpinan.
Menurut Kunto Aji, kepemimpinan tidak selalu identik dengan jabatan, tetapi bisa dimulai dari lingkup kecil dengan memberi dampak positif bagi orang di sekitarnya. Sejalan dengan itu, Riri Muktamar menekankan pentingnya membangun sistem kepemimpinan yang tidak hanya menekankan efisiensi, tetapi juga mengedepankan etika.

