IWK FEB UI Bersama Yayasan Orang Tua Peduli Gelar Workshop Edukasi Kesehatan Keluarga: Menjadi Smart Parent dan Konsumen Kesehatan yang Cerdas
Nabila – Kantor Komunikasi
Depok, 15 November 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB) membuka rangkaian workshop bertajuk “Menjadi Smart Parent dan Konsumen Kesehatan yang Cerdas” di Aula Student Center, Kampus FEB UI, pada Sabtu (15/11).
Membuka rangkaian workshop, Ketua IWK FEB UI, Syarifah Liza Munira, SE., MPP., Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar yang membagikan wawasan terkait edukasi kesehatan keluarga untuk mengetahui bagaimana cara yang tepat dalam memberikan obat.
dr. Purnamawati Sujud, Sp.A(K)., M.M.Paed., selaku Pendiri dan Penasehat YOP Praktik di RSPI, membahas topik “Menjadi Konsumen Kesehatan yang Cerdas”. Ia menekankan bahwa kualitas layanan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh tenaga medis, tetapi juga oleh kemampuan pasien dalam memahami kondisinya dan mengajukan pertanyaan yang tepat. Menurutnya pasien memiliki hak untuk bertanya, memperoleh penjelasan yang jelas, serta menentukan pilihan terbaik bagi dirinya.
Sekitar 75% penyakit disebabkan oleh infeksi virus, dan rata- rata proses penyembuhan alami berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 72 jam, selama imunitas tubuh bekerja secara optimal.
Dalam konteks Kesehatan masyarakat, Indonesia juga menghadapi tantangan serius lain, yakni tingginya penyakit hipertensi. Indonesia berada di peringkat ke-5 dunia dalam jumlah penderita hipertensi, dengan sekitar 17% penderitanya berasal dari kelompok usia muda. Banyak orang Indonesia yang cenderung mengingat merk obat daripada memahami kandungan atau ingredients di dalamnya. Padahal, pemahaman terhadap zat aktif jauh lebih penting untuk mengetahui fungsi, dosis, serta potensi efek samping obat.
“Untuk konsultasi lebih baik secara offline, jangan online. Karena dokter dididik untuk mengambil tindakan medis, untuk mendeteksi masalah yang dialami pasien, menilai apa yang keliru, serta menentukan langkah penanganan yang paling tepat,” jelasnya.
Paparan workshop kemudian dilanjutkan oleh dr. Windhi Kresnawati, SpA., selaku Dokter RSPAD, yang membahas topik “Hadapi Infeksi Harian dengan Cerdas”. Ia menjelaskan bahwa semakin efektif suatu obat, maka seharusnya semakin terjangkau harganya, karena obat yang efektif merupakan bagian dari hak dasar manusia untuk memperoleh pengobatan yang aman.Â
Windhi juga menekankan bahwa demam, batuk, radang, dan diare pada dasarnya bukanlah penyakit, melainkan mekanisme pertahanan tubuh untuk merespons infeksi atau gangguan yang masuk ke dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa tubuh sedang bekerja untuk melawan penyebab masalah.
Cara tubuh merasakan dan menanggapi rasa sakit ditentukan oleh bagaimana otak memproses sinyal tersebut, salah satunya melalui hipotalamus yang berperan sebagai pusat pengatur suhu. Hipotalamus akan mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh dan segera mengoordinasikan respons yang diperlukan.
Windhi turut menyampaikan, “Dokter tidak boleh sembarangan memberikan obat, terutama antibiotik. Bahkan ketika pasien mengalami flu dan batuk hingga dua minggu, antibiotik tetap tidak akan diberikan jika tidak ada bukti kuat bahwa penyebabnya adalah bakteri. Hal ini penting karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan resistensi, membuat obat tersebut tidak lagi efektif ketika benar-benar dibutuhkan.”

