Tren Bisnis Digital Era Revolusi Industri 4.0
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
JAKARTA – Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyelenggarakan Kuliah Tamu membahas mengenai “Trends in Digital Business” mata kuliah Sistem Bisnis Perusahaan dengan dosen pengampu Arviansyah, Ph.D., yang berlangsung di ruang 211, Gedung MM, pada Rabu (12/12/2018).
Dr. Komang Budi Aryasa, S.T., M.Eng., selaku Head of Research and Big Data PT Telekomunikasi Indonesia menjadi pemateri pada Kuliah Tamu ini, mengatakan bahwa melihat sejarah perkembangan revolusi industri dari awal hingga saat ini, pertama revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap. Kedua, revolusi industri 2.0 diawali dengan penemuan alat transportasi kuda ke kendaraan mobil. Ketiga, revolusi industri 3.0 ditandai dengan ditemukannya internet. Keempat, revolusi industri 4.0 yang sedang hangat diperbincangkan saat ini ditandai dengan perkembangan big data dan artificial intelligence (kecerdasan buatan).
Skill yang dibutuhkan pada era ini atau disebutnya big data dan artificial intelligence, di antaranya advanced analytics sebesar 81%, Internet of Things sebesar 48%, dan digital security sebesar 43%.
Semua perusahaan atau industri di dunia maupun Indonesia pastinya akan terkena dampak dari perkembangan revolusi industri 4.0. Contohnya perusahan Alibaba sudah menerapkan perkembangan saat ini dengan menerapkan ekosistem pada digital commerce, digital media and entertainment, teknologi, retail, financial services, customer insight, travel and ticketing, automotive, dan healthcare.
“Selain itu, era ini juga akan berkembang computational power untuk perangkat di komputer yang semakin canggih. Perangkat tersebut tentu harganya semakin murah dengan keuntungan yang melimpah seperti akses pada data akan mudah dan tersebar dalam jumlah yang besar serta perangkat penyimpanan data untuk jangkauan harganya semakin murah dan akses connectivity semakin cepat,” ucap Komang Budi Aryasa.
Perusahaan harus mempersiapkan apa saja yang dilihat oleh para pemain digital pada era ini. Biasanya mereka melihat suatu perusahaan dari sisi provider, content (platform, product, sensor), dan style (partner, player, purchaser). “Setelah mereka melihat itu semua barulah terjadi kesepakatan antara mau bekerjasama atau tidak atau hanya menjadi start up,” tambahnya.
Pada tahun 2025 perusahaan atau industri akan menuju era Autonomous Business. Di mana perusahaan atau industri harus bertransformasi dari proses manual menuju digital. Selain itu, mereka konsen kepada pegawai millenials nya dengan diberikan bekal pelatihan untuk dipersiapkan menjadi leader atau tulang punggung dari suatu perusahaan atau industri. “Inilah yang menjadi antisipasi perusahaan atau industri apabila Autonomous Business ini benar-benar terjadi di tahun 2025,” tutupnya. (Des)