Manuver Garuda Airlines Grup untuk Tingkatkan Kepuasan Pelanggan dan Kompetitif
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
JAKARTA – Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Manuver Garuda Airlines Group di Industri Penerbangan” yang bertempat di Auditorium Gedung MM, Salemba, pada Jumat (15/2/2019).
Wakil Dekan II, Vita Silvira, S.E., Ak., M.B.A, CA., dalam sambutan mengatakan FEB UI memandang perlunya penguasaan atas ilmu dan praktik bisnis. Penguasaan tersebut akan meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa. Selain itu, kemajuan ilmu dan praktik bisnis juga memberi peluang yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Maka FEB UI pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan wawasan para mahasiswanya, salah satunya dengan mengadakan rangkaian Kuliah Umum yang disampaikan oleh pemimpin bisnis maupun pembuat kebijakan dalam bidang ekonomi.
“Hal ini selaras dengan Misi dari FEB UI, yaitu: ‘Memberikan kontribusi pada pengembangan pengetahuan di bidang ekonomi dan bisnis’, serta ‘Menyiapkan pemimpin yang memiliki tanggung jawab sosial dan mampu menghadapi perubahan lingkungan global,” ucap Vita Silvira.
Maka sangat penting bagi para mahasiswa, terutama mahasiswa program Magister (S-2) untuk memperluas wawasan dengan memperoleh perspektif dari pelaku bisnis dan pembuat kebijakan dalam bidang ekonomi. “Semoga kesempatan ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa program Magister maupun alumni yang hadir saat ini untuk semakin memperluas wawasan serta membekali diri untuk menjawab tantangan ekonomi dan bisnis di masa depan,” tutup Vita Silvira dalam sambutannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memaparkan materi bahwa Garuda Indonesia dari tahun 2014 mendapat penghargaan 5 kali berturut-turut. Namun, yang terpenting ialah kepuasaan customer dalam pembelian tiket dan ketepatan waktu penerbangan.
“Saat saya baru masuk Garuda Indonesia, menerapkan 3 strategi, di antaranya transformasi budaya perusahaan, pengembangan Sumber Daya Manusia, proses, dan teknologi. Kedua peningkatan pendapatan dan ketiga mendefinisikan ulang struktur biaya berdasarkan organisasi layanan bersama,” kata I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Garuda Indonesia dalam menjalankan bisnisnya pernah mengalami permasalahan, seperti penurunan harga saham Garuda di komponen 20% dan untungnya investor masih tertarik dengan saham Garuda Indonesia, situasi bunga, dan harga bahan bakar.
Semua masalah tadi sebenarnya tergantung di Human Capital apabila mereka kompak dan bersatu maka perusahaan tidak mengalami permasalahan dan bisa membangun serta memajukan perusahaan secara bersama-sama.
“Garuda Indonesia selalu berinovasi dan bertransformasi dengan mengupdate teknologi, menyiapkan Internet of Thing dan nantinya serba digital demi meningkatkan kualitas pelayanan dan bersaing dengan industri penerbangan lainnya. Selain itu, meningkatkan struktur biaya dengan kelompok sinergi, renegosiasi kontrak armada, dan terintegrasi,” tutupnya. (Des)