Lembaga Management FEB UI Kaji Prospek BUMN 2019 dalam Seminar Nasional
Melva Costanty – Humas FEB UI
JAKARTA (2019/03/16) – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berperan penting untuk mendorong jalannya perekonomian suatu negara. Peran BUMN di Indonesia terus meningkat, kajian pun dilakukan untuk mengetahui posisi kinerja BUMN di tahun 2018, serta perbandingannya dengan BUMN di Singapura, yaitu Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. Hal ini disampaikan oleh Toto Pranoto, Manajing Director Lembaga Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Indonesia dalam Seminar Nasional – Prospek BUMN di tahun Politik 2019, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Dalam pidato Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ari Kuncoro, yang dibacakan oleh Willem A. Makaliwe, Direktur Riset dan Konsultasi, Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Indonesia, disampaikan prospek ekonomi di tahun 2019 menghasilkan implikasi kebijakan yang dipengaruhi oleh konektivitas yang membaik, gaya hidup kelas menengah baru (milenial), energi terbarukan, survei kualitas waktu luang, serta transportasi. Kendaraan listrik juga menjadi peluang bisnis baru. Pada tahun 2020, kendaraan listrik hanya mengambil pangsa 5% dari penjual kendaraan bermotor dunia. Diramalkan pada tahun 2030 akan meningkat sebanyak 40% dan pada tahun 2030 menjadi 95%.
Beberapa perwakilan BUMN seperti General Manajer Departemen Pengembangan Sistem, PT. Wijaya Karya, Tbk, Direktur manajemen Resiko dan Teknologi Informasi PT. Jasa Raharja, M. Wahyu Wibowo, serta Direktur Utama PT. Bahana Pembiayaan Usaha Indonesia, Marciano Herman juga berbagi mengenai strategi, transformasi dan prospek dari badan usaha masing-masing.
Potensi dan arah pembangunan Indonesia serta peran BUMN dalam mendukung pembangunan nasional juga menjadi hal yang disampaikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegroro, “Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di tahun 2019 merupakan RKP terakhir dalam kabinet kerja, yaitu pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas. RKP tersebut kami susun dengan pendekatan moneys follow program, artinya uang atau pendanaan diberikan untuk mensukseskan program prioritas. Jadi, kami punya program prioritas, dan kami ingin memastikan kalau program bisa berjalan, termasuk siapa yang mendanai dan siapa yang bertanggungjawab untuk mengeksekusinya. RKP sebelumnya bicara APBN seolah-olah negara ini hanya bisa bergerak dengan APBN, padahal kita tahu negara ini akan bisa bergerak lebih cepat lagi jika menggunakan APBN dan sumber-sumber diluar APBN termasuk dalam hal ini BUMN dan swasta. Kami kembali menekankan, BUMN sebagai agent of development sangat disarankan perannya untuk mensukseskan program pemerintah.”
Seminar yang dihadiri oleh perwakilan dari 30 BUMN ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang perkembangan posisi dan kinerja BUMN tahun 2018, strategi yang telah dijalankan untuk meningkatkan daya saing serta strategi BUMN di tahun 2019 untuk mendukung perekonomian.