Mahasiswa UI Diajak Bervisi Investasi
Depok, Kemampuan lulusan perguruan tinggi terserap ke dalam pasar tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja sangat penting untuk membangun ekonomi bangsa. Apalagi, di tengah ketidakpastian ekonomi global, keberdayaan bangsa berasal dari perputaran modal yang ada di tengah masyarakat. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan hal tersebut saat memberi kuliah umum pada Dies Natalis Ke70 Universitas Indonesia dan wisuda pascasarjana serta spesialis di kampus UI di Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/2/2020).
Ia menekankan pentingnya terjadi investasi di berbagai sektor. “Memang mayoritas masyarakat Indonesia bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS) karena stabilitas yang dijanjikan beserta berbagai fasilitas yang mendampingi. Akan tetapi, kuota PNS terbatas dan tak bisa terlalu gemuk. Sektor swasta sangat penting untuk dikembangkan,” kata Bahlil.
Sektor swasta yang dimaksud tidak hanya berupa korporasi nasional dan global,tetapi juga sektor sektor swasta pada tingkat lokal. Halini akan memberi keragaman pada pencarian nafkah dan pendapatan daerah. Bertambahnya pendapatan tersebut bisa diinvestasikan ke berbagai sektor, mulai dari tingkat akar rumput, nasional, dan internasional. Ketua DPR Puan Maharani ketika memberi kuliah umum untuk wisuda sarjana dan vokasi UI pada Sabtu sore mengatakan, kondisi kemajuan teknologi dan disrupsi masa kini membuka banyak kesempatan. Dunia kerja menjadi semakin meritokratis karena batasan senior dan yunior kian terkikis. “Hampir setiap lapangan kerja mengedepankan kompetensi dibandingkan dengan usia dan status. Hal ini sangat baik untuk benar-benar menerapkan asas gotong royong untuk membangun bangsa,” ujarnya.
Mengaburnya batas-batas ini menjadikan Indonesia harus terbuka, baik kepada diri sendiri maupun pihak luar. Puan mengatakan, hendaknya Indonesia jangan takut belajar dan mengambil hal-hal positif dari negara-negara lain. Di saat yang sama juga mawas diri menyaring ekses negatif yang berisiko masuk Indonesia. Hal itu bisa dicapai dengan masyarakat sipil yang kuat.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, lulusan perguruan tinggi tidak bisa lagi berharap pada lembaran ijazah semata. Justru, ijazah merupakan pengingat bahwa mereka harus terus mengembangkan kompetensi pemecahan masalah yang kompleks, mampu berkoordinasi, mengambil keputusan, bernegosiasi, adaptif, pandai mengelola emosi, dan kreatif.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, selama 171 tahun mengabdi pada bangsa dan 70 tahun dengan penuh kehormatan menyandang nama bangsa, UI terus berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang berkualitas, unggul, dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah pendidikan tinggi global. Hal ini dibuktikan dengan semakin diakuinya UI di tingkat internasional.
“Saat ini UI menempati peringkat 296 perguruan tinggi terbaik di dunia, dan peringkat 59 di Asia,” kata Ari Kuncoro.
Lebih lanjut, Rektor UI menuturkan, perubahan disrupsi teknologi yang dinamis telah berpengaruh pada kehidupan manusia, terutama dalam cara kita melakukan komunikasi, dan hal tersebut juga mengubah peran dosen dan mahasiswa.
Salah satu akibat teknologi bagi pendidikan tinggi adalah hilangnya dinding dan batas–ruang kelas, kampus, wilayah bahkan negara yang pada gilirannya berdampak pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
Salah satunya yang berkembang dan semakin populer adalah metode Massive Open Online Courses (MOOCs) yang mampu menciptakan forum interaktif antar siswa dan pengajar, sehingga membawa perubahan mendasar dalam cara seseorang memperoleh pengetahuan, sehingga membawa dampak pada pengelolaan sistem pendidikan.
“Untuk itu, UI juga mengintensifkan penggunaan e-learning dalam metode pembelajarannya, bukan saja bagi mahasiswa UI sendiri, namun juga diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat luas di Indonesia,” papar Ari Kuncoro.