Deretan Tokoh Bangsa Hadiri Penghormatan Terakhir untuk JB Sumarlin
Delli Asterina ~ Humas FEB UI
Jakarta, 10/02/2020 Jenazah Prof. Dr. Johannes Baptista (JB) Sumarlin diserahterimakan dari keluarga kepada Pemerintah di Aula Dhanapala Kementerian Keuangan pada Senin (10/02). Upacara terlaksana pada pukul 09.00 WIB usai keluarga mengadakan misa di Gereja Kathedral, Jakarta.
“JB Sumarlin merupakan sosok yang membanggakan dan memiliki banyak ilmu yang perlu dipelajari generasi saat ini, jasa beliau bukan hanya berarti bagi Kemenkeu, sebagai salah satu lembaga yang menjalankan fungsi sebagai bendahara negara, yang pernah dipimpin oleh beliau. Karena beliau juga pernah memimpin berbagai kementerian,” ujar Sri Mulyani dalam memimpin upacara serahterima jenazah Prof. Dr J.B Sumarlin.
Prof. Dr. Johannes Baptista (JB) Sumarlin merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Perjalanan karir Sumarlin di Kementerian Keuangan dirintis sejak melakukan Gebrakan Sumarlin I pada tahun 1987. Pada saat itu menjabat sebagai Ketua Bappenas dan Menteri Keuangan ad interim. Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Gebrakan tersebut dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mengatasi perekonomian Indonesia yang menghadapi kesulitan. Kala itu, Gebrakan Sumarlin I berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7 persen melebihi target rata-rata pertumbuhan 5 persen (1988).
Pada Kabinet Pembangunan V, Sumarlin pun dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan didampingi Menteri Muda Keuangan Nasruddin Sumintapura.
Kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan yaitu Paket Kebijakan Deregulasi di Bidang Moneter, Keuangan dan Perbankan (Pako 1988), Paket Maret 1989, dan Paket Januari 1990. “Kebijakan ini malah menghasilkan ekspansi kredit perbankan yang berlebihan dan kurang selektif,” tulis Kemenkeu. Pada Maret 1991 Gebrakan Sumarlin II dikeluarkan. Gebrakan II ini mampu mengekang laju inflasi hingga secara berangsur-angsur turun menjadi 4,9 persen pada 1992. Sejak 1970 hingga 1998, JB. Sumarlin banyak berperan dalam pusat kebijakan ekonomi dan keuangan.
Penghargaan yang diraih atas Pengabdiannya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia, Bintang Mahaputra Adiprana III (1973). JB Sumarlin pernah pula meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.
Selain Sri Mulyani yang memimpin acara, hadir pula Wakil Presiden 2009-2014 Boediono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa. Pj. Dekan FEB UI Dr. Beta Yulianita Gitahari dan Sekretaris Fakultas FEB UI Desti Fitriani, MA.
“Sosok Prof. Dr J.B Sumarlin dulu merupakan seorang yang dikagumi sejak peran beliau sebagai menteri,” ujar Beta.
Beta mengenal Prof. JB. Sumarlin merupakan menteri yang berasal dari kampus dan teknokrat. Kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan yaitu Paket Kebijakan Deregulasi di Bidang Moneter, Keuangan dan Perbankan (Pako 1988) serta Gebrakan Sumarlin.
Semasa hidupnya, Prof. J.B Sumarlin sering mengikuti rapat Dewan Guru Besar Fakultas FEB UI, beliau juga humble dan memiliki komitmen serta integritas tinggi dalam memberikan pendapat-pendapat di Rapat DGBF.
Sebagai informasi, JB Sumarlin meninggal pada Kamis (6/2/2020) di RS Carolus Jakarta. Mantan menteri era Presiden Soeharto ini kemudian. dikebumikan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang pada hari ini, Senin (10/2/2020).