S-1 Manajemen FEB UI Gelar Kuliah Tamu Kewirausahaan: Strategi Membangun Bisnis dari Fashion hingga AI Startup

S-1 Manajemen FEB UI Gelar Kuliah Tamu Kewirausahaan: Strategi Membangun Bisnis dari Fashion hingga AI Startup

Rifdah – Komunikasi FEB UI

Depok, 18 November 2025 – Program Studi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyelenggarakan Kuliah Tamu Kewirausahaan dengan menghadirkan alumni sekaligus pelaku bisnis muda yang telah sukses membangun usahanya. Kegiatan ini menghadirkan Mutiara Kamila (Founder & CEO Thenblank) serta Nadia Amalia (Founder & CEO Fintelite dan Sribuu), di Aula Student Center, pada Selasa (18/11)

Dimoderatori oleh Dosen FEB UI Dr. Rifelly Dewi Astuti, Muti selaku pendiri brand fesyen minimalis THENBLANK membagikan perjalanan membangun bisnis sejak usia 15 tahun berawal dari modal yang sedikit hingga kini berhasil menjangkau ratusan ribu pelanggan. Ia menekankan bahwa konsistensi lebih dari 10 tahun dan kemampuan menjaga DNA brand adalah kunci keberlanjutan THENBLANK.

Ia memandang kompetisi industri fesyen sangat ketat, sehingga brand perlu menciptakan sesuatu yang berbeda, selagi tetap adaptif dan relevan dengan tren. Tak terkecuali THENBLANK pun mengikuti strategi penjualan dengan affiliate, community, dan live di platform media sosial.

“Consistency is key. Bahkan saat penjualan turun dan rasanya mustahil, kami tetap konsisten menjalankan bisnis. Kami kerap mengikuti tren, tapi tidak melupakan identitas THENBLANK, mulai dari visual, styling, warna, desain, semuanya tetap minimalis yang sesuai dengan positioning kami, yaitu simple daily essentials.”

Selain itu, Mutia juga menyoroti pentingnya membangun tim yang tepat, bukan sekadar tim yang besar. Tim dengan tujuan yang selaras akan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Ia menegaskan, “Seorang wirausahawan harus memiliki pikiran yang kuat, hati yang kuat, dan dorongan yang kuat untuk bertahan dalam perjalanan ini.”

Kemudian, Nadia selaku pendiri aplikasi pencatatan dan data keuangan menceritakan perjalanan usahanya berawal dari melihat rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia. Hanya sekitar 36% masyarakat memahami dasar pengelolaan keuangan. Terlebih, saat itu, masih sulit menemukan platform edukasi keuangan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut menginspirasinya mendirikan NGO CerdikMapan, sebelum kemudian bertransformasi ke platform digital yang lebih scalable, “Waktu itu saya pikir AI bisa membantu untuk membuat ini scalable. Akhirnya saya pergi sekolah ke MIT dan belajar berbagai ilmu yang membantu saya, seperti coding, design, dan prototype,”

Kemudian pada 2020, terciptalah Sribuu, aplikasi keuangan pertama buatan Nadia di tengah situasi pandemi. Ia mengisahkan tantangan yang dihadapi Sribuu meski berhasil memeroleh 500.000 pengguna dalam waktu kurang dari setahun, tetapi tidak menghasilkan pendapatan, “Ternyata monetisasi consumer tech tidak semudah itu, traction bukan berarti revenue. Kami punya ratusan ribu pengguna, tapi nol pemasukan.”

Kondisi tersebut mendorong keputusan sulit berupa layoff lebih dari 50 persen tim. Ia pun mengubah keseluruhan strategi bisnis menuju model bisnis Fintelite yang kini digunakan bank dan institusi keuangan besar.

Menurut Nadia, kunci membangun startup adalah timing, keberuntungan, ketahanan mental, dan cash flow. “Entrepreneurship itu perjalanan mental, mulai dulu dari passion, tidak perlu ide besar, cukup ide yang dekat dengan hidupmu. Namun, bersamaan dengan itu, cash flow is everything, tanpa itu, bisnis tidak akan bertahan,” tegasnya.

Melalui kuliah tamu ini, kedua narasumber menyampaikan pesan yang sama, memulai dari hal kecil dan menyiapkan mental menghadapi tantangan dunia bisnis adalah bagian terpenting dalam perjalanan kewirausahaan. FEB UI berharap kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk berani berinovasi, memahami dinamika membangun bisnis, serta menerapkan wawasan praktis dalam pengembangan ide usaha ke depan.