Budi Frensidy: Kecil Kemungkinan Indonesia Terkena Resesi Ekonomi

Kecil Kemungkinan Indonesia Terkena Resesi Ekonomi

Oleh: Prof. Dr. Budi Frensidy – Guru Besar FEB UI

 

MediaIndonesia – (11/9/2022) GURU Besar FEB Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan, Indonesia diakui sebagai negara di Asia Pasifik yang paling kecil kemungkinan mengalami resesi setelah India, mengutip data dari Bloomberg.

India diperkirakan tidak mengalami resesi di tahun ini alias 0%, lalu Indonesia kemungkinan mengalami resesi sebesar 3%, diikuti Filipina dengan 8%, Thailand dan Vietnam dengan 10%.

Lalu, Malaysia diperkirakan mengalami resesi 13%, Tiongkok, Hongkong, Australia, Taiwan dan Pastikan diramal mengalami resesi 20%. Jepang dan Korea Selatan sebesar 25% dan terbesar Sri Lanka yang diperkirakan mengalami resesi 85%.

“Indonesia nomor dua paling kecil kemungkinan kena resesi karena terpengaruh inflasi global. Kita kalah dengan India. Kalau analisis saya, India itu mengandalkan konsumsi dan ketahanan pangan mereka lebih besar,” ucapnya dalam Diskusi Zoomnomics oleh FEB Universitas Indonesia, Minggu (11/9).

Budi mengungkapkan, banyak negara mengalami inflasi tinggi di atas inflasi normalnya, seperti Amerika Serikat (AS) yang normalnya sekitar 2%, melonjak naik hingga 9,1% pada Juni lalu.

AS bahkan sudah menaikkan suku bunganya dari 0,25% di awal tahun ini, menjadi 0,5% di Maret 2022. Terus naik capai 1% pada Mei, 1,75% di Juni, dan menjadi 2,5% pada akhir Juli lalu.

“Dan angka itu diperkirakan akan naik lagi pada September ini hingga 3,5% dan hingga 4% di tahun depan. The Fed prnah menaikkan suku bunga 17 kali berturut-turut pada 2028 lalu,” jelasnya.

Menurut Budi, menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi saat demand masih rendah, bisa membuat stagnasi hingga menimbulkan resesi atau stagflasi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berujar perekonomian Indonesia masih kuat di tengah krisis pangan dan energi serta ancaman resesi global.

Ia menyebut, di Inggris mengalami inflasi terburuk dari 40 tahun terakhir, yakni menembus 10,1% (year on year) per Juli 2022. Berdasarkan survei Bloomberg, tingkat probabilitas resesi Amerika Serikat sebesar 40% dan Eropa 55%.

“Mereka pun harus menaikkan suku bunga dan juga likuiditas untuk memerangi itu. Namun dengan situasi kita saat ini dan fiskal yang suportif, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik,” terangnya.

Di tengah tekanan inflasi global, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, ekonomi Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,44% secara yoy pada kuartal II 2022. Pendorong utama ekonomi tumbuh melesat adalah adalah konsumsi rumah tangga yang pertumbuhannya mencapai 5,51% dan distribusi 51,47%. (OL-8).

 

Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/521793/kecil-kemungkinan-indonesia-terkena-resesi-ekonomi